PART 28

2.5K 375 15
                                    

Jingoo kembali menatap kayu yang kini ada digenggamannya, ia bersiap untuk melayangkan pukulan itu begitu kuat pada Jungkook yang tak mampu bergerak disampingnya. Dengan amarahnya JIngoo pun melayangkan pukulan itu, tepat para kepala Jungkook yang kini menunduk.

BRAK!

Nafas itu terengah- engah, saling memburu dengan pandangan yang terkunci bagi pria berkulit tan yang mencoba melindungi pemuda yang kini berada dalam kungkungannya, potongan kayu itu kini digenggam begitu erat oleh Hoseok yang tengah mencoba melindungi adik tersayangnya, Kim Taehyung. 

Taehyung menelan ludahnya kasar dengan keringat yang membanjiri pelipisnya, ia tak bersuara hanya menunduk dan menatap sendu pada Jungkook yang kini terlihat begitu pucat. 

Jemari panjang itu terulur, melepaskan ikatan pada bibir Jungkook hingga pemuda itu mampu bernafas lebih baik dari sebelumnya. Taehyung mendengarnya, suara desahan muram dari bibir tipis yang gemetar disana. 

Jungkook terdiam cukup lama dengan pandangan gelap nya mencoba untuk menerka siapa yang kini ada dihadapannya, hingga air matanya pun menetes, membasahi ikatan hitam pada mata serta pipi kosong yang tak lagi bersemu merah disana.  

Hingga, Taehyung pun mengulurkan lengannya menyentuh pipi kosong itu dengan air matanya yang menetes perlahan disana—mendekatkan wajahnya dan mulai mendaratkan bibir tebalnya pada bibir tipis disana. 

Jungkook tersentak dengan kecupan lembut yang terlepas setelah beberapa detik dirinya tersadar. Jemari itu begitu lembut mengusap surainya, sebelum Jungkook kembali mendengar suara langkah yang menjauh disana—semakin menjauh bahkan tak mengizinkannya untuk bersuara. 

"Tae—hyungi"

**

Ruangan itu terasa mencekam dengan aura dominan yang dihasilkan oleh pria yang baru saja melewati pintu masuk dan langsung mengambil potongan kayu yang hampir mengenai tubuhnya—

Taehyung mengayunkan potongan kayu dengan paku itu kearah pria yang kini terikat dengan mata yang tertutup, bibir yang juga dipisahkan, dan telingan yang tertutup hingga hanya sunyi yang diterimanya.

BUK!!!

Taehyung mengayunkan penuh dengan amarah—nafasnya memburu dan peluh membasahi pelipisnya.

Ia membuka longcoat beserta jas formalnya, dan kembali melayangkan pukulan itu hingga pria yng terikat menjerit dalam gumaman untuk memohon ampunan. 

"Seharusnya aku memang tak berbaik hati padamu Lee Jingoo—" ucap Taehyung yang kini bertolak pinggang, menyorot tajam Jingoo yang kini menengadah, mencari suara samar yang penuh dengan siksaan disana.

BUK!!!

Taehyung menendang tubuh yang terikat hingga mengenai dinding yang begitu dingin. Ia mengeluarkan relvolver nya, mengarahkannya pada Jinggo yang kini hanya mencoba berteriak ketakutan dengan tubuhnya yang menggeliat. 

"Brengsek! Bahkan membunuhmu tidak memberikan kepuasan untukku!" 

Taehyung melangkahkan kakinya kembali menendang tubuh yang kini tak berdaya dengan darah yang mengalir disekujur tubuhnya—Ia menekuk lututnya, menarik kerah baju Jingoo yang dipenuhi oleh darah--

"Hadirlah dipengadilan besok—Aku sudah memiliki bukti yang kuat—" ucap Taehyung yang kini melirik pada anak buahnya--

Sosok yang ditemuinya di Jepang beberapa bulan lalu, pria yang mengikuti Jungkook yang merupakan suruhan Jingoo. 

Pria yang juga menculik Jungkook pagi ini karena suruhan Jingoo dan segera melaporkan pada dirinya yang sialnya tengah berada di Jepang. 

Namun, kamera tersembunyi itu kini menjadi saksi dan bukti jika Jingoo memang pembunuh keluarga Jeon, beserta DNA rambut yang telah berada ditangannya.

***

'Tersangka Pembunuhan Keluarga Jeon telah ditetapkan!
Dengan bukti sebuah video berdurasi satu jam dimana tersangka melakukan penyiksaan terhadap inisial JJ disebuah gudang di pinggir kota--
DNA rambutpun ditemukan dirumah milik keluarga Jeon yang dijaga oleh keluarga Park hingga saat ini --'


Berita itu menyebar begitu luas dengan setiap billboard yang kini memperlihatkan wajah tersangka, Lee Jingoo. Bahkan media sosial pun kini ramai untuk menyampaikan permohonan maaf pada Jeon Jungkook yang sempat menjadi bahan hinaan dan tersangka dalam pembunuhan keluarganya sendiri.

Jeon Jungkook, kini mengerjapkan matanya pelan mencoba terbangun dari tidurnya yang begitu panjang—hingga, matanya kini menangkap sebuah ruangan yang serba putih dengan suara monitor yang berbunyi cukup pelan. 

WINTER FLOWERWhere stories live. Discover now