23. Heart Beat

739 96 7
                                    

"Hari ini hari bersih-bersih dorm!" pekik Jihoon seraya berkeliling ke setiap kamar para member ditemani Mashiho.

"Yuhuuuu! Ayo bangun hyungdeul, dongsaengdeul!" jerit Mashiho sambil membunyikan wajan dan sendok yang ia bawa.

Hyunsuk terkejut ketika ada suara bising mengganggu tidurnya. Perlahan ia membuka matanya, dan hal pertama yang ia cari adalah ponsel. "Woyy! Masih jam 8 kenapa pada berisik sih?" tanyanya sama-sama memekik.

Kepala Jihoon tampak menyembul di ambang pintu. "Hari ini hari bersih-bersih dorm, Hyung! Dorm kita udah kotorrrrr banget kayak kandang Junghwan, mana kemarin ada tamu lagi, kan malu."

"Kandang Junghwan?"

"Kandang sapi maksudnya, Hyung!" Jihoon tertawa dengan leluconnya sendiri.

"Ahhh, tapi kan hari ini ada jadwal," ucap Hyunsuk mencari alasan.

"Jadwalnya kan ntar sore, Hyung. Pagi ini kita bersih-bersih dulu. Kayaknya kamar Hyunsuk Hyung deh yang paling berantakan." Jihoon kemudian merangsak masuk ke kamar Hyunsuk dan langsung menarik paksa tubuh hyungnya agar mau bangun.

Akhirnya semua member pun dibangunkan secara paksa. Mereka terlihat protes karena harus bangun dua jam lebih awal. Namun, begitu mereka menyantap sarapan roti bakar yang disiapkan Mashiho, mendadak mereka kembali bersemangat.

Dan begitulah mereka, menghabiskan pagi hari dengan bersih-bersih dorm. Rupanya benar kata Jihoon, kamar dengan tingkat keberantakan paling parah adalah kamar Hyunsuk. Beberapa member sampai membantu proses bersih-bersih kamar tersebut.

"Asahi-ya! Tolong buangin sampah itu ke tempat sampah di belakang dorm ya! Sama pisahin juga yang organik atau non-organiknya," ujar Jihoon.

"Iya, Hyung."

Asahi mengangkat plastik sampah besar dengan tangannya. Tidak terlalu berat, namun cukup sulit untuk dibawa karena terlalu besar. Alhasil, bukannya dibawa, kantong sampah tersebut malah diseret oleh Asahi.

Saat ia membuka pintu belakang, Asahi melihat seorang gadis berhoodie tengah mematung di dekat tempat sampah. Setelah Asahi mengamati wajah gadis itu dari jauh, ia kemudian teringat sesuatu. Asahi pun berjalan menghampiri gadis itu sambil menyeret kantong sampahnya.

"Jihan-ssi?" panggil Asahi ragu. Entah Asahi mendapat keberanian dari mana untuk menyapa seseorang terlebih dahulu, apalagi menyapa seorang perempuan.

Sedangkan gadis yang Asahi sangka adalah sepupu Doyoung itu tampak terkejut dan langsung meminta maaf seraya membungkuk sopan. Gadis itu berniat untuk pergi sebelum ditahan oleh pertanyaan Asahi.

"Lo bener sepupunya Doyoung yang kemarin ke dorm Treasure kan?"

"Ahh iya, maaf," jawab gadis itu sambil tersenyum sopan. Gadis itu kembali berniat untuk pergi saat Asahi kembali bersuara.

"Dorm Treasure aneh ya?" tanya Asahi random.

"Hah? Maksudnya?"

"Soalnya dari tadi diliatin terus sampai nggak kedip," ujar Asahi sambil memilah sampah, lalu membuangnya sesuai dengan jenis.

Jihan nyengir malu. "Kebetulan gue lagi jogging terus lewat sini."

"Mau ketemu Doyoung? Biar gue panggilin," ujar Asahi.

"Ahh, nggak! Nggak! Gue cuma lewat aja kok, A... sahi-ssi?" Jihan menyebut nama Asahi dengan ragu-ragu, takut kalau salah.

"Panggil aja Asahi," ujar Asahi datar. Jihan hanya tersenyum kaku. Mereka akhirnya sama-sama terdiam. Asahi masih berkutik dengan sampahnya, sementara Jihan memandangi bangunan dorm yang tinggi.

Setelah Asahi amati, ternyata sisi dorm yang dari tadi menjadi pusat perhatian Jihan adalah kamar Hyunsuk. Asahi bisa mengetahui itu dari jersey-jersey yang digantung Hyunsuk yang tampak jelas dari jendela. Juga beberapa kali Hyunsuk terlihat mondar-mandir di kamarnya karena sedang bersih-bersih.

"Member Treasure lagi bersih-bersih dorm," ujar Asahi tiba-tiba. "Biar nggak aneh lagi dormnya."

Jihan langsung membuang pandangannya dan terkekeh. "Emang ada bersih-bersih dorm biar dormnya nggak aneh? Lagian yang bilang aneh itu kan lo, Asahi!"

Ada desiran aneh di dada Asahi tatkala Jihan memanggil namanya terang-terangan. Sementara Asahi masih menerka-nerka apa yang ia rasakan, gadis itu meraih jepitan yang ia pakai untuk memilah sampah.

"Sampahnya banyak banget, biar gue bantuin," ujar Jihan.

"Ehh, nggak usah," Asahi merebut kembali jepitannya dan tak sengaja menyentuh tangan gadis itu yang akhirnya membuat keduanya sama-sama melepaskan jepitan tersebut karena terkejut. Asahi buru-buru mengambil jepitannya sebelum Jihan melakukannya terlebih dulu.

"Sorry, sorry," ucap gadis itu.

"Nggak apa-apa."

"Y-ya udah gue permisi dulu," ujar gadis itu sambil berlalu.

Asahi termenung. Sampah yang belum ia pilah masih banyak. Alih-alih melanjutkan kegiatannya, ia malah terbengong. Diam-diam tangannya bergerak menyentuh dada kirinya. Seketika Asahi segera menepis tangannya sendiri. Kenapa jantungnya berdetak cepat seperti ini?

EASE - HYUNSUK x ASAHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang