1. Incident

5.2K 459 235
                                    


⚛⚛⚛⚛

      Si gadis bersurai hitam panjang itu menghela napas panjangnya. Setelah dua jam berjebak suasana macetnya jalanan ibu kota siang itu, yang memaksanya untuk turun dari dalam mobil yang ia tumpangi sampai sang supir kesayangan ibunya—Kang Daniel berteriak memanggilnya dari dalam mobil.

"Neng, neng! Itu pintunya tutup dulu!" teriak sang supir yang tiga tahun lebih tua di atasnya itu.

Masih muda, memang. Untung saja sudah ia anggap sebagai abang sendiri.

Chou Tzuyu, si gadis yang dipanggil itu tak mengindahkan. Ia terus berjalan, sesekali berlari kecil menyelinap di antara kendaraan-kendaraan yang ada di sana.

Untung saja Tuhan memberikannya postur tubuh yang tinggi dan langsing, sehingga memudahkannya untuk menyelinap di antara sempitnya jarak antar kendaraan.

Ayolah, demi apapun. Tzuyu sekarang sangat terburu-buru. Bahkan begitu terburu-burunya saat hendak menyebrang, sebuah Pajero Sport berwarna hitam berhenti tepat di depannya.

Ia memegang dadanya.

Kaget? jelas! Untung sang pengemudi mobil itu dengan cepat menginjak rem. Kalau tidak, bahaya. Kemungkin saja si gadis yang berdiri dengan tatapan syok ke arah mobil di depannya itu, akan terpental dan terbujur kaku di atas aspal.

"WOI ANJING!" umpatnya begitu mobil yang sedang dikendarai oleh sahabatnya itu mengerem mendadak. Alhasil kepalanya menjadi korban terbentur dashboard di depannya. "Pelan-pelan gue bilang!"

"Berisik lo, Kook." balasnya tenang. Berbeda dengan Jeon Jungkook yang kaget setengah mati. Si pengemudi menoleh ke samping, menatap Jungkook yang sedang mengelus keningnya. "Siapa yang lo bilang anjing?" tanyanya.

"Lo," Jungkook jawab dengan enteng, tak berdosa. Sedang cowok yang dikatainya sebagai 'anjing' itu melototinya tajam sampai ia meringis takut, tau maksud dari tatapan si pemuda yang sudah menjadi sahabatnya sejak jaman SMP itu. "Iya, Jae, ampun. Jangan turuni gue lagi ya, oke?" Pasrahnya.

Lebih baik begitu, daripada kejadian dua hari lalu di mana pemuda bernama Jung Jaehyun itu dengan tega mengusir sang sahabat keluar dari mobilnya.

Si pemuda yang duduk di kursi pengemudi itu menghadap ke depan lagi, atensinya beralih menatap sang gadis yang hampir ia tabrak itu masih berdiri sambil memegang dadanya.

Tin!

Lamunannya si gadis buyar, ia tersadar saat mobil yang hampir menabraknya itu membunyikan klakson dengan kencang.

"MINGGIR!" teriak pemuda itu dari dalam, dengan kepala yang menyembul sedikit ke keluar jendela.

Gadis mendengus kesal, lantaran si pemuda kini terus membunyikan klaksonnya berulang kali.

Brak!

"Woi!" teriak Jungkook refleks begitu melihat aksi nekat si gadis yang hampir ditabrak oleh sahabatnya itu menggebrak bagian kap mobil Jaehyun dengan kencang. "Tuh cewek nyari perkara aja!"

"Berisik!" pelotot si gadis layangkan pada pemuda yang kini mengumpat tak jelas dari balik kemudi. "Keluar lo!" teriaknya menantang.

"Mending lo keluar buruan!"

Si pemuda yang duduk di kursi pengemudi itu mendelik, kemudian menggeram frustasi dengan mengacak rambutnya, "Akh, sial."

"Buruan," Jungkook mendorong lengan Jaehyun. Menyuruh sang sahabat untuk segera turun.

"Kenapa gak lo aja sih?"

"Pala gue pusing," ngelesnya sambil memegang kening, raut wajah dibuat sedrama mungkin.

AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang