My CEO, My First Love |18| |One Reason|

38.5K 1.7K 15
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Miranda mengeratkan pelukan tangannya di leher Jordan. Ia menyanggah kepalanya dengan bahu lebar Jordan. "Kenapa aku nggak boleh kembali ke apartemenku?" tanya Miranda dengan sangat lembut sehingga membuat Jordan mengurungkan niatnya untuk menurunkan Miranda. Saat ini mereka berada di kamar Miranda seusai kerja dan baru sekarang ada yang mau mengalah untuk berbicara duluan setelah perdebatan mereka tadi.

Jordan sedikit menolehkan kepalanya. "Apakah dengan aku menjawab jujur kamu akan menurut?" tanyan pria yang berekspresi datar itu dengan suara dingin.

Deg. Baru kali ini Jordan berucap sedingin itu kepadanya. Dan kata-kata itu sedikit menyentil hati Miranda. Wanita yang memandang Jordan dengan campur aduk itu teringat bahwa selama ini ia lebih sering bahkan hampir selalu melawan Jordan daripada menuruti pria itu.

"Nggak kan?" Jordan menurunkan Miranda dari gendongannya namun Miranda menahan kedua tangannya melingkari tengkuk Jordan.

Miranda menatap Jordan putus asa. Ia bingung harus berkata apa lagi dan harus seperti apa. Tinggal bersama dengan pria tidak terasa benar namun dirinya pindah tanpa persetujuan Jordan juga tidak terasa benar. "Tidak bisakah kamu memberiku satu alasan agar aku yakin memilih tinggal disini?"

Jordan tersenyum kecut. "Bagaimana kalau aku katakan karena aku mencintaimu? Apa kamu akan percaya? Tidak kan? Percuma-"

Miranda mengeratkan kedua tangannya sehingga jaraknya dan Jordan semakin dekat. Lalu ia menggeleng sambil menatap Jordan yakin dan tulus. "Aku nggak meragukannya. Kamu sudah melakukan banyak hal untukku Jor. Aku pasti gila jika memilih rasa minderku dan membuatmu kecewa, daripada mencoba merasa percaya diri bahwa aku pantas untuk kamu cintai."

Jordan menyentuh pinggang Miranda dan mendorongnya hingga tubuhnya dan tubuh Miranda hampir menempel. Pria itu memiringkan kepalanya. Mata birunya menyelami mata hitam Miranda. "Jangan pernah merasa minder lagi karena kamu adalah wanita hebat Mi dan hanya milik Jordan Cruz seorang."

Sedetik kemudian, Jordan mempertemukan bibir mereka dengan lembut sambil memejamkan matanya. Dilumatnya bibir Miranda dengan seluruh perasaan dan keinginan yang ia miliki. Akhirnya ia merasa lega setelah sekian jam tidak berbicara dengan Miranda.

Miranda membalas pagutan Jordan dengan sedikit kelabakan. Kakinya berjinjit. Ia mengerang pelan saat lidah Jordan menyeruak masuk.

"Sungguh, aku ingin menciummu seperti ini sejak kita SHS Mi," ucap Jordan di sela-sela ciuman mereka sambil mengusap punggung Mirandan.

My CEO, My First Love [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang