9. Longing Grows

1K 153 4
                                    

Sudah beberapa hari ini Asahi selalu terganggu dengan suara ketukan pintu. Selama itu pula, ia mengurung diri di dalam kamarnya. Ia benar-benar tidak ingin diganggu siapapun setelah ia takkan bisa lagi mempercayai siapapun, bahkan lingkungan terdekatnya.

Hari ini pun ketukan-ketukan itu kembali terdengar. Samar-samar Asahi mendengar teriakan di balik pintu.

"Sahi-ya! Ada paket dari Jepang!"

Asahi buru-buru membuka pintu ketika ia mendengar negara asalnya disebut. Tampaklah Hyunsuk di balik pintu sedang menenteng sebuah paket sambil nyengir.

"Nih, ada paket hehe," Hyunsuk menyodorkan paket yang entah apa isinya.

"Makasih Hyung," Asahi menerimanya dengan wajah datar namun tak bisa dipungkiri bahwa ia sangat penasaran dengan paket tersebut.

"Eh eh!" Hyunsuk memekik begitu Asahi hendak menutup pintu kamarnya begitu saja. "Gue boleh masuk ya?" mohonnya.

"Mau ngapain?"

"Main aja ke kamar lo."

"Kamar gue gak ada mainan," Asahi langsung menutup pintu kamarnya begitu selesai berkata demikian.

Hyunsuk berakhir ngedumel sendiri karena kesal. "Dia kan punya seperangkat alat rekaman, piano, gitar, pensil warna, spidol, berani-beraninya bilang gak punya mainan? Apa harus gue borongin timezone ke kamarnya biar gue boleh masuk?" gumamnya sambil berbalik meninggalkan kamar Asahi.

Sementara Asahi menimang-nimang paket yang baru saja ia terima. Tidak terlalu berat. Ia sangat penasaran, dari siapa paket itu dikirim dan apa isinya. Mengingat ia sangat jarang menerima paket, apalagi dari Jepang.

Begitu ia mengamati paket tersebut secara seksama, ia terkejut. Di sana tidak tertulis namanya, melainkan nama Mashiho. Asahi bahkan sampai memeriksanya berulang-ulang. Ia tak cukup heran karena selama ini Mashiho lah yang kerap menerima kiriman dari Jepang. Tapi yang ia herankan adalah, kenapa Hyunsuk memberikan paket ini kepadanya?

Asahi buru-buru membawa paket tersebut keluar dari kamarnya menuju ke kamar Hyunsuk. Setelah pintu diketuk beberapa kali, muncullah Hyunsuk dengan cengiran yang masih sama.

"Ini bukan buat Asahi, tapi buat Mashiho," ucap Asahi seraya menekankan pada namanya dan nama Mashiho. Asahi menyerahkan paket itu dan langsung pergi begitu saja, meninggalkan Hyunsuk yang terbengong.

Sejujurnya, Hyunsuk sudah tahu bahwa paket itu ditujukan untuk Mashiho dan memang sengaja menyerahkan paket itu bukan kepada Mashiho, melainkan Asahi untuk sebuah tujuan. Kalau Asahi menyadari kekeliruannya, Hyunsuk berharap Asahi bisa menyerahkan sendiri paket tersebut untuk Mashiho, atau paling tidak mengembalikan paket tersebut kepadanya. Namun, melihat reaksi anak itu yang lebih dingin daripada sebelum-sebelumnya, Hyunsuk jadi khawatir.

Sementara Asahi kembali ke kamarnya dengan perasaan tak karuan. Hatinya kembali bergejolak setelah sekian lama karena mendapat sesuatu dari negara asalnya, mungkin dari keluarganya. Tapi harapan indah itu ternyata hanya berusia beberapa menit karena dalam sekejap saja sudah roboh.

Asahi melempar badannya ke kasur. Ia menatap langit-langit kamarnya dengan gusar. Pikirannya menerawang, hatinya masih merasakan euforia akan kampung halaman. Tiba-tiba ia rindu kehidupannya sebelum diliputi ketenaran.

"Gue pingin pulang," lirihnya.

EASE - HYUNSUK x ASAHIOù les histoires vivent. Découvrez maintenant