›°Mirror 彡*•

« i'm sorry . 05 »

Jaehyun menunduk lesu. Yiyang lelah,sahabatnya ini memang tidak pernah mendengarkan omongannya. Jaehyun selalu minta pendapatnya didengarkan oleh Yiyang, tetapi Yiyang tidak pernah di dengarkan oleh Jaehyun.

"Sekarang terserah lo, lo nangisin Rose yang bahkan gak perduli sama lo lagi atau lo nangisin Heejin yag jelas jelas udah sedih karena lo." Ucapnya lalu pergi dari hadapan Jaehyun.

Jaehyun.

Ia jatuh berlutut di rumput rumput itu.Dia salah atau siapa yang salah? Sekarang bahkan dia tidak mengerti,Kenapa hatinya kini terlihat egois.

Hingga pundaknya di tepuk seseorang,Jaehyun menoleh. Mendapati sang adik tengah berdiri dengan tatapan sendu, dan wajah pucat. Jaehyun segera bediri memeluk Heejin,Ya setelah semua yang ia lakukan. Cukup membuatnya sangat menyesal.

"Kak Jae,Ngapain di sini?Celananya kotor jadinya kan?" Heejin menepuk nepuk lutut Jaehyun yang kotor.

"Maaf,Maafin kak Jaehyun ya..."

"Kak Jaehyun gak perlu minta maaf."

"Kamu sakit?"

"Tidak."

"Kenapa kok sendu banget?"

"Gak papa sedih aja,lihat kak Jaehyun berdiam disini."

"Kak Jaehyun selalu bahagia punya adik sepertimu,Tuhan adil."

•| ⊱✿⊰ |•

Heejin berlari menuruni tangga dan menuju dapur dengan antusias. Gadis bersurai kecoklatan itu terlihat seperti anak kecil yang baru saja mendapat gulali.

rambut warna warni,bagai gulali~~

Cukup,sampai situ saja.Kalian lanjutkan sendiri dalam hati.

"Kak kak!" Pekiknya di dekat telinga Jaehyun hingga membuat Jaehyun sedikit tergelitik.

"Apa ,hm?"

"Bunda sama Ayah mau pulang nanti malam?!"

"Iya tapi bawa Jeongho,Besok paginya ke Jepang lagi karena ada urusan."

"Yah,padahal Heejin mau ajak jalan jalan ayah."

"Iya,Nanti mau gak temani kakak untuk beli kado?"

"Oh ya?Mau sekali."

"Ajak Guno atau Juno?"

"Guno atau Juno ya?Susah nih.."

☎Dring..Dring..Dring...

Heejin segera menjawab telefon tersebut.

"Yeobeoseyo?"

"Heejin,Em tadi bang Jaehyun bilang kan?Mau keluar buat beliin ayah lo kado?"

"Yunho?"

"Ya ini Jung Yunho."

"Iya,Sekitar jam 3 deh."