PART 29

2.4K 368 4
                                    

Malam natal kali ini ditemani oleh ribuan salju yang menumpuk disetiap ruas jalan, membuat jalanan berwarna abu itu sedikit licin dan juga begitu dingin. 

Beberapa toko kini mengubah diri menjadi merah—merayakan hari raya yang megah diantara lagu natal yang kini diputarkan. 

Namun, apartemen itu tampak begitu sepi, dengan lentera yang menyala, kursi dengan penghangat, serta coklat panas di atas meja bulat dengan pemuda yang hanya memandang langit serta salju yang turun membasahi pijakan. 

Ia menghela nafasnya muram ketika waktu telah menunjukkan pukul 12 malam dengan kembang api yang kini memenuhi langit—ia menunggu, menunggu keajaiban yang mungkin akan diberikan santa untuknya. 

Keajaiban jika Kim Taehyung akan berada dihadapannya dan bukan meninggalkan sebuah note kecil didepan rumah mengenai password apartemennya.

Ia menunduk mengabaikan langit malam yang begitu terang disana—menimang mengenai perjalanannya ke Swiss esok hari—Haruskah dirinya pergi?

Ting

Tong

Jungkook tersentak dengan tubuhnya yang langsung berlari kearah pintu masuk, berharap jika itu adalah Kim Taehyung yang mungkin kembali dan datang untuknya—Berharap, jika santa akan mengabulkannya. Jungkook membuka pintu itu--hingga senyumannya pun luntur.

Tak ada siapapun.

Genggaman pada handle pintu itupun terlepas, dengan Jungkook yang menatap kosong kearah tembok dihadapannya, merasakan hawa dingin yang begitu menusuk diantara lorong hingga air matanya pun kembali menetes. 

Jungkook terisak dimalam natal yang harusnya membahagiakan—ia menutup matanya menggunakan lengan yang tertutup oleh piyama putih disana. Jungkook terluka—Jungkook pun rindu, pada Kim Taehyung yang kini benar menghilang. 

Namun, tangisan itu terhenti ketika dirinya menemukan sebuah pulpen yang tergeletak didepan pintu apartemennya, membuat keningnya berkerut dan kembali menunduk untuk mengambil pulpen dengan matanya yang mengedar mencari keberadaan orang lain. Hingga, Jungkook pun menemukan namanya disana, yang berarti pulpen itu untuknya. 

Jungkook menutup pintu apartemennya, memilih duduk beralaskan lantai kayu dan bersandar pada dinding--Ia menghapus jejak air matanya, dan menemukan satu tombol disana, menbuatnya menekan tombol itu--hingga .

Jingle bell, jingle bell, jingle bell rock
Jingle bells swing and jingle bells ring
Snowing and blowing up bushels of fun
Now the jingle hop has begun

Jungkook tersentak, mendengar suara barithone yang terdengar cukup lemah, suara yang indah dan selalu menenangkan menyanyikan lagu natal—Hingga, air matanya pun kembali menetes.

Jingle bell, jingle bell, jingle bell rock
Jingle bells chime in jingle bell time
Dancing and prancing in Jingle Bell Square
In the frosty air


Jungkook terisak—menyembunyikan pandangannya diantara kaki yang ia tekuk—suara itu—Jungkook benar merindukannya.

What a bright time, it's the right time
To rock the night away
Jingle bell time is a swell time
To go gliding in a one-horse sleigh

Giddy-up jingle horse, pick up your feet

Jingle around the clock
Mix and a-mingle in the jingling feet

That's the jingle bell rock

"Aargg!—"

Jungkook mengerang, tak mampu lagi menahan sakit dalam hatinya—Ia menepuk pelan dadanya hingga rekaman itu pun terhenti—

"Taehyungie—"

***

Jungkook menyeret kopernya dibandara internasional yang begitu besar kearah pintu keluar—menunggu jemputan karena dalam reservasi hotel itu tertulis bahwa akan tersedia jasa antar jemput—Ia menenggelamkan diri dalam syal tebal berwarna putih dengan aroma lavender yang rupanya parfum buatan Kim Taehyung itu sendiri. 

WINTER FLOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang