One More Night

2.3K 295 9
                                    


Disarankan untuk baca DayLight dulu sebelum membaca One More Night.♥

So I cross my heart and I hope to die
That I’ll only stay with you one more night

~Maroon 5

Entah sudah berapa kali dia mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di atas meja sambil melirik jam berwarna perak yang melingkar di lengan kirinya. Satu jarumnya yang pendek menunjuk di antara angka delapan dan sembilan, sedang jarum yang lebih panjang tepat di angka lima.

Kau terlambat sepuluh menit, Manobal!

Jennie sudah duduk di tempat itu sejak lima belas menit yang lalu. Tepat lima menit sebelum waktu yang sudah mereka sepakati untuk bertemu dan sekedar mengobrol.

Sudah beberapa minggu ini mereka tetap berhubungan, sekedar lewat pesan singkat atau media chatting lainnya. Namun hari ini berbeda, Jennie telah menyusun untuk pertemuan kedua mereka, secara teknis.

Dress tipis berwarna pastel yang ia kenakan tak berhasil menghangatkan tubuhnya. Beberapa kali ia menggosok kedua lengannya. Ia cukup bersabar untuk hari ini.

Tidak! Aku tidak bisa kehilangan, lagi.

UGH!

Ia mulai kehilangan kesabaran, café di sudut jalan yang cukup sepi berhasil menarik perhatiannya. Dekorasi yang simple, minimalis namun terlihat kalem dan anggun. Mengingatkan Jennie padanya.

Kata –nya membuat senyum di wajahnya semakin lebar.

Mengapa aku merasa seperti ini, begitu menyedihkan!

Menyedihkan dalam konteks yang berbeda tentunya. Karena dengan menyedihkan itulah yang berhasil membawanya sampai disini. Sampai hari ini dan masih berharap. Sesuatu yang menyedihkan itu telah menumbuhkan kembali bagian dalam dirinya yang sudah lama hilang. Mati suri karena kemauannya sendiri. Dan akhirnya, setelah sekian lama hidup kembali. Seperti lampu tidur saja, pikirnya. Ia tertawa sendiri.

“Sorry… ibu kota macet.” Desah napas yang terengah-engah, seorang gadis memegangi kedua lututnya sambil berusaha memasukkan oksigen sebanyak-banyaknya ke dalam paru-parunya.

“Waw.. tarik napas Lisa!” Jennie menyodorkan segelas air putih. “Minum.”

Tanpa banyak berpikir, Lisa langsung menyambarnya dan menyesap habis isinya.

Gadis itu tertawa kecil, cute pikirnya.

“Jadi?” Lisa bertanya setelah napasnya sudah cukup kuat untuk berbicara dengan jelas.

“Jadi apa?”

Lisa memutar mata lalu duduk di kursinya. Meja bundar dan diiringi dengan musik yang mengalun lembut di sudut café membuatnya kembali tenang. Dari tempatnya duduk, ia dapat mengamati neon sign tepat di depan pintu bertuliskan ‘Venus café’, indah. Seperti namanya, dewi cinta. “Kau mengajakku bertemu disini hanya untuk menanyakan pertanyaan konyol semacam ‘jadi apa’?” Lisa menirukan gaya Jennie dengan sebal.

Namun, gadis itu hanya tertawa. “Iya aku mengajakmu kemari, aku ingin bertemu denganmu.” Jennie tersenyum dengan eye-cat-killernya. Tanpa sadar, Lisa menahan napas.

Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: Mar 24, 2020 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

OneMoreNight-JenLisa (Song-Fic)Kde žijí příběhy. Začni objevovat