3.3K 684 26
                                    

"You're cute

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

"You're cute."

•••

"Baiklah jika Supernova disebut sebagai ledakan bintang, lantas apa yang terjadi jika bintang itu meledak?"

Mark kala itu tengah memainkan permainan di ponselnya memilih menoleh ke arahmu. Memperhatikan bagaimana dahimu mengerut dalam mencari sebuah jawaban dari pertanyaan yang kamu buat sendiri. Bibirnya mengulas sebuah senyum tipis, ada sebersit rasa hangat kala netranya menatap tepat pada sisi wajahmu dari samping.

Jarinya menekan tombol power tanpa melihat layar ponselnya, Mark terbius. Menjadi tuli seketika pada sekelilingnya. Bagai kamera, netranya hanya terfokus pada satu titik dimana salah satu dari seluruh keindahan alam semesta berada di tempat yang sama dengannya. di sebelahnya.

"Maka bintang akan melepaskan massa dan energi yang luar biasa besar," jawab Mark lalu tersenyum, "bintang yang meledak bahkan akan seratus kali lebih terang dari cahaya awalnya."

"Begitu?" kamu menoleh, mendapati Mark tersenyum lembut dengan helaian poninya yang terusik sepoi angin. Hari ini Mark terlihat cerah—walau sebenarnya selalu begitu setiap hari. Dengan kaus biru tua dipadu celana putih, Mark tampil tampan dan sederhana. Kamu yakin para gadis akan bertekuk lutut jika Mark memberikan mereka senyuman lembut seperti sekarang ini.

"Hm. Kenapa tiba-tiba kamu membahas bintang? Tertarik pada salah satunya?"

Kamu terkekeh. "Hanya...yah, kurasa aku mulai tertarik pada bintang setelah sebelumnya aku menggilai teori tentang komet."

Mark menyugar rambutnya dengan jari, menatapmu kian lekat. Ada sebuah kerlip ingin tahu di sana, Mark begitu penasaran.

"Komet? Sejak kapan?"

"Obsesiku," jawabmu disertai tawa kecil, "aku menggilai komet sejak duduk di bangku sekolah dasar. Terdengar aneh, namun aku benar-benar menyukai semua hal berbau komet. Lucu, bukan?"

"Kamu? Well, kamu memang lucu."

"Maksudku komet, Mark..."

"Tapi aku hanya terpaku padamu, bukan komet. Salahku?"

Kamu menghela napas. Sejatinya bingung akan sikap sang pemuda yang seolah memberi harapan tanpa sebuah kepastian. Kamu tahu, kamu tertarik pada Mark. Sejak pertama kali kalian membahas soal alam semesta pada semester awal di perpustakaan, kamu mulai tertarik padanya. Pada kepribadiannya yang hangat, juga pada senyumnya yang begitu ringan nan lembut layaknya kapas. Katakan kamu gila, karena setiap Mark tersenyum atau tertawa karenamu, jantungmu berdebar kencang. Memompa darah hingga ke seluruh tubuhmu dan berkumpul di bagian wajah.

[Constellation Series] | Comet - Mark VersionWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu