23

949 135 8
                                    

Saat sedang sibuk berkutat pada meja kerjanya, handphone Prilly berdering dan ada nomor asing tertera di layar pipih itu.

Dengan malas Prilly menjawab telfon itu.

"Selamat siang"

"....."

"Iya saya sendiri, ini dari mana?"

"....."

Prilly terdiam sejenak, berfikir apa yg harus ia lakukan.

"Baik, saya kesana sekarang" hanya itu yg dapat Prilly ucapkan untuk mengakhiri pembicaraan ini secepatnya.

Gadis itu menghempas tubuhnya ke sandaran kursi dan memejamkan mata "gue harus apa" lirihnya pelan.

"Saudara Peter mengalami kecelakaan lalu lintas pagi ini dan keadaannya kritis"

Hanya itu yg mampu Prilly ingat dari percakapan tadi dan ia masih tidak tau harus melakukan apa.

Ali, nama itu terlintas difikirannya saat ini namun apa daya lelaki itu sedang tidak di kantor sekarang.

Prilly mencoba menenangkan fikirannya dan setelah semua ia rasa lebih baik, Prilly bangkit dan pergi dari kantor, hanya mengirim pesan melalui whatsapp pada Verrel bahwa ada hal yg harus ia selesaikan sekarang.

***

Ali terduduk di dalam ruangan kantornya, dihadapannya ada Devin sedang menatapnya aneh.

Sejak pagi Ali baru saja menginjakan kakinya di kantor setelah kembali dari meeting usai jam makan siang tadi.

"Ini bentar lagi jam pulang kantor dan lo nyuruh gue kesini, mau ngapain?"

"Vin, bantuin gue kontrol kantor ya, besok gue balik sama Mama"

Devin menggeleng heran "kenapa sih? Ada masalah apa lagi sih lo?"

"Gue mau nemenin Mama, Vin"

"Tante Almira bukan bocah yg kemana mana musti lo temenin! Kenapa sih sulit banget buat lo untuk hadapi masalah yg sedang lo alami? Kenapa harus kabur kaburan? Lo bukan anak anak lagi Li!"

"Gak ada yg harus gue perjuangin lagi Vin"

"Ini soal Prilly kan? Kenapa lagi tuh perempuan? Biar gue hajar aja sekalian!"

"Udah, jangan apa apain dia, ini salah gue"

"Terserah lo deh! Terus lo mau gue ngapain?"

"Gantiin gue selama gue gak disini"

"Terus kerjaan gue?"

"Lo resign aja dari sana, gue nggak tau sampai kapan di Aussie, gue udah siapin tiket, besok pagi gue berangkat sama nyokap"

"Serah lo deh!" Ucap Devin kesal

Ali lalu bangkit, meraih kunci mobilnya diatas meja kemudian keluar ruangan

"Aldo, mulai besok saya di ganti Devin sampai waktu yg tidak bisa ditentukan"

"Baik Pak, Bapak mau kemana emangnya?"

"Saya ijin pamit"

"Tulus dong pak?" canda Aldo.

Ali tertawa kecil "bisa aja, salam buat yg lain ya"

"Baik Pak, salam buat keluarga ya Pak"

"Thanks Aldo, kerja yg baik"

Aldo mengangguk kemudian mereka berjabat tangan sebentar sebelum Ali berlalu ke lantai 8, meski ia tau yg dicari tak akan ada di tempatnya.

KOMOREBITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang