Keputusan Paris

24 5 0
                                    

Ini adalah mimpi buruk di satu malam.

Bukan, aku bukan akan menceritakan kisah dedemit ataupun roh jahat.

Aku hanya akan meluapkan satu keputusan seseorang yang mencuatkan kekecewaan mendalam pada hatiku.

Ini untuk kamu!

***

Kau tahu?

Aneh!!! Apakah perasaanmu sudah pekat menggelap?

Tenggang rasamu kunilai sangatlah rendah.

Keegosentrisanmu menguat, mengalahkan usia dasawarsa dari sebuah ikatan yang sakral.

Sadarkah kau? Bagiku ini terlalu cepat.

Kau seperti karakter makhluk yang mudah untuk melepaskan ikatan kenangan.

Demo di hati bagaikan drum-drum yang dentumannya mengeras bertalu-talu.

Apa karena aku perempuan? Kurasa semua perempuan yang waras akan merutuk keputusan kilatmu itu!

Aku meringis membayangkan, setipis itukah penghormatan terdalammu untuk seorang yang telah setia mendampingimu di setiap masa jungkir balik kepahitan hidupmu?

Tak bisakah bersabar menunggu sedikit lagi?

Menatap wajah semringahmu bersama yang baru, hatiku bagai terhempas brutal ke satu kota Morabadad yang sedang menanggung derita pilu.

Payung kertasku koyak di tengah badai hujan yang menghunjamkan.

Jiwaku mekar terluka. Dan kau seperti mengeraskan musik strathspeys, jigs, serta reels di kota kematiannya.

Sungguh ironis aku menontonnya.

Aku berani bertaruh, kau memang terbukti bukanlah cinta sejati dari orang yang kuhormati.

Kau hanyalah pejuang cinta yang begitu ringkih!

Kuterbangkan alunan doa untuk orang yang kusayangi.

Berharap yang kucinta tenang di alam keabadian.

***

Dan untuk kau?

Bolehkah aku mengemis ke Yang Maha Kuasa untuk memberikanmu sedikit pelajaran?

Sebab keterasingan baru yang kau ciptakan ini, telah menyempitkan rasa sesak padaku dan pada mereka yang pernah memuji perangaimu.

Ini kisah yang menyedihkan.

Kuucapkan selamat pada keputusan terburukmu!

-Gita-

Cerita Gita I✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang