PART 10

2.9K 441 17
                                    

Pria berkulit tan itu mengerjapkan matanya pelan, perlahan terbuka hingga matanya pun membulat sempurna. Ia segera bangkit dan duduk, mengedarkan pandangannya untuk memastikan dimana ia berada.

Ia menghembuskan nafasnya begitu berat, menyadari jika ia berada dipesawat komersil untuk perjalannya ke Jepan. Ia mengusap wajahnya kasar dan menyisir rambut panjang yang menutupi keningnya.

Taehyung terkejut, total terkejut karena ia mampu tertidur tanpa mengingat apapun, tertidur begitu nyenyak seolah ia tak ingin lagi terbangun. Taehyung melirik pada jam di pergelangan tangannya, menebak jika ia akan sampai di Jepang tak lama lagi.

Taehyung pun melirik kesampingnya, menemukan pemuda yang masih tertidur nyenyak. Ia membenarkan longcoat serta selimut disana, membuat pemuda itu semakin merengut terlihat begitu nyaman, lalu ia juga membenarkan rambut yang menutupi mata indah itu.

"Tuan dan Nyonya yang terhormat—Sesaat lagi kita akan mendara di Bandara Internasional Haneda di Jepang. Waktu setempat saat ini menunjukkan pukul 12 lewat 4 menit di siang hari. Waktu Jepang lebih lambat satu jam—"

Pengumuman itu mulai disuarakan oleh pramugari yang bertugas, tanda bahwa kurang dari delapan menit pesawat akan mendarat dan memberikan peringat untuk bersiap menggunakan sabuk pengaman, melipat meja ataupun menyimpan laptop.

Namun, Taehyung masih tenang dalam posisi menatap pemuda yang tidak terganggu dengan pengumuman kencang sebelum akhirnya seorang pramugari datang dan bersiap untuk membangunkan Jungkook.

"Aku bersamanya—" ucap Taehyung singkat dengan tatapan penuh arogansi, hingga pramugari itu hanya membungkukan tubuhnya,tersenyum singkat lalu pergi meninggalkan Jungkook yang masih tertidur dan Taehyung yang tetap berada disampingnya.

Melindungi pemuda yang selalu dipenuhi oleh ketakutan hingga Taehyung ingin mengetahui segalanya, tentang pemuda itu.

***

Dret

Dret

Dret

Ponsel itu terus berdering sejak satu jam yang lalu, bahkan sejak pemiliknya mendaratkan diri pada kasur besar dalam kamar hotel yang telah ia pesan sejak jauh- jauh hari.

Ruangan itu tampak remang dan lebih hangat dibandingkan diluar, bahkan salju mulai turun rintik- rintik di distrik yang tak pernah mati di Jepang.

Pemiliknya semakin merengut menyusup pada longcoat yang hampir menutupi seluruh tubuhnya. Namun, suara deringan ponsel itu terus memaksa untuk membuka mata, perlahan dan penuh kesulitan hingga hanya jemarinya yang terulur pada nacas mencari pnsel yang terus berdering.

"Yob—"

"Yak! Jeon Jungkook! Kau dimana? Kau sudah sampai? Kenapa tidak menghubungiku?"

Jungkook terkejut dengan matanya yang kini membulat sempurna, segera bangkit dan berdiri disamping kasur berukuran kingsize dengan mata yang sedikit memerah dan ponsel yang kini hanya digenggam disamping tubuhnya.

Jungkook menatap setiap sudut kamar hotel itu, hingga ia memilih melangkah kearah pintu keluar, membuka pintu kamar dengan kasar dan matanya menangkap sosok manager baru yang terlihat cukup sibuk.

"Apa ada sesuatu? Apa yang terjadi?" ucap manager pria itu, merasa terkejut karena Jungkook terlihat cukup panik setelah bangun dari tidurnya yang cukup nyenyak dipesawat tadi.

WINTER FLOWERWhere stories live. Discover now