11. A chance

2.4K 364 219
                                    

⚛⚛⚛⚛


      Cuaca terik yang panas emang enak melepas dahaga dengan yang dingin-dingin. Sembari menunggu antrian kasir, Tzuyu iseng membuka satu pintu lemari pendingin minuman yang ada di dalam minimarket itu. Dibiarkannya udara sejuk dan dingin menyambut permukaan kulitnya. Sekarang ia merasa segar. Menikmati sejuknya udara yang lewat dari lemari pendingin itu sampai—

"Permisi, mbak." Suara itu mengagetkan Tzuyu yang sedang berdiri dengan kepala sedikit mendongak ke atas, tepat di depannya pintu lemari pendingin minuman itu masih terbuka lebar.

"Oh," reaksinya spontan langsung melangkahkan kaki jadi bergeser ke arah samping dengan kepala menunduk kecil. "Maaf, mas, maaf!"

"Mas?" tanya si cowok membuat mata Tzuyu mendelik ke arahnya. "Gue masih terlalu muda buat dipanggil Mas."

"Idih, lo lagi." Tzuyu memutarkan bola matanya. Dunia begitu sempit, ya? Sampai ia harus bertemu lagi dengan cowok itu. "Heran, ketemu lo mulu tiap hari."

"Gak, gue gak heran."

Alis Tzuyu menukik, "Lah, kenapa?" tanyanya.

Cowok itu tidak langsung menjawab, ia mengambil satu kotak susu rasa vanila.

"Woy, bayar dulu!" seru Tzuyu melihat kelakuan cowok itu yang langsung meminum habis menyisahkan kotak tanpa isi dan menyerahkannya pada Tzuyu.

"Tolong bayar, gue tunggu di depan." Katanya lalu pergi meninggalkan Tzuyu di sana.

Ekspresi Tzuyu jadi menganga seketika, cowok itu aneh, dan kenyataannya yang baru Tzuyu sadari, cowok itu tidak membawa tas di punggungnya dan hanya mengenakan hoodie, celana jeans, topi kupluk yang serba hitam dan sneakers putih. Cepat-cepat Tzuyu berjalan menuju kasir untuk membayar susu kotak yang isinya sudah diteguk habis oleh cowok itu, Jaehyun.

"Lo gak ngampus?" pertanyaan itu langsung Tzuyu lontarkan usai keluar dari area minimarket dan duduk di depan cowok yang sedang menyandarkan punggung serta kepalanya di atas kursi.

Matanya yang terpejam itu jadi mengerjap pelan seraya memperbaiki posisi duduknya. "Gak," katanya.

"Gak ada matkul?"

"Meliburkan diri."

Tzuyu berdecak mendengar jawaban Jaehyun. Cowok yang nampak kalem itu, gak taunya suka juga meliburkan diri. "Udah sering nih pasti."

"Ini yang pertama."

"What?"

"Gak usah kaget, gue anaknya rajin. Untuk hari ini aja, lagi kena males." Lanjutnya. "Hem, boleh pinjam hp lo gak?"

"Hp lo ke mana?"

"Ketinggalan, ke sini gak bawa apa-apa gue."

"Pantesan susu kotak aja minta bayarin," cibirnya.

Jadi ingat dipertemuan pertama mereka, yang buat Tzuyu jadi gedek dan mengecap kata 'songong' pada cowok yang duduk di depannya. Cowok yang dengan enteng nawarin uang padanya. Dipikir semua masalah bisa diselesaikan dengan uang? Gak. Uang mungkin bagi beberapa orang adalah segalanya, tapi bagi Tzuyu yang punya orang tua beruang, tak terlalu menganggap uang adalah segalanya.

Tzuyu pun mengambil ponsel dari tasnya, lalu menyerahkan benda canggih itu pada si cowok. "Jangan macem-macem, lo cuma boleh buka menu telepon atau sms."

Jaehyun terkekeh kecil dan mengambil ponsel yang disodorkan oleh cewek itu, "Takut amat, curiga nih lo ngoleksi video yang nggak-nggak, kan?"

AuroraWhere stories live. Discover now