🌻MBBIS🌻09

Mulai dari awal
                                    

Alle berdiri, karna tingginya tidak sejajar dengan Arland maka gadis itu terpaksa mendongak.

"Banget!" kata Alle tersenyum puas. Dan itu secara tidak langsung memacing amarah Arland lebih jauh.

Semua mata terkejut saat Arland tiba-tiba mengangkat tangannya, sepertinya ingin menampar Alle.

"Cuma banci yang main kasar sama cewek!" tekan Alle menghentikan pergerakan tangan Arland seketika.

Semuanya membeku, termasuk Arland sendiri.

Brak!

Arland lantas menggebrak meja disamping Alle kasar kemudian melenggang pergi. Sumpah demi apapun emosinya ingin meledak sekarang juga.

Diam-diam Alle bernafas lega. Ia tidak bisa memikirkan bagaimana nasibnya jika tangan besar itu berhasil menamparnya.

"Hampir aja, Al!" jerit Safira tertahan. Sumpah jika itu benar-benar terjadi, maka ialah yang terlebih dahulu mencakar-cakar wajah ganteng itu.

Alle hanya bergidik acuh. Baginya ini bukan salahnya, melainkan salah anak nakal itu.

"Gila tuh ketos, berani banget." kata Edo setengah berbisik, ia masih sayang nyawa. Karna saat ini Arland sudah bergabung bersama mereka.

"Udah gak usah dipikirin," kata Panji sok bijak, ia menepuk punggung sahabatnya itu sedikit keras.

Arland sama sekali tidak merespon yang apa teman-temannya bicarakan. Matanya terus menatap tajam sosok gadis yang malah asik tertawa disana.

Saat mata tajam itu terus menatap Alle. Gadis itu pun juga tak sengaja menatap Arland. Alle malah memberikan senyum puasnya, membuat Arland mengepalkan tangannya sekilas.

•••


Drtt.. Drtt..

Drtt.. Drt..

Alle yang sedang fokus ke laptop dihadapannya pun lantas menoleh ke samping dilihatnya benda pipih miliknya bergetar menandakan ada pesan yang masuk.

Karna laporan ini sangat penting terpaksa gadis itu harus segera menyelesaikannya, karna laporan itu harus segera dikumpulkan besok. Jadi ia terpaksa harus mengabaikannya.

Saat satu jam sebelum bel pulang berbunyi, gadis itu memilih menyelesaikan laporan penting itu. Ia tidak mau membawa tugasnya ke rumah karna itu akan membuatnya semakin pusing. Dan, sampai bel pulang berbunyi, ia masih duduk disini berhadapan dengan laptop dan juga berkas-berkas didepannya.

Fyuh!

Akhirnya! Gadis itu menunduk sebentar kemudian merenggangkan ototnya yang agak kaku karna terlalu lama duduk dikursi yang terbilang empuk itu.

Drt.. Drt..

Ah iya! Gadis itu langsung teringat akan ponselnya yang sedari tadi bergetar. Ia pun langsung menutup laptop didepannya dan mulai memeriksa ponselnya.

Alle menyerti bingung saat nomor tidak dikenal mengirim pesan kepadanya.

Hai, All.

Hanya pesan singkat itu, dan dua kali panggilan tak terjawab dari nomor tersebut. Alle dibuat bingung.

Karna penasaran. Alle mendial balik nomor tersebut, sambil menghubungi orang itu ia membereskan berkas-berkas yang ia ambil tadi.

"Halo, All?"

Alle lantas menoleh saat namanya dipanggil dari suara dering ponselnya. Mengambil tasnya, gadis itu mulai melangkah gontai menuju keluar.

"Halo, ini siapa?" tanya Alle memberhentikan langkahnya dibangku koridor agar lebih leluasa mendengarkan orang yang menelponya tadi.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang