Safira melipat tangan didada."Tetep aja dia tuh salah, seenaknya aja ngatain orang. Pengen gue tenggelem ke sungai Amazon tuh orang." gerutu Safira sendiri.

Sedangkan Alle hanya bisa menggeleng heran. Sahabatnya itu memang emosian.

Tin!

"Whatt the fuck! Pukul gue Al! Pukul! Itu bukan Mikadong kan?" racau Safira bak orang kesurupan saat sebuah motor ninja melalu mereka. Bukan, bukan karna itu. Melainkan seseorang yang laki-laki itu bonceng. Yaitu sahabat mereka, Mikaila.

Dan lebih mengagetkan lagi, Mika dibonceng oleh salah satu temannya Arland. Yaitu, Varel.

Safira langsung menghampiri Mika yang baru saja turun dari motornya Varel disusul Alle di belakangnya. Tanpa diduga, ternyata banyak kawanan Varel yang nongkrong ditempat parkir.

"Mika! Oh my good!" kata Safira tak percaya.

"Woy tai! Lo bonceng cewewe?" kata Panji yang baru saja datang.

Ada yang berbeda dari Mika, mata gadis itu sedikit sembab. Gadis berambut panjang itu langsung saja menghampiri Alle dan memeluknya.

"Al gue gak mau! Al." rengek Mika langsung. Alle pun lantas menepuk punggung Mika sebentar. Ia sama sekali tidak mengerti kenapa sahabatnya ini.

"Bang, lo hamilin anak orang?" celetuk Ansel ngawur.

"Si jones! Kalau ngomong mikir dulu napa!" kata Panji meraup wajah Ansel, membuat laki-laki itu menggerutu akibat ulah kakak kelasnya itu.

"Si Mikail lo apain?" tanya Panji penasaran. Panji berpikir sejenak, tidak mungkin kan teman kampretnya satu ini bobol anak orang?

Pikiran laki-laki-_

"Lo pikir gue malaikat apa hah?!" sentak Mika langsung. Enak saja m

"Mikail nama malaikat kan ya?" celetuk Ben seketika.

"Ya iyalah ogeb! Gitu aja gak tau lo!" oceh Panji menoyor kepala Ben sekilas.

"Mik udah, yuk ke kelas." ajak Alle merangkul sahabatnya itu. Nanti akan ia tanyakan kenapa masalahnya.

Mika pun mengangguk. "Kalian duluan," kata Alle menatap keduanya. Menandakan ada yang harus ia urus terlebih dahulu.

Safira dan Mika pun paham. Mereka pun akhirnya berlalu pergi.

"Gak masuk juga, tos?" tanya Panji was-was. Pasalnya, jika Alle masih berada disini bagaimana caranya mereka bisa bolos?

Alle menatap empat laki-laki didepannya. "Mau masuk atau disini?" tanya Alle seraya mengeluarkan buku kecil miliknya. Tanpa menghiraukan pertanyaan Panji barusan.

"Masuk kok masuk." jawab Ben langsung dan diangguki Ansel.

"Belum bel juga," sahut Varel cuek.

"Nah itu, jadi kita nanti aja masuknya." timbrung Ansel cepat.

Kringg... Kring.

"Udah bel kan?" kata Alle tersenyum puas.

Keempat laki-laki itu saling pandang kemudian beranjak dengan tatapan lesunya. Alle pun lantas berbalik dan berjalan terlebih dahulu.

"Bunuh orang boleh gak sih?" dumel Panji kesal.

"Jangan bang kasian," sahut Ben langsung dengan memasang wajah sok kagetnya.

"Kok lo malah belain tuh ketos sih?" sungut Panji sebal berkacak pinggang.

"Nih ya, ibaratnya makanan nih kan gak enak kalau langsung dibuang tanpa dicicipi ya kan?" cerocos Ben menurun-naikan alisnya.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now