04. Immature Plans

2.5K 346 97
                                    

Kata orang salah satu kelemahan diri adalah disaat mengambil keputusan. Teramat bimbang juga butuh pertimbangan yang matang. Salah sedikit itu artinya kau habis dengan rencana mu sendiri.

Hari yang semakin larut juga keadaan yang terus menekan pikiran akan semakin membuat seseorang itu kebingungan dengan sendirinya. Melakukan atau tidak, berbuat atau diacuhkan. Semua hanya berputar pada poros kebimbangan.

Baekhyun tengah memandang luar jendela menyaksikan hamparan jalan yang dipenuhi beberapa kendaraan juga pejalan kaki. Disana sekitar 300 M dari mobilnya terpampang sebuah lautan air mancur. Bergerak berirama dengan sebuah iringan lagu klasik menenangkan.

Kilas balik kenangan itu muncul dalam pikiran dimana ia dan Amara beberapa kali mengunjungi tempat tersebut. Berjalan bergandengan tangan sembari terus menyaksikan dan menikmati pertunjukan air mancur di akhir minggu. Sungguh indah jika di ingat namun juga terlalu sesak untuk dirasakan. Perbedaan yang signifikan antara masa indah maupun masa kelamnya saat ini.

Baekhyun trauma dan benar-benar takut dengan semua kenangan indahnya. Ia tidak lagi percaya kebahagiaan juga tidak pula berharap pada secuil perasaan baru yang seharusnya ia munculkan untuk melupakan sosok Amara.

Ia nyaman berada di zona aman yang ia buat sendiri.

Satu kuluman di bibir Baekhyun arahkan sebelum pandangannya beralih pada gadis di sampingnya. Yoon Ahra, tengah tersenyum melihat pemandangan luar. Butuh beberapa menit lagi menuju lintasan Helikopter dimana Baekhyun akan meninggalkan kota ini. Seharusnya bisa saja ia menggunakan transportasi kereta yang membutuhkan waktu hanya kurang dari dua jam. Tetapi ia adalah orang sibuk. Waktu kurang dari dua jam itu bisa saja Baekhyun gunakan untuk menyelesaikan deadline powerpoint.

Apa salahnya menggunakan Helikopter? Itu pun punya Baekhyun, dia orang kaya. Buat apa memiliki benda mahal seperti itu jika tidak digunakan.

"Wah! Lihat itu bagus sekali."

Lamunan Baekhyun terhenti ketika ia memfokuskan pandang pada benda di luar mobil yang membuat gadis itu berisik. Di arah jam dua wahana kincir angin nampak dipenuhi banyak pengunjung. Lampu menyala terang menyorot bagaimana wahana itu berputar merotasikan bola-bola berisi orang tersebut untuk di naik turunkan.

"Kau mau kesana?" pertanyaan Baekhyun membuat Ahra menoleh dan memandang lelaki itu dengan mata yang berkedip-kedip.

Suara pelan Baekhyun membuat gadis itu sedikit menggeser badannya berusaha mendengar lebih jeli apa yang dikatakan lelaki di sampingnya ini. Perbincangan mereka tidak didengar oleh Sehyun karena lelaki itu masih asik pada ponsel dan lagi suara musik dari mobil membuat kebisingan lebih pada bagian depan.

"Memangnya bisa? Itu tempat apa? Ahra boleh kesana?" tanya penasaran gadis itu yang penuh dengan antusias.

"Itu taman bermain, siapa saja boleh kesana." jawab Baekhyun yang tengah menyamankan posisinya.

"Benarkah? Mau! Ahra mau kesana! Ahjussi dan Sehyun oppa akan ikut kan?"

Ahra memelankan nada suaranya di akhir kalimat. Mempoutkan bibirnya pertanda ia tidak akan pergi kesana meski ingin jika sendirian.

"Ikut, begini ... kau kesana dulu lalu pesankan tiket di loket itu. Aku akan menyusul setelah memberitahu Sehyun."

Mereka yang tengah berhenti di lampu merah memudahkan pandangan Ahra untuk mengamati pintu masuk taman bermain. Penuh pencahayaan dan ramai. Seketika itu pula antusiasme Ahra kembali meningkat, ia dengan tegas mengangguk yang mana memunculkan sebilah senyuman dari sudut bibir Baekhyun.

"Hentikan mobilnya." titahnya pada lelaki bermarga Nam itu.

"Ha?"

"Berhenti saja." satu kata dari Baekhyun berhasil menghentikan laju mobil.

He Is My Ahjussi!Where stories live. Discover now