10.

2.2K 340 6
                                    

Ali sedang menyelesaikan sarapannya, kemudian handphone nya berdering dan tertera nama Mum pada layar pipih itu.

"hay Maa"

"hallo sayang, jangan lupa nanti siang jemput Mama ya"

"iya Ma, Mama kabarin Ali kalau udah landing nanti langsung Ali jemput"

"oke sayang, janganlupa ajak calon mantu Mama"

Ali tertawa pelan "siapa ma?"

"siapa aja, terserah kamu mau cari dimana"

"Mama kira cari mantu kaya cari buah, ada di pinggir jalan"

"gak mau tau nanti jemput Mama sama pacar kamu"

Ali memutar bola matanya malas "udah ah Ma, Ali ke kantor dulu, ada meeting pagi ini. nanti Ali jemput ya Ma, i love you"

"hmm.. i love you, but sometimes"

Ali membalalas ucapan Mama nya dengan kekehan kecil lalu mengakhiri pembicaraan mereka dan keluar dari apartemen, menuju ke basement untuk mencari mobilnya.

Ketika sedang mempersiapkan mobilnya sebentar, Ali teringat Prilly. apa gadis itu sudah berangkat? atau belum? Ah, Ali mencoba menghubunginya sebentar dan tak lama panggilannya terjawab.

"selamat pagi Pak"

"pagi, kamu dimana Prill?"

"ini mau ke kantor, kenapa Pak?"

"tunggu saya ya, saya kesana sekarang"

"loh? pak? ma-"

Tanpa ingin mendengar bantahan gadis itu lebih panjang Ali memilih melajukan mobilnya dan dengan kecepatan penuh menuju ke kos Prilly. dalam hati Ali cukup tidak mengerti atas perasaannya yg begitu menyukai bagaimana Prilly merenggut karena terlalu sering ia ganggu, bagaimana wajah kesal dan lelah itu ketika Ali selalu hadir di hadapannya dan memaksakan kehendaknya. Ali merasa ada sesuatu dalam dirinya karena gadis itu tapi yasudahlah, Ali akan tetap melakukannya sebelum Prilly sendiri yg memintanya untuk berhenti dan menjauh dari nya.

Sedangkan di teras kamar kosnya, Prilly merenggut kesal karena sikap Ali yg semakin menjadi-jadi. lelaki itu semakin bersikap seenaknya dan semakin sering mengganggunya. Prilly kesal, dan mereasa risih saat Ali mendominasi hidupnya padahal sebelum sebelumnya hidup Prilly cukup tenang dan baik baik saja tanpa lelaki itu.

Ingin rasanya Prilly tidak menghiraukan ucapan Ali dan berlalu begitu saja meninggalkannya, tapi Prilly masih memiliki rasa hormat karena Ali adalah atasan di kantornya, jadilah Prilly hanya ingin menghargai tawaran Ali. tidak lebih, apalagi sampai berharap yg macam-macam pada bosnya itu.

Setelah menunggu sekitar 15 menit, Ali akhirnya sampai. Prilly dengan gontai melangkah mendekati mobil Ali dan masuk begitu saja tanpa menyapa Ali.

"hay, Prill" sapa Ali seceria mungkin.

"iya Pak, buruan jalan Pak"

Ali tertawa pelan "oke oke"

Ali pun akhirnya melajukan mobilnya ke kantor dengan Prilly yg hanya diam dan mengalihkan pandangannya ke luar jendela.

Dalam hati jujur Prilly sangat kesal, entahlah ia selalu saja seperti ini ketika bertemu Ali. seperti rasanya mood nya begitu buruk saat Ali mendominasi hidupnya setiap hari.

Mata Prilly memicing ketika melihat nenek yg biasa ia bantu menyebrang sedang berdiri di atas trotoar dan hendak menyebrangi jalanan, sontak Prilly menyuruh Ali berhenti.

"Pak, minggir sebentar"

"loh? kamu mau ngapain?"

"buruan Pak, minggir sebentar"

KOMOREBITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang