Chapter 22

35.9K 2.2K 620
                                    

Kini Ken dan Wonwoo tengah memeriksa keadaan Rara. Suara tembakan tadi membuat Rara sangat terkejut hingga jatuh pingsan.

Kini mereka semua berada didalam kamar Rara. Mereka menghentikan pertikaian mereka terlebih dahulu demi kesehatan Rara.

Mungkin kalian berpikir bahwa  Rara telah tertembak. Namun Rara hanya hampir terkena tembakan jika saja Alex tak mengarahkan pistolnya ke arah orang yang akan menembak Rara.

Ada penyusup diantara bodyguard yang dibawanya. Alex sangat marah akan hal itu, hingga ia kembali menembak penyusup itu berkali-kali hingga ia juga membakar mayat itu hidup-hidup membiarkannya berteriak kesakitan.

"Bagaimana keadaannya Ken?" tanya Alland, khawatir.

"Rara baik-baik saja... Dia hanya terlalu shock," ucap Ken, setelah memeriksa keadaan Rara.

Mereka menghela nafas lega. Mereka sangat khawatir dengan keadaan Rara, mengingat seberapa besar kasih sayang mereka pada Rara.

"Kau lihat... Itu gara-gara kau yang semb—"

"Stop Max, jangan saling menyalahkan...ini salah kita semua. Kita tak bisa berpikir dewasa. Kita hanya memikirkan diri kita sendiri tanpa memikirkan Eunsa," ucap Hendrey, memandang sendu putri bungsunya.

"Kau benar. Ini juga salahku...aku tidak berfikir dewasa hingga melakukan tindakan ini. Aku hanya ingin tetap bersama dengan putriku. Hanya itu yang kuinginkan, aku sangat menyayanginya," ucap Alland. Ia merasa bersalah sekarang.

"Sebaiknya kalian selesaikan masalah kalian diluar... Aku akan memantau keadaan Rara disini," ucap Ken.

"Kita biarkan saja ia istirahat terlebih dahulu," ucap Wonwoo.

"Huft... Baiklah. Ayo kita keluar."

"Aku disini dulu pah, aku ingin menemani kembaranku," ucap Eunwoo.

"Baiklah... Jaga dia."

Kemudian mereka semua keluar dari kamar Rara menuju ruang tamu untuk menyelesaikan permasalahan mereka.

"Jadi... Bagaimana?"

"Apa keputusan kalian saat ini?" tanya William, selaku yang paling tua disini.

"Kami ingin tetap bersama Rara," ucap Alland.

"Dan tentu saja kita juga tak ingin berpisah darinya pah," ucap Hendrey.

Mereka terdiam cukup lama. Segala pemikiran bersarang di otak mereka saat ini. Mereka tidak ingin mengorbankan kebahagiaan Rara demi kebahagiaan mereka sendiri. Mereka hanya menginginkan Rara bahagia.

"Kita akan tinggal bersama," ucap William memutuskan, yang membuat mereka sangat terkejut dengan keputusan tersebut.

"Apa!! Tidak kakek... Aku tidak ingin mereka ikut ting--"

"Cukup Max," ucap William, mengangkat tangannya menyuruh Max untuk berhenti.

"Tak ada bantahan. Ini semua demi Rara...sampingkan ego kalian."

"Hari ini dirinya hampir terluka karena kesalahan kita."

"Tidakkah seharusnya kalian sadar hah!!"

"Aku mengakui kesalahanku... Aku membohongi Rara bahwa kalian tidak tulus sayang padanya. Dan kalian juga telah berusaha mencelakai Jihyun kami. Jadi anggap saja ini impas."

"Kita sama-sama orang yg egois, dan licik."

Mereka terdiam. Benar, yang diucapkan pria tua itu memang benar. Mereka memang egois dan licik.

"Baik saya setuju. Mulai sekarang kita berdamai. Ini demi Rara," ucap Hendrey, final. Ia menjulurkan tangannya untuk menjabat tangan Alland. Menyepakati perdamaian. Walaupun di lubuk hatinya, ia masih menyimpan banyak dendam.

MY POSESSIVE BROTHER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang