My CEO, My First Love |7| |Dictator|

53.4K 2.5K 60
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote and comment!

Happy reading!

Thank You!

***

"Miranda, mandi dulu sana. Udah malam. Perempuan gak baik mandi malam-malam," ucap Jordan sambil turun ke dapurnya yang terdapat Miranda yang sedang menyiapkan makanan. Tangan Jordan mengusap-usap rambutnya yang basah, menandakan pria itu baru selesai mandi.

"Nggak bawa baju ganti," jawab Miranda sekenanya masih sambil sibuk menyiapkan pecel yang mereka beli tadi.

"Pakai yang tadi baru beli Mi." Jordan memang membelikan pakaian untuk Miranda dan Felix juga.

"Baju pergi semua sir." Pakaian yang baru mereka beli tadi memang rata-rata baju untuk kerja dan resmi.

"Jordan, Miranda," Jordan mengingatkan lagi sambil duduk di depan Miranda. Matanya memandang lekat Miranda yang sedang menyiapkan makanan.

"Calon ibu rumah tangga yang baik," gumam Jordan.

"Hah?" tanya Miranda mendengar gumaman kecil dan tidak jelas.

"Pakai bajuku aja," jawab Jordan tanpa mengalihkan pandangan ataupun berusaha menyembunyikan salah tingkahnya.

"Tapi-"

"Sana mandi dan pakai bajuku. Tidak ada penolakan." Jordan memasukkan kedua tangannya di saku celananya sambil menatap Miranda tegas.

Miranda berdecak. "Dictator."

Jordan mengangguk penuh percaya diri. "Yes, I am. Pilih bajuku di walk in closet."

Miranda mengangguk tidak rela. "Hmm. Ah ya, kalau kamu mau, makan duluan aja gak papa," ucap Miranda sebelum melangkah menjauh. Wanita yang sedang menaiki tangga itu memang telah selesai menyiapkan makanan mereka.

"Permisi ya Jor!" teriak Miranda saat ia hendak membuka pintu kamar Jordan.

"Iya! Kamar mandinya ada di sebelah walk in closet Mi!" sahut Jordan sambil tersenyum saat mendengar panggilan Miranda padanya.

"Oke." Miranda memasuki kamar Jordan dengan perlahan. Aroma khas Jordan Cruz langsung bertemu dengan penciumannya. Mata Miranda menyusuri setiap sudut kamar Jordan karena saat pertama kali masuk ke kamar Jordan ia tidak terlalu menyusuri kamar pria itu.

Terdapat banyak foto di kamar Jordan. Foto dirinya sendiri menjelang dewasa. Foto keluarganya. Foto dengan para sahabatnya. Foto kelas 12 bersama dimana ada Miranda di dalamnya dan itu cukup membuat detak jantung Miranda meningkat. Dan deg! Ada foto Jordan dan Miranda hanya berdua. Foto itu diambil saat acara kelulusan SHS mereka. Tapi anehnya bagaimana bisa Jordan memiliki foto itu? Karena foto itu diambil dengan ponsel Miranda. Bahkan Miranda sudah kehilangan foto itu. Saat itu yang meminta foto memang Miranda karena itu pertemuan terakhir mereka. Awalnya Miranda mengira Jordan menolak. Tapi ternyata Jordan bersedia. Mereka akhirnya berfoto dengan sorakan dari teman-teman mereka.

Miranda duduk di tepi kasur Jordan lantas menatap foto mereka berdua yang diletakkan dinakas itu lalu Miranda mengambilnya dan mengusapnya pelan. Senyum tipis terbit di wajah Miranda membuatnya semakin cantik. Namun apa alasan Jordan memajang foto mereka? Apa pria itu juga memiliki perasaan yang sama? Tapi apa mungkin? Miranda tidak mau berasumsi. Ia takut asumsi itu hanya berakhir sakit hati dan harapan palsu. Sudah cukup.

My CEO, My First Love [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang