6.5K 937 42
                                    

"Let's be friend!"

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

"Let's be friend!"

•••

Berbagai acara penerimaan mahasiswa/i baru sudah dilaksanakan beberapa hari yang lalu. Kini resmi sudah, kamu menyandang status sebagai mahasiswi baru di kampus idamanmu.

Dirimu masih berdiri di depan gerbang, menatap gedung yang akan menjadi rumah ke-dua mu nantinya. Terdengar hiperbolis, namun itu kenyataannya. Mungkin saja waktumu akan lebih banyak kamu habiskan di sini atau mungkin—

"Hey."

Sebuah tepukan mengalihkan atensimu dari gedung bercat putih di hadapanmu. Seorang pemuda—yang kamu yakini juga merupakan mahasiswa baru—berdiri di belakangmu dengan senyum lebar yang merekah indah. Kaus putih yang dibalut jaket denim membuatnya tampak cerah.

"Mahasiswi baru?" tanyanya membuat kepalamu bergerak, mengangguk sebagai jawaban.

Dia mengulurkan tangannya, masih tersenyum manis.

"Aku Mark, Mark Lee. Mahasiswa baru juga."

Dengan ragu, kamu balas tersenyum dan menjabat tangannya sembari menyebut namamu sendiri. Kamu heran saat ada pemuda yang mau memperkenalkan diri lebih dulu. Karena biasanya, pemuda seperti Mark enggan memecah kecanggungan saat pertama kali bertemu dengan menyebut nama bersama senyum manis yang menyertai.

"Aku dari jurusan Astronomi, eum, bagaimana denganmu?" tanya Mark lagi setelah jabatan tangan kalian terlepas.

Kamu tersenyum sumringah seketika. "Aku juga Astronomi!"

Mendengar seruanmu, Mark tertawa lepas. Terdengar lucu di telingamu ketika pemuda itu tertawa, oh—jangan lupakan fakta bahwa dia sangat amat tampan di waktu yang bersamaan.

"Baiklah. Kalau begitu kita—" Mark menggerakan kepalanya seakan mengajakmu melangkah bersama. "—mencari kelas?"

"Sure."

- Comet -

"Jadi kamu bukan berasal dari kota ini?"

Mark mengangguk sembari menyuap kentang tumbuk yang menjadi menu makan siang hari ini. Pemuda itu menelan makanannya sebelum menjawab, "aku pindah ke kota ini sekitar—enam tahun lalu? Atau tujuh? Tidak ingat."

Kamu ber-'oh' ria mendengar penuturannya. "Asalmu?"

"Kanada."

"Wow, hey Canadian!"

Kalian berdua tertawa bersama. Entah apa yang lucu, tapi bersama pemuda ini kamu merasa nyaman dan aman. Yang mana perasaan itu belum tentu dapat langsung kamu rasakan mengingat betapa enggannya kamu berinteraksi terhadap orang baru lebih dulu.

"Mark!"

Kepalamu dan Mark menoleh ke asal suara. Dimana seorang pemuda yang membawa nampan makan siang tersenyum cerah, diikuti seorang gadis yang melangkah di belakangnya.

Kamu melirik Mark. "Temanmu?"

Mark menghela napasnya, mengangguk dengan sedikit enggan. "Tetangga."

"Hey kawan—oh! Kamu makan bersama seorang gadis?" Pemuda itu berseru senang setelah menempatkan diri dengan nyaman di samping Mark. Mendengar celotehan temannya, Mark mendengus pelan.

"Diam Lee, dia teman sekelasku," jawab Mark. Kamu tersenyum canggung ke arah pemuda yang dipanggil 'Lee' tadi.

"Nama belakangmu juga Lee jika perlu kuingatkan," pemuda itu mendengus sebelum menyodorkan tangan kanannya semangat sembari tersenyum lebar.

"Aku Chan, Chan Lee."

"(Y/n)."

Chan menarik tangannya sebelum melirik gadis yang duduk di sampingmu. Ah, kamu hampir lupa tentang keberadaannya.

"Dia Yeri, temanku."

Gadis itu mengangguk singkat, memberikan seulas senyum yang sangat cantik. Surai panjang cokelat gelapnya terurai dengan indah, sesaat kamu merasa iri karena dirinya terlihat seperti boneka yang begitu cantik.

"Hey Dino, ada banyak kursi kosong di sini. Kenapa menghampiriku?" tanya Mark.

Chan berdecak kesal saat nama panggilan itu meluncur sempurna dari bibir Mark.

"Aku benci mengakui ini, tapi Dino terdengar kekanakan. Bisakah kamu memanggilku Chan saja?" protesnya membuatmu terkekeh bersama Yeri.

"Kenapa Mark memanggilmu Dino? But Dino sounds cute tho," balasmu yang langsung dihadiahi tatapan sinis dari Chan.

"Jangan kamu juga Nona Manis." Chan menggeleng. "Bukankah Dino terdengar seperti Dinosaurus? Oh ayolah, aku benci makhluk besar yang sudah punah itu!"

Yeri berdeham. "Tapi kamu meneliti tulangnya, Chan."

"Itu sebabnya aku benci mereka!"

"Arkeologi?" bisikmu ke arah Mark dan pemuda itu mengangguk singkat.

"Mimpinya sejak dulu," jawab Mark. "Itu yang dia katakan padaku. Entah kenapa dia malah membenci makhluk lucu tidak bersalah itu. Mungkin itu salah satu alasan juga kenapa beberapa orang memanggilnya Dino."

Kamu mengernyit. "Lucu katamu?"

"Um." Mark mengangguk. "Aku suka Dinosaurus."

"Seleramu luar biasa."

Kamu tertawa lagi saat Mark menunduk malu. Dan kejadian itu tidak luput dari tatapan kedua orang yang baru saja bergabung.

"Sepertinya kita salah berada di meja ini," ujar Chan yang diangguki Yeri.

"Ingin pindah saja?"

- Comet -

Constellation Series - February 2019

Constellation Series - February 2019

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
[Constellation Series] | Comet - Mark VersionTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon