Hanya saja, bagian yang belum dijelaskan adalah cipratan darah yang memenuhi seluruh isi kaca yang berasal dari dalam mobil. Darah merah segar yang terlihat jelas dari luar menandakan jika sesuatu telah terjadi.


"Kakak belum sempat nanya nama kamu.."

"Nama kamu siapa?" mencoba untuk bersikap baik dengan anak kecil yang barusan telah ia tolong.

"..."


 Anak itu memilih hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan dari Stevani, ia lebih memilih untuk menahan semuanya sendirian bersama dirinya.


"Beri dia sedikit waktu, Stev. Ini semua pasti terasa berat bagi dirinya, terutama dia juga masih anak kecil." Pak Budi mencoba memberi saran yang lebih baik untuk menghadapi permasalahan yang sedang Stevani hadapi kali ini.

"Dia mungkin saja sedang terluka, aku masih harus memeriksa dirinya." tetap bersikeras terhadap bocah tersebut yang hanya memeluk erat boneka miliknya sedari tadi.


 Mencoba memeriksa keadaan anak tersebut, bahkan ia masih hanya diam saja ketika Stevani memeriksa dirinya. Tidak asal dalam melakukan pemeriksaan, Stevani tidak hanya mencoba untuk melihat apakah ada luar atau tidak, ia juga berusaha mendeteksi luka dalam yang tentunya akan lebih berbahaya jika memang benar ada.

 Setelah berhasil memeriksa secara keseluruhan, anak tersebut tidak benar-benar dalam keadaan seratus persen sehat. Meskipun belum terdeksi adanya luka fisik baik luar maupun dalam, terlihat jelas jika ia sedang kelelahan dan dehidrasi cukup berat, membuat Stevani harus segera memberikannya air kalau tidak ingin sesuatu yang lebih buruk terjadi kepada anak tersebut.


"Anak ini, dari sorot matanya saja sudah memperlihatkan dengan jelas jika ia baru saja melewati hal yang berat bagi seseorang seusia dirinya.." baru menyadari apa yang sebenarnya terjadi ketika benar-benar memperhatikan sorot anak tersebut.


***


"Tempat yang akan kita tuju setelah ini, apakah itu benar-benar ada? maksudku sulit sekali untuk mempercayai omongan yang tersebar dalam keadaan kacau seperti ini." merupakan sedikit keraguan yang terus Pandu pikirkan sepanjang perjalanan. Terlalu berharap memang akan terasa sakit sekali jika realita tidak memuaskan ekspetasi, membuat ia tak ingin berharap lebih dari ini.

"Mungkin saja tempat itu benar-benar ada, dilihat dari persiapan mereka ketika menuju rumah sakit, peralatan-peralatan tersebut juga cukup sulit didapatkan selain menggunakan cara-cara tertentu. Mereka juga tidak terlihat memiliki kemampuan militer bukan?"

"Apapun itu, kita harus segera menemukan tempat aman untuk menetap agar tidak selalu khawatir dengan keadaan makhluk-makhluk seperti mereka." tambah Zafran sembari menunjuk ke salah satu sosok zombi di depan yang akan mobil mereka lewati sebentar lagi.

"Situasinya sangat rumit, jika berdasarkan informasi yang telah kamu dapatkan sebelumnya, sekarang aku paham mengapa kamu terlihat terburu-buru menghadapi masalah ini, kita memang tidak memiliki waktu lebih banyak lagi. Waktu terus berjalan, tak peduli apapun yang terjadi."

"Sebenarnya aku punya rencana agar kita bisa keluar dari pulau ini. Sebuah rencana yang dapat meloloskan diri dari militer dan maut secara bersamaan."

"Mungkin ini akan terdengar gila, coba dengar.." melanjutkan pembicaraan.


 Setelah melihat semua hal yang gila terjadi dan berbagai kejadian yang mengancam maut secara langsung, Zafran tidak hanya diam saja ketika duduk di samping Pandu yang sedang dalam keadaan menyetir. Sebuah rencana yang sangat terdengar gila namun juga harus membutuhkan bantuan orang banyak.

I'm Coming [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora