09. Quarrel Before Accident

3.2K 311 175
                                    

Terjebak dinginnya kota Seoul di tengah lunturnya butiran salju yang bergerak perlahan turun ke tanah pribumi dengan eloknya seakan singgasana terindah untuk ia duduki adalah ilalang kusut beserta sungai yang sedikit keriput.

Menambah kesan bahwa musim kali ini bukanlah satu-satunya bilangan dari musim yang terdingin. Masih teringat jelas lima tahun lalu dimana satu-satunya yang terlihat dari pandangan legam Byun Baekhyun adalah sosok Amara yang tengah mengigil kedinginan ketika mereka menyusuri tenang gemulainya sungai Han (tepat sebelum insiden memilikinya itu terjadi).

Baekhyun sebenarnya menolak tegas bagaimana lantunan permohonan itu terucap dari bibir manis sosok gadisnya kendatipun ia telah mengetahui bahwa hujan salju berkadar minimum akan turun di malam itu. Tetapi pada dasarnya Amara adalah gadis yang keras kepala. Terlepas dari semua itu Baekhyun pun akan menuruti semua yang di inginkan kekasihnya.

Berakhir dengan genggaman tangan yang sama sekali tidak ia lepas (berharap kedinginan akan hilang dengan secercah kehangatan dari telapak tangannya) seulas senyuman tanpa sepatah kata yang menggiring penuh kenyamanan pada setiap langkah yang mereka utuskan dahulu.

Dan saat ini ketika matanya memandang hamparan luas sebuah perairan (seperti sungai yang tenang dengan puing-puing gumpalan kabut putih musim dingin) Baekhyun terus saja terlena. Kembali mengingatnya dan percayalah melupakan suatu kebutuhan suatu kepemilikan itu begitu pelik untuk dilakukan.

Amara-nya sudah tiada dan gadis itu sudah tenang disana. Baekhyun benar-benar teramat merutuk dirinya, mencaci maki dan menyalahkan akal sehatnya yang tidak berfikir rasional waktu itu.

Dimana saat-saat terakhir dimana Amara menyisakan sedikit hembusan nafas tercekat untuk berbicara dengannya tetapi Baekhyun sengaja pergi (acuh lebih tepatnya).

Bersamaan dengan bagaimana dirinya yang teramat berang atas pertengkaran mereka beberapa waktu terakhir (soal gadis bermarga Moon itu yang menempuh penerbangan lusa malam ke Los Angeles untuk melanjutkan studi kedokteran yang tengah ia jalani) tanpa sepengetahuannya dan Baekhyun mengetahui hal tersebut dua hari sebelum keberangkatan.

Jelas dia marah dan sehari sebelum kepergiannya atau terhitung sehari pula Baekhyun menghindar untuk tidak bersedia bertatap paras. Namun sebuah kecelakaan menimpa gadis Moon itu, kecelakaan kecil dimana Amara berusaha menyelamatkan dirinya yang hampir saja tertimpa sebuah guci kayu diatas rak ruang kerja Baekhyun (saat gadis itu berkunjung untuk terus meminta maaf dan meminta izinnya).

Amara terluka di sudut kepala dan lengan kanan tanpa goresan lainnya karena Baekhyun pun dengan sigap menarik kekasihnya untuk mendekat, berusaha pula untuk menghindar. Karena kepanikan melihat darah yang Baekhyun rasa tidak akan berhenti dengan mudah, secara cepat ia mengambil alih tubuh Amara dan membawanya ke rumah sakit.

Setelah pembersihan luka dan pemeriksaan dilakukan, mereka berdua hanya diam duduj di lobby dengan IGD. Saat itu Baekhyun tidak mengucapkan sepatah kata dan melangkahkan kakinya untuk pergi (dia akan membeli secangkir minuman hangat untuk Amara dan mencoba untuk membicarakan masalah mereka) karena untuk selamanya pun Baekhyun masih belum terima Amara berbuat sesuka hati seperti itu dan meninggalkannya sendiri.

Hampir tiga puluh menit lebih untuk Baekhyun membawa dua gelas Americano hangat dikedua tangannya, langkah lelaki itu lebih ia percepat saat menyadari jika kepergiannya tadi tidak meninggalkan sepatah kata guna penjelasan pada Amara terkait hilangnya dia.

'Tapi kunci mobil ketinggalan di tempatku duduk'

Jadi gadis itu akan menunggu karena seperti biasanya yang gadis itu tahu Byun Baekhyun akan kembali. Langkah nya sudah hampir sampai pada bangku depan IGD sampai suara gemerisik dan roda dari ranjang yang didorong cepat membuat Baekhyun meninggikan langkah (pasien gawat darurat harus segera ditangani di IGD)

He Is My Ahjussi!Where stories live. Discover now