10. Trauma Due To Loss

1.9K 231 113
                                    

Ahra tertegun melihat sekeliling ruang kerja milik Byun Baekhyun dengan kedua bola mata indahnya yang dipenuhi binar-binar temaram tanpa alasan. Tak pendar dan tak ada pula satupun sisi dimana hal menarik tersebut terlewat begitu saja dari pandangan matanya. Seolah tersihir dan ketakjuban tersebut enggan hilang dalam kurun waktu yang singkat.

Begitu mengingat pun mencoba mengambil kesimpulan dari semua yang berterbangan apik memenuhi jelaga pandangannya. Melihat bagaimana rapihnya seisi ruangan yang di penuhi kesan klasik kental menenangkan membuat suasana menjadi nyaman, itu yang dirasakan oleh Ahra. Ahjussi terlihat seperti seseorang yang hangat terlepas dari sikap nya yang mudah marah, sesungguh nya Ahra bisa merasakan jika Ahjussi adalah lelaki yang pengertian.

Kemudian ia beralih pada beberapa tangkai bunga dalam kanvas segar yang gadis itu yakini baru saja diganti tadi pagi.

Ia masih menempatkan parasnya untuk menghadap pada lima buah vas bunga dengan isi yang beragam dan berbeda-beda. Vas pertama: tepat mengawali barisan pada ujung sebelah kanan, berwarna putih dengan bunga Morning Glory di dalamnya. Cantik adalah satu kata yang terlintas. Vas bunga kedua: berwarna merah muda pudar senada dengan Tulip Merah yang mengiasai genangan air di dalamnya. Entah kenapa Ahra merasa semuanya memiliki arti yang mendalam.

Bunga-bunga ini ada beberapa di tempat tinggalnya.

Kemudian ia beralih pada vas yang ketiga: dimana bunga Lavender dengan medan aksen berwarna senada, bagaikan dua benda yang bertemu dan menjadi luar biasa ketika di satukan.

Namun ketika manik matanya tertuju untuk melihat vas bunga keempat gadis itu nampak sedikit mengerutkan kedua alisnya. Dari apa yang sudah ia amati sebelum ini, tentang ketiga vas bunga yang terlihat begitu indah dengan makna yang indah pula lalu mengapa bunga keempat ini terasa begitu pekat. Bunga nya adalah Marigold dimana kesenduan tiba-tiba hadir lalu seakan-akan menjadi penyeimbang bunga keempat, Anyelir juga nampak menyempurnakan sebagaimana dirinya mengikuti perjalanan bunga lainnya.

Ahra tidak suka melihat dua bunga terakhir, ia harus bilang pada Ahjussi untuk mengganti dua bunga terakhir. Ia tidak akan membiarkan kecantikan ketiganya di dampingi dua ketidaklarasan.

"Kalian berdua setelah ini cari tuan baru ya, Ahjussi akan segera menggantimu." kicaunya sebelum berbalik dengan pendar matanya mencoba mencari dimana gerangan lelaki setengah agak tua yang tadi datang bersamanya.

Hingga keberadaan Ahjussi di balik meja besarnya yang nampak tengah sibuk membuat Ahra mendekat, "Ahjussi jangan mendiamkan Ahra." teguran gadis itu tidak membuahkan respons, "Ahjussi tidak lihat Ahra? Ahra besar gini masa tidak lihat?"

Baekhyun menghentikan kegiatannya lalu menarik nafas begitu dalam, gadis ini tidak akan diam jika di diamkan.

"Bicara sekali lagi, aku akan mengembalikan mu." kesalnya dengan manik mata ia suguhkan secara tajam, namun hal tersebut nampaknya tak sedikitpun menciutkan nyali seorang manusia menyebalkan seperti Ahra.

"Yasudah terserah Ahjussi. Sibuklah disini dan anggap rumah sendiri, Ahra mau lihat-lihat."

Berusaha acuh dengan sengitan si Ahjussi, Ahra memilih untuk berlalu. Hingga suatu objek seolah mencuri perhatian gadis itu yang membuat ia mendekat sesaat, mencuri pandang sejenak pada si Ahjussi dibelakang sana yang masih berkutat dengan setumpuk berkas di atas meja kerjanya (Ahra memaklumi jika Ahjussi masih tidak dalam mood yang baik karena terus saja ia goda).

Mereka baru saja terlibat perdebatan panjang saat perjalanan kemari. Tetapi jika dipikir lagi Ahra yang seharusnya marah tetapi kenapa jadi Ahjussi yang lebih marah dari pada Ahra? Ini bukan masalah sepele karena dari apa yang terjadi tadi sudah membuktikan bahwa Ahjussi tidak bisa menjadi pria yang gentleman. Mendebatkan tentang siapa yang duduk di belakang dan siapa yang duduk di depan, dia benar-benat tidak mau mengalah.

He Is My Ahjussi!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang