1. Dingin

578 39 1
                                    

Dingin, seperti sorot mata gadis yang duduk di sudut ruangan administrasi. Memangku map yang bertumpuk, diam tidak minat dengan pekerjaannya.

Bosan, terlalu santai tidak ada tantangan, "ngantuk," Kim Nana lagi-lagi menguap ditengah jam kerja.

Menghela napas lalu memandang monitor bosan. Kesibukannya hanya berselancar di youtube sambil menyumbat telinganya dengan headset agar tidak ada yang mengajaknya bicara. Lagi-lagi gadis ini membungkam mulutnya.

"Nana, map!" Peringatan dari rekan satu ruangannya.

"Hm," balas gadis itu malas.

Diantara penghuni ruangan itu hanya dia yang masih setia dengan status single, disaat rekannya telah memiliki suami ataupun pacar. Dia masih betah dengan kesendirian.

"Kenapa? Pagi pagi murung," tanya rekannya bingung.

"Ngantuk," balas gadis itu seadanya.

"Masih pagi," balas rekannya lagi.

"Iya karena pagi, jadinya ngantuk," tambah Nana malas-malasan.

Teman satu divisi Nana hanya bisa menghela napas. Maklum dengan kelakuan Dia yang makin hari makin aneh. Seharusnya suasana hati gadis itu baik, karena memang tidak ada hal yang harus membuatnya murung. Pacar saja tidak punya. Berbeda dengan penghuni lain, setiap hari pasti ada saja membahas soal pernikahan.

"Emang lo ga mau nikah?"

"Ya mau lah, ga selamanya gue sendirian," jawab Nana sewot.

"Ya makanya cari pacar sana," titah mereka.

"Gue carinya suami bukan pacar."

"Emang lo mau langsung nikah? Ga mau pacaran dulu? Ga takut bawa kucing dalam karung."

"Ya gak gitu juga," lagi-lagi jawaban Nana membuat temannya pusing.

Misi penyelamatan Nana pun terbentuk, teman seruangan alias rekan satu divisinya menyempatkan untuk mencarikan gebetan buat Dia.

"Ga bosan apa ke acara nikahan sendirian mulu," oceh temannya itu geregetan.



🍓🍓🍓


Sepulang dari kantor, Nana merenung. Perkataan teman-teman kerjanya itu benar, tapi hati dia masih untuk teman kuliahnya dulu. Gadis cuek dan sedikit memiliki sisi feminim ini membuat dirinya sendiri masuk kedalam friendzone. Kalau dia tidak menerima perlakuan manis dari teman kuliahnya dulu, tidak mungkin dia dalam situasi yang merugikan banyak waktu.

"Yang mau sama gue siapa coba?" Gumamnya.

"Ngomong manis? Gak bisa,"

"Jutek sama orang? Iya,"

"Nyebelin? Iya,"

"Bicara aja irit kalau lagi males, senyum aja gue males kalo badmlod," batinnya.

Kesehariannya cuma rumah ke kantor dan begitu terus menerus, monoton.

"Butuh lingkungan baru ini buat ketemu jodoh," batinnya.

Tahun ini dia genap berusia 25 tahun bagi perempuan itu sudah cukup matang untuk menikah. Impian menikah di umur 25 tahun, itu resolusi dia saat masih berusia 22 Tahun.  Teman kuliahnya sendiri pun telah meninggalkan dia, memilih untuk menikahi gadis yang serius untuk bisa diajak ke pelaminan.

Wajar saja cuek dan tidak peka sudah menjadi kebiasaan Dia untuk menutup sifat pemalunya, Dia suka kepikiran jika merasa tidak sesuai ekspektasi.

Bahkan teman sekolahnya gemas sendiri, mantan pacarnya saja sudah menikah dan Nana sendiri pun malas menjalin hubungan. Seperti orang gagal move on saja.

"Yang penting gue mau jalan sama siapa aja bebas, gak ada yang larang, gak mesti jaga perasaan orang," slogan Nana.

Padahal teman dekat gadis ini banyak, bahkan dia lebih sering bergaul dengan anak cowok. Di antar-jemput sama cowok, tapi tetap saja statusnya hanya teman, mentoknya juga sahabatan. Mamanya saja sampai kebingungan. Semua yang menjemput anaknya itu hanya berstatus teman.

Teman dekatnya yang perempuan sudah mulai cinta-cintaan bersama sang pacar. Wajar saja sudah mulai memikirkan pasangan, quality time mereka tidak sesering dulu.

Nana: lo jangan pacaran mulu please, gue kesepian ini

June : kapan gue pacaran mulu cuk

Nana : story lo cinta cinta mulu. Lo kan baru daftar  jadi kaum bucin

June : sembarang kutil badak

Nana tertawa membaca chat, mungkin jika ada orang lewat depan rumahnya,  Dia bisa disangka gila karena terlalu keras tertawa dalam rumah yang sepi.

June : lo sekolah dulu bucin aja gue no komen

Nana mendengus, dia tidak suka masalalu percintaannya diungkit kembali, putus masih sayang itu bikin trauma bagi hatinya yang lembut.

Nana :  gue bucin dulu  masa bego gue itu

June : udah putus aja lo ngomong gitu
June : masih jadi pacar lo panggil badut sayang
June : paan tu badut, lo kata orang sirkus apa tu kakak kelas

Nana ngakak parah. Matanya sampai berair, menertawakan dirinya yang menjadi budak cinta pada masa abu-abunya. Bukankah masa abu-abu memang terkadang membuat  menjadi kelabu. Setidaknya dia punya cerita saat tua nanti.

Nana :  pengen punya pacar tapi yang komit buat nikah

June : sono cari noh di kantor lo kan rame tu cowoknya
June : makanya kaga usah gengsian kemaren, di gebet orang kan anak IT kantor lo itu

Nana pun semakin kacau, di blokirnya data aplikasi chatting dan beralih menonton drama korea. Setidaknya hidupnya berwarna berkat oppa oppa ataupun dedek dedek gemes dari dunia fangirling.






Tbc...

Note:
Semua namanya di ganti, ga dapet ide kalu bukan pakai nama yang gak biasa di pakai.

Secret Life Of My Partner [BBH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang