8%

2.7K 449 58
                                    

"Holy crap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Holy crap."

•••

Mark menatap deretan pesan di layar ponselnya, keningnya mengerut dalam saat netranya membaca kata demi kata yang tertulis di sana. Pemuda itu sesekali mengacak helai kelamnya begitu membaca ulang pesan tersebut, memastikan agar dirinya tidak salah mengeja huruf yang teruntai menjadi kata.

Sedang seseorang di seberangnya nampak acuh tak acuh bersama satu kantung besar keripik kentang berperisa madu dan mentega. Mulutnya sibuk mengunyah dan mengecap rasa manis, sedang kepalanya dimiringkan sedikit ke kiriㅡmenebak apa yang ada di dalam pikiran pemuda dengan marga yang sama dengannya.

"Hei," mulainya mencoba menarik atensi Mark. Dan ketika panggilannya membuat Mark menoleh, dia melanjutkan, "Kamu terlihat seperti Kakek buyutku dengan kening yang mengkerut dalam begitu. Sesuatu terjadi?"

Mark mendesah jengah. "Yah, kupikir ini ada kaitannya dengan masa lalu danㅡKakek buyutmu masih hidup?"

Pemuda yang mengunyah keripikㅡChanㅡmengangguk. "Hm-m, dan dialah alasanku mengambil jurusan Arkeologi. Umurnya bahkan sudah lebih dari seratus dua puluh tahun, dan kamu tahu? Dia adalah maniak keripik kentang dan dia sangat cerewet, astaga dia sangat panjang umur."

Ugh, Mark sekarang tahu darimana asalnya gen cerewet dan maniak keripik kentang itu berasal.

"Kutebak dia masih bisa berjalan dengan baik tanpa tongkat."

"Wellㅡtongkatnya patah. Kayu, dan katanya dia memang tidak begitu memerlukannya."

Mark mengangkat sebelah alisnya. "Jatuh?"

"Aku merusaknya."

"Apa?!"

"Hey, santai saja, Bung! Itu tindakan yang tidak disengaja. Aku mengalihfungsikan tongkat kayunya sebagai tongkat golf, saat itu musim panas pertamaku sebagai murid menengah atas. Bukannya mengenai bola, tongkat itu justru memukul batu dan boomㅡ" Chan mempraktekkan suara ledakan dibarengi dengan gerakan tangannya yang super berbihan. "ㅡtongkat itu patah menjadi dua bagian."

Demi Tuhan, Mark ingin sekali mengutuk Chan dengan otak-miliknya-yang-hanya-punya-satu-sel.

"Kembali pada ceritamu. Apa tadi? Masa lalu?" tanya Chan kemudian, tangannya kembali meraih potongan keripik kentang dan menyelipkannya ke dalam mulutnya.

"Uhm, apa menurutmu ini semua memiliki pola? Maksudku, dimulai dari Pak Brian, lalu Pak Henryㅡguru musik yang saat itu juga pernah mendapat rumor berkencan dengan seorang gadis, lalu Jacob, dan...aku."

Kunyahan Chan terhenti, tatapannya seakan menerawang jauh. Hingga rahangnya mengetat dan ekspresinya mengeras.

"Canadian?" bisik Chan. "Apa kamu mendapat pesan dari seorang gadis?"

"Yeah, Mikayla."

"Holy crap."

"Chan...?"

Pemuda yang menjadi tetangga Mark itu menegakkan tubuhnya, menatap Mark tanpa berkedip dengan tajam. Napasnya terlihat mulai tidak beraturan, apapun alasannyaㅡMark yakin hal itu tidak baik.

"Jaga dirimu, dan akan lebih baik jika kamu menjaga jarak dengan gadis itu."

Mark mengerjap beberapa kali, nampak kewalahan dengan peringatan Chan.

"Wow, okay, calm down. Kenapa aku harusㅡ"

"Karena kamu harus melindungi dirimu sendiri dan orang di sekitarmu!" seru Chan, hampir menjerit. "Mikayla, dan segala obsesi gilanya pada pria Kanada. Tolong jangan lupakan berita yang kamu dengar tahun lalu saat libur musim dingin."

Bibirnya kelu, ah berita itu. Mark memejamkan matanya sejenak, kepalanya pening.

"Seorang gadis nyaris bunuh diri karena tuduhan tak berdasar, mendekati Pak Brian dan menjadi pemuas hasratnya. Heck, bahkan gadis itu hanya tersenyum satu kali pada Pak Brian."

Mark menoleh, "Darimana kamu tahu?"

"Gadis yang nyaris bunuh diri itu, temanku. Dia menceritakan segalanya, juga tentang ancaman Mikayla," jawab Chan. "Jadi jaga dirimu, juga gadismu."

"Chan, dia bahkan bukan kekasihku..."

"HOLY MOLY PINNEAPLE!"

"You mean a strawberry...?"

"TERSERAHㅡastaga, kupikir kalian berkencan?"

Mark menggeleng seraya mengusap pelan tengkuknya. Ah, wajahnya juga total memerah. Sedangkan Chan mendengus, kesal sekali mendengar kata 'bukan kekasihku'. DIA MERASA SANGAT FRUSTASI.

"Kami tidakㅡmaksudku, yeahㅡbelum. Ayolah, semua perlu waktu."

"Katakan itu pada Kakek buyutku yang bahkan mengajak Istrinya berkencan di dua puluh menit pertama mereka berkenalan."

Dan Mark tidak bisa tidak terkejut untuk itu.

- Comet -

It's been a loooong time omg i miss this story.

Constellation Series - January 2019

[Constellation Series] | Comet - Mark VersionWhere stories live. Discover now