26; in other side

2.7K 342 132
                                    

Dalam perjalanan pulang mengantar Younghee sore itu, Seungcheol menanyakan sesuatu yang membuat hati si gadis berdebar hebat.

"Younghee, bolehkah aku mampir ke apartemenmu malam ini?"

Karena pertanyaan itu sebelum pulang mereka membeli soju dan bahan makanan karena berpikir akan menghabiskan malam sambil menonton tv berdua.

Tapi itu hanya rencana awal. Acara nonton tv berubah tatkala tangan Seungcheol meraih tangan gadis itu, menggenggamnya erat tanpa berkata apa-apa.

Rasanya berbeda daripada saat bergandengan dengan Jeonghan. Tangan Jeonghan lebih kasar dan kokoh, sementara tangan gadis ini sangat halus, lembut, wangi, dan kecil.

"S-seungcheol."

Seungcheol menoleh, memberi tatapan penuh buai yang membuat Younghee merasa semakin gila dan menginginkannya. "Hm?"

Jemari lelaki itu lalu membelai surai-surai halus panjang hitam tebal milik si gadis, berbeda rasanya ketika membelai rambut Jeonghan yang pendek dan pirang.

Tidak ada kata-kata yang keluar. Wajah mereka semakin dekat, jarak itu di kikis, bibir itu tersapu oleh bibir lainnya. Sebuah ciuman yang segar, seolah ini adalah pertama kali Seungcheol melakukannya.

Ia sangat lembut dan sabar. Ia memperlakukan Younghee dengan baik sehingga gadis itu tak merasa khawatir.

Acara tv terabaikan. Ciuman itu mulai menimbulkan suara decak, mulai mengalirkan saliva dari ujung bibir, lalu tanpa sadar Younghee kini sudah duduk di atas pahanya.

"Younghee?" Ia meminta persetujuan yang segera diangguki oleh gadis itu. Ia tak ragu lagi melepas seluruh pakaian milik gadis itu dan akhirnya melakukannya, melakukan hal itu pertama kalinya dengan seorang gadis dan rasanya sangat berbeda. Ia menjadi sangat bergairah.

Berjam-jam terlewati hingga akhirnya Younghee tertidur di atas pangkuannya. Tubuh mereka masih telanjang dan basah. Ia mencium bibir gadis itu pelan, kemudian tersadar ponselnya bergetar di atas meja. Pelan-pelan ia meraihnya agar Younghee tidak terbangun, melihat nama Jeonghan tertera disana.

"Halo."

"Ayah!" Ia mendengar Jihoon berteriak. Suaranya bergetar entah karena apa.

"Jihoon, ada apa?"

"Ayah, ayah dimana? Papa sedang sakit, badannya panas sekali. Ayah cepat pulang, aku takut papa meninggal."

Saat itu sejujurnya Seungcheol tidak tega mendengar suara Jihoon. Anak itu pasti menangis dan khawatir di rumah, tapi Seungcheol tidak bisa meninggalkan Younghee sekarang.

"Berikan teleponnya ke papa."

Ia mendengar suara Jeonghan sekarang.

"Han, apa demamnya tinggi? Aku benar-benar sibuk sekarang."

"Tidak, ini hanya demam ringan. Jihoon terlalu khawatir."

"Tapi papa--" Ada suara Jihoon di belakang.

"Maaf mengganggumu, Seungcheol. Aku baik-baik saja, jangan khawatir."

Syukurlah, pikirnya. Ia tak perlu khawatir karena Jeonghan hanya demam biasa. Ia yakin Jihoon hanya sedikit panik melihat Jeonghan demam. Wajar saja, lelaki itu pasti kelelahan karena semalam Seungcheol terlalu kasar. Tapi ia yakin setelah istirahat banyak Jeonghan pasti segera pulih.






























Kok chapter kemarin kalian pada marah-marah sih :v

Daddy | JeongcheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang