PART 6

2.8K 445 14
                                    

Angin berhembus begitu kencang, membawa salju kearah barat begitu cepat, rintikan itu membuat segalanya semakin mencekam dengan darah yang kini tertimbun dan kembali muncul diatas salju.

Bau amis itu semakin terasa kuat dengan merahnya yang semakin menghitam. Sosok pemuda yang menunduk itu tetap bersipuh dengan isakan tangis yang perlahan hilang, menatap genangan darah yang sukses membuat tubuhnya gemetar.

Namun, telinganya menangkap langkah kaki yang mendekat, cukup membuatnya tersenyum sangat tipis seolah mendapati kematian adalah hal yang benar diinginkannya. Jemari yang ia kepalkan begitu kuat kini terlepas, terjatuh kesamping tubuhnya yang semakin dingin karena salju.

"Bawa pria pembunuh itu pada Manda—"

Taehyung memerintah kembali sebelum ia menghentikan langkah dan mengambil sebilah pisau dari saku celana. Mata kelam itu tetap menatap pemuda dihadapannya dengan kaki yang kini ia tekuk mensejajarkan pandangannya dengan pemuda yang meminta kematian.

Ia menyeringai tipis dan berharap pemuda itu lari ketakutan setelah menyadari apa yang diminta. Karena malam ini, Taehyung ragu—sangat ragu.

Jungkook mendongak setelah cukup lama tak mendapati pergerakan pada pria itu—Namun, sebelum sempat ia melakukannya, rambutnya telah dicengkram dengan keningnya yang kini jatuh pada bahu pria itu—membiarkan topinya yang terlepas dan terjatuh mengenai tanah hingga aroma vanila dan lavender itu bercampur—begitu manis dan menenangkan.

"Kau yakin?"

Suara husky itu terdengar, membuat Jungkook merasakan nafasnya sesak dan jemarinya yang terus gemetar walaupun Jungkook mengangguk—karena dirinya benar merasa lelah. Hingga, Jungkook pun merasakannya cengkraman pada rambut yang semakin kuat.

"Ketika kau tidak tahu apa yang akan aku lakukan—itu akan lebih menantang" Bisik Taehyung yang kini mencoba untuk menghilangkan keraguannya—Karena pemuda itu harus menjemput kematian setelah melihat pembunuhan yang ia lakukan.

"Tutup matamu—"

Taehyung mencengkram erat pisau kecilnya diatas bahu yang kini mengarah pada leher bersiap untuk menyayat. Persetan jika Taehyung tak mengenal pemuda itu, karena pemuda itu datang padanya dan meminta penuh keputusasaan.

Namun, sesuatu itu mendesakkan keraguan walaupun pemuda itu telah menutup matanya. Taehyung mendengarnya deru nafas yang begitu sesak, degup jantung yang begitu cepat dan keringat yang keluar dari pori rambut bahkan ketika salju turun semakin cepat.

Dan—Taehyung semakin merasa ragu—Ketika aroma manis itu terus mengetuk indera penciumannya.

Hembusan nafas Kim itu semakin memburu dengan jemari yang gemetar dibawah salju pertama dimusim dingin. Ia memejamkan matanya sejenak, membenci karena ragu itu terus menerpa.

Hingga dengan cepat Taehyung pun menjatuhkan pisau miliknya, meraih sebuah suntikan pada saku longcoat, menusukkan nya tepat pada nadi yang terdapat dileher itu dan meninjeksikan cairan hingga habis tak tersisa.

Jungkook tersentak merasakan cairan yang masuk kedalam tubuhnya, terasa begitu sakit namun tidak sesuai permintaanya—Namun, Jungkook bersyukur, pria itu mungkin memberikan kematian untuknya.

Mata itu tertutup perlahan, menjatuhkan kepalanya pada bahu lebar begitu tenang, hingga yang terakhir Jungkook ingat adalah aroma lavender yang begitu menenangkan dan lembut secara bersamaan—Jungkook menyukainya.

"Sialan—"

Taehyung melepaskan cengkramannya, melepaskan pemuda itu dari bahunya dan membiarkannya tergeletak diatas tanah, dibawah salju yang turun begitu deras. Jarum suntik itu pun ia lemparkan asal dan ia menengadah menatap langit disana.

WINTER FLOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang