OY_15

381 36 2
                                    

Selamat membaca 😊











"Ini untukmu" Mark memberikan susu kaleng hangat kepada Taehyung.

"Gomawo Hyung" ucap Taehyung, Mark pun duduk disamping Taehyung.

Mereka sedang beristirahat di sebuah taman. Udara awal musim dingin membuat Taehyung menggosokkan kedua tangannya di susu kaleng agar lebih hangat.

"Kita sudahi saja pencarian Hyeonwon hari ini. Mengingat udara disini bertambah dingin" ucap Mark.

"Aku setuju Hyung" Taehyung pun berdiri setelah meneguk susu hangat hingga habis tak bersisa.

"Kajja! Hyung antar kau pulang"

.
.
.

"Aishh... Hyung kenapa kau menyenggol mobilku?!" kesal Jungkook.

"Taktik menuju kemenangan" ucap Taehyung tanpa mengurangi kefokusannya.

Hari ini... Lebih tepatnya siang ini Taehyung dan Jungkook sedang bermain game di rumah Jungkook. Taehyung menginap untuk menemani Jungkook karna malam ini Yoongi tidak pulang. Alhasil Taehyung harus  menunda pencarian Hyeonwon saat ini.

"Huhh... Kau curang Hyung!Aku kalah karna mu" kesal Jungkook.

"Kenapa menyalahkan Hyung? Kau saja yang tidak bisa bermain" ledek Taehyung. "Palli! Pesan pizzanya sekarang" lanjut Taehyung dengan antusias.

Jungkook mempoutkan bibirnya dan memesan pizza. Tak sampai 30 menit pizza sampai di rumah Jungkook.

"Selamat makan!" ucap mereka berdua. Saat pizza akan memasuki mulut mereka, suara ketukan pintu terdengar sangat berisik.

"Aisshh... Mengganggu saja" kesal Jungkook, ia pun bangkit sembari menghentakkan kakinya menuju pintu.

"Yaa! Kau lama sekali Kook! Aku bisa mati kedingingin"

"Untuk apa kau kemari Jim hyung?" tanya Jungkook saat ia mengetahui bahwa Jimin lah yang mengetuk pintu secara brutal.

"Kau dan Taehyung tidak mengajakku... Kalian membuat ku kesal" Jimin memukul lengan Jungkook.

"Aww! Kenapa memukulku?!" Jungkook mengelus lengannya, cukup sakit karna Jimin cukup keras memukulnya.

"Siapa yang datang Kook?" terdengar suara Taehyung dari ruang tengah.

Mendengar suara Taehyung, Jimin langsung pergi meninggalkan Jungkook yang meringis kesakitan.

"Aku Tae, kenapa kau tidak memberitahu ku kalau kau akan menginap disini?" tanya Jimin.

"Untuk apa memberitahu mu kalau kau sudah tau" jawab Taehyung lalu melanjutkan memakan pizza.

Melihat Taehyung yang asyik memakan pizza, Jimin pun ikut memakan pizza yang ada di atas meja.

"Eumm... Maksudku-... " ucap Jimin terpotong saat mendengar teriakan Jungkook.

"Jim hyung! Itu pizzaku!" Jungkook langsung merebut pizzanya dari tangan Jimin.

OoO

"Namjoon!!"

"Namjoon!!" Jin berteriak kembali, tak ada sahutan dari sang adik membuat Jin dengan tergesa-gesa menghampiri kamar Namjoon.

Brakk...

Pintu terbuka sangat keras membuat penghuni kamar terkejut dari depan pintu kamar mandi.

Namjoon baru selesai mandi sehingga ia tak mendengar teriakkan Jin memanggilnya. Namjoon terlihat bingung lantaran melihat raut wajah Jin yang sangat panik.

"Jin hyung kau tenang lah dulu ada apa?" mengapa Hyung terlihat sangat panik?" Namjoon menghampiri Jin.

"Kau segera bersiaplah... Eoh jangan lupa siapkan keperluan mu dan Taehyung, kita akan berangkat ke Amerika sekarang" ucap Jin sesaat ia sudah merasa tenang.

Jin melihat raut kebingungan dari wajah Namjoon "Eomma masuk rumah sakit Joon"

"MWO?!" teriak Namjoon membuat Jin terkejut. Bagaimana tidak terkejut kalau berteriak di depan telinga.

"Yaa! Aishhh... Telinga ku" Jin menjauh dari Namjoon "Aku akan menelpon Taehyung, kau bersiaplah" lanjutnya.

.
.
.

"Taehyung-ah!" teriak Namjoon sembari melambaikan tanganya.

Taehyung pun berlari menuju kedua Hyungnya saat melihat Namjoon yg melambaikan tangannya.

"Hyung... Eomma" lirih sendu Taehyung saat memeluk Jin.

"Gwaenchana... Eomma baik2 saja" ucap Jin sembari mengelus lembut rambut Taehyung untuk menenangkannya.

"Lohh ada Jimin?" ucap Namjoon saat melihat Jimin.

"Eumm... Aku juga mengkhawatirkan Eomma, tenang aku sudah minta izin" ucap Jimin. Namjoon mengangguk pelan lalu merangkul bahu Jimin.

"Jin hyung, Yoongi hyung... "

"Tenang kook, aku sudah mengabari nya, Yoongi mengizinkan mu untuk ikut bersama kami" ucap Jin. "Kajja! Sebelum kita ketinggalan pesawat" lanjutnya.

OoO

Brakk...

"Dasar kalian tidak berguna! Untuk apa aku membayar kalian jika mengurus satu bocah saja tidak bisa!"

Teriakan kekesalan namja yang sedak duduk di kursi kerjanya. Terlihat jelas rahangnya yang keras dan urat-urat di lengannya akibat kepalan tangannya yang menandakan kemarahan yang luar biasa.

Sedangkan dua namja yang berdiri di hadapannya hanya menunduk takut akibat amarah yang terpancar sangat kuat dari namja itu.

"Jawab!!"

"Ma... Maaf Tuan, bocah itu selalu di jaga 24 jam-... "

"Bodoh!! Kalian tidak punya otak?! Hah! Buat bocah itu sendirian!"

"..."

"Kenapa diam?! Kalian mengerti?!"

"Ne Tuan" jawab serempak dua namja yang berdiri itu.

----------------

Maaf banget ya kalo slow updet

Semoga kalian suka dengan chapter ini

Terimakasih yang telah membaca bahkan menunggu cerita ini

One YearWhere stories live. Discover now