🌻MBBIS🌻09

Zacznij od początku
                                    

"Ini gue Alex, masa lo lupa." kata seorang laki-laki sana, yang ternyata adalah Alex.

Alle meringis pelan. "Sorry, gue lupa save nomer lo," ujar Alle merasa tidak enak. Gegara banyak tugas, ia sampai tidak memperhatikan ponsel sendiri.

Terdengar kekehan kecil dari sebrang sana. "Santai aja," kata Alex memakluminya. Wajar saja mereka baru kenal sehari. "Oh ya sorry kalau ngerepotin, gue boleh minta tolong." lanjut Alex terdengar serius.

"Boleh kok," kata Alle menyetujui. Tidak ada alasan buat dia menolak sebelum apa itu permintaannya.

"Miko sakit, dan dia gak mau minum obat. Katanya kalau ada Kakak cantik baru dia mau." cerita Alex meringis pelan. Ia merasa tidak enak saat mengatakan kalimat Kakak Cantik.

Alle lantas terkejut. "Sakit? Sakit apa, Lex?" kata Alle khawatir.

"Demam biasa, tapi susahnya dia gak mau minum obat sampe sekarang." kata Alex.

"Ya ampun, yaudah gue kerumah lo ya? Kasian Miko. " ujar Alle langsung. Ia sangat suka dengan anak kecil, jadi wajar ia khawatir dengan Miko saat ini.

"Beneran nih, Kakak cantik?" goda Alex mengikuti cara adiknya memanggil Alle.

"Apan sih lo, share alamat rumah lo," kata Alle langsung.

"Eh, beneran? Gue jemput ya." kata Alex tiba-tiba. "Gue gak sekolah, All. Ini lagi dijalan abis beliin bubur buat Miko, sekalian aja gue jemput ya." lanjut Alex memang kebetulan sekali.

Alle melirik jam ditangannya yang masih menunjukan jam 5 sore. "Yaudah, ini gue juga udah mau keluar." ujar Alle menyetujui.

"Oke, see you."

Tut.

Alle pun langsung mematikan sambungan itu. Sebelum beranjak, ia terlebih dahulu mengirimkan pesan kepada sang ibu untuk pulang terlambat kali ini.

Gadis itu pun melangkah gontai. Dugaanya salah, ia pikir sekolah sudah kosong, tapi disini masih banyak yang main basket dan mengikuti eskul lainnya.

Mata Alle memincing. Sepertinya setiap ia pulang, ia selalu saja melihat Arland cs nongkrong diatas motor mereka masing-masing dengan sebilah rokok ditangan mereka.

"Sstt.. Mau tau gak?" celetuk Panji seketika melepas rokoknya, kemudian menunjuk Alle yang tengah berdiri disamping gerbangdengan dagunya.

"Apaan?" sahut Edo ingin tahu, apalagi menyangkut ketos cantik itu.

"Gue liat tadi pagi si ketos dibonceng sama cowok ke sekolah, kira-kira tuh cowok siapanya ketos ya?" ujar Panji menatap teman-temannya. Panji memang tidak melihat wajah laki-laki itu, karna saat Panji datang, orang itu sudah berlalu pergi.

"Mantan kali," celetuk Galang.

"Ya kali! Temen," timbrung Revan agak waras.

"Ahh! Pacar!" kini giliran Ben menimpali dengan semangatnya.

"Ha--

Tin!

Ketujuh lelaki itu lantas mengalihkan pandangannya saat mobil sedan berwarna merah berhenti tepat didepan Alle.

Alle pun langsung mengembangkan senyumnya, tanpa disuruh gadis itu pun langsung masuk ke dalam mobil sedan itu.

"Gila, ternyata si ketos player juga ya." celetuk Galang menggeleng antara heran dan takjub.

"Cecan mah bebas!" ujar Edo menirukan seperti suara perempuan, membuat yang lain lantas tergelak tawa.

"Wait! Gue rasa kenal sama mobil barusan." Varel angkat bicara.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz