5. Feeling Blue

2.5K 395 230
                                    

⚛⚛⚛⚛

      Tzuyu memutar pelan cangkir itu di dekat hidungnya, seraya menikmati aroma cokelat yang keluar bersamaan dengan uap dari minuman itu. Seakan membuat kenyamanan tersendiri baginya.

Saat ini Tzuyu lagi sama Yeri dan Chaeyoung, duduk di salah satu cafe favorit mereka yang keberadaannya gak jauh dari kampus. Sedang Doyeon katanya akan menyusul sebentar lagi. Cewek itu lagi menghadap dosen pembimbing akademiknya, ada urusan.

Ia mendekatkan cangkir bulat itu ke bibir. Menyeruput cokelat panasnya, setelah hanya menikmati aroma cokelatnya.

Yeri yang duduk di depannya jadi melirik, "Hari panas minum yang panas, sehat?" tanyanya heran.

Tzuyu menjilat bekas cokelat di bibir atasnya. "Komen mulu netizen," jawabnya acuh, kemudian meletakkan kembali cangkir itu di atas piring kecil. Setidaknya minum cokelat panas bisa meningkatkan mood-nya saat ini.

Kedatangan sosok Doyeon membuat mereka mengerutkan dahi bingung melihat Doyeon yang langsung mengambil tempat duduk di sebelah Tzuyu dan menggebrak meja. "Tadi lo makan siang bareng kak Hyunjae?" tanyanya dengan nada cepat dan tegas.

"Hah?!" sahut Yeri dengan wajah melongo. "Tumben-tumbenan," lanjutnya kemudian tertawa singkat.

Tzuyu mengendikkan bahunya. Emangnya tadi bisa disebut sebagai makan siang bareng? Tzuyu terkekeh kecil. Pertanyaan Doyeon soal 'makan siang bareng' itu harus dikoreksi. "Dia doang yang makan, gue mah gak makan." Jawabnya ogah-ogahan.

"Lah? Gimana sih?!" gerutu Doyeon.

"Tau ah, kesel. Gue belum makan udah main tinggal, terus pas di toilet ketemu Naeun." Tzuyu menompang dagu dengan tangan kirinya di atas meja, mendengus sambil memalingkan wajahnya ke arah jalanan di sebrang kaca. "Kayaknya gue harus nurutin perkataan kalian deh.".

Doyeon dan Chaeyoung langsung bertatapan.

"Perkataan yang mana?" tanya Yeri bingung.

Tzuyu menghembuskan napasnya panjang. "Kayaknya emang harus putus, deh."

"SERIUS?" Doyeon meninggikan suaranya. Matanya membulat.

Tzuyu mengangguk. Menolehkan kepalanya ke arah tiga cewek itu. "Iya, gue gak mau makan hati mulu."

"Yakin? Ntar lo nyesel," ujar Chaeyoung.

"Gak akan! Keputusan gue udah bulat, gue mau putus."

"Yu," Chaeyoung menjauhkan gelas di depannya, lalu melipat tangannya di atas meja. "Gue tau lo itu sayang banget sama Kak Hyunjae. Keputusan lo buat putus itu, mending lo pikir dulu mateng-mateng..." ujarnya menjeda kalimatnya.

Helaan napas ia keluarkan. Chaeyoung cuma gak mau kalo keputusan yang Tzuyu ambil itu cuma karena emosinya sesaat. Chaeyoung mungkin setuju hubungan Tzuyu dan Hyunjae itu berakhir. Nampak jelas dari sorot mata Tzuyu kalau cewek itu cuma terpaksa mengambil keputusan yang kayak gitu.Walaupun hubungan mereka itu memang tampak abu-abu, tapi Tzuyu itu sayang banget sama Hyunjae. Cuma Hyunjae-nya aja yang bego, temennya udah cantik—mendekati sempurnalah—malah digituin.

Juga, dirinya gak mau dan gak siap ngadapi Tzuyu yang misuh-misuh, galau, dan menyesal udah mutusi Hyunjae. Akh, Chaeyoung ingat, awal Hyunjae dan Tzuyu dekat dulu karena dirinya.

Chaeyoung sendiri yang membantu Tzuyu jadi dekat dengan cowok itu. Love at first sight... iya, Tzuyu langsung falling in love with Hyunjae waktu nemenin Chaeyoung nonton pertandingan basket mantannya dulu. Dan di sana, Tzuyu gak melepaskan pandangannya dari si ketua basket itu. Memang mudah untuk Tzuyu bisa jatuh dengan pesona Hyunjae. Cowok itu sempurna untuk Tzuyu, andai saja Naeun gak ada di antara mereka.

AuroraDove le storie prendono vita. Scoprilo ora