🌻MBBIS🌻13

Mulai dari awal
                                    

Teman-teman Arland pun langsung saja memprotes. "Land, gak bisa gitu dong! Masa lo mau ngalah sama nih ibab!" kata Varel tidak terima.

"Lo tau ini seri!" kata Panji setengah geram.

Alex kemudian maju, menepuk-nepuk keras bahu Arland. "Sesuai perjanjian, malam ini dateng sendiri ke tempat biasa." ujar Alex dengan seringaiannya.

"Gak bisa gitu dong! Woy tai!" teriak Galang membuang rokok yang sedari tadi ada dibibirnya.

"Kalau lo gak dateng, berarti lo pecundang!" kata Alex tidak menghiraukan gertakan sertai protesan dari teman-temannya Arland.

"Oke." jawab Arland datar.

Kemudian Alex dan kawanannya pun pergi. Membuat para teman-teman Arland protes tidak terima.

"Land! Kenapa lo iyain sih? Lo tau kan kalau Alex itu orangnya licik." ujar Revan menghela nafas kasarnya.

"Si tai gak bakal biarin lo menang, Land!" kini giliran Panji bersuara.

"Malam ini kita ikut." seru Edo menimbrung.

Kalimat Edo lantas membuat Arland menoleh. "Gak! Ini urusan gue, gue gak mau kalian ikut campur." kata Arland langsung menolak.

"Terus, kita bakal biarin lo dihabisin sama dia? Land, Alex gak mungkin sendirian. Bisa aja dia sama teman-temannya yang lain." Varel menepuk pundak Arland.

"Kalau itu bisa bikin dia puas, gue ladenin." jawab Arland tanpa ragu.

"Land."

"Gue balik," kata Arland tanpa mau menjawab semua pertanyaan teman-temannya. Ninja itu pun langsung melesat pergi dari tempat itu.

•••

Malam pun telah berganti pagi. Karna terlalu lama diluar malam tadi, ditambah dengan acara begadang sampai pagi, membuat laki-laki itu terpaksa menerima kesialan dipagi hari bahwa ia terlambat, lagi. Dan lebih sialnya lagi, ia harus memakai mobil saat ini, karna motornya saat ini sedang berada dibengkel.

Jika tidak mengingat ancaman sang Papa. Laki-laki itu lebih baik membolos dari pada masuk ke dalam.

"Pak, bukain!" kata Arland tidak santai pada satpam yang asik membaca koran diposko.

"Oalah den Arland kenapa baru dateng?" satpam bertag nama Juni itu pun melangkah menuju gerbang.

"Bukain!" kata Arland berusaha sabar.

"Aden udah telat, gak boleh masuk." jawab Pak Juni berusaha melarang.

"Gue beliin rokok deh entar." bujuk Arland tidak kehabisan akal.

"Udah telat pake nyogok lagi. Bagus!" suara lain lantas mengintruspsi kedua lelaki beda usia itu.

Dari arah samping, terlihat si ketos yang kini tersedekap dada seraya memandang Arland jengah. Sedangkan Arland tidak peduli.

"Bacot! Pak bukain cepet." gertak Arland sama sekali tidak menghiraukan ocehan Alle terhadapnya.

"Pak, biar Alle aja yang urus." ujar Alle maju kedepan gerbang.

"Bukain woy!" teriak Arland kesal karna satpam itu malah menurut kepada Alle. Yang memiliki hak sekolah ini adalah dirinya, kenapa malah gadis menyebalkan didepannya ini yang sok berkuasa.

"Lo gak punya jam apa dirumah, jam segini baru masuk?" kata Alle mencibir sekaligus menyindir.

"Gak usah banyak bacot! Buruan buka!" gertak Arland memegangi tiang pagar itu dengan kasarnya.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang