Humanity

885 42 0
                                    

A/N: Jangan lupa vote dan comment :)



"Memang benar.."


 Keadaan berlanjut menjadi kembali hening tanpa ada salah diantara mereka berdua yang memulai untuk angkat bicara. Pikiran Zafran entah mengapa menjadi kembali teringat dengan rumah ketika mobil yang sedang ia tumpangi sempat melewati beberapa rumah lain sepanjang perjalanan.


Rumah.


 Semenjak waktu itu, rasanya sudah seperti lama sekali ia semenjak ia benar-benar pulang. Ia mulai merindukan keluarga beserta orang-orang yang biasa ia temui ketika semuanya masih berjalan dengan normal, tanpa adanya gangguan dan tanpa harus merasa takut dengan bahaya yang terus mengintai setiap saat.

 Situasi sulit terus berdatangan satu persatu, seakan ingin berlomba-lomba untuk menjadi pemenang dalam hidup Zafran. Ketika ia masih dijebak oleh Joseline, Zafran berusaha keras untuk terbebas dari penjara yang mengikat jiwanya kala itu, sebuah penjara yang sangat gelap dan tak ada apapun yang bisa untuk dilihat.

 Zafran merasa sangat senang ketika mengetahui dirinya berhasil lepas dari cengkraman Joseline yang terus-terusan mengendalikan tubuhnya tanpa adanya celah untuk melawan balik, namun kebahagiaan tersebut hanya bertahan untuk sesaat, situasi yang ada di luar juga sama kacaunya dengan apa yang ada di dalam.


***


 Mobil akhirnya berhenti. Sesuai perjanjian yang telah mereka sepakati sebelumnya, titik pertemuan dimana mereka semua akan berkumpul adalah sebuah gudang yang terletak di daerah pinggiran kota dan hanya ada hamparan sawah yang luas di sekitarnya.

 Gudang tersebut dibangun cukup besar dan memiliki dinding pembatas yang cukup tebal dan memiliki tinggi sekitar empat meter lebih. Terdapat banyak persediaan pertanian termasuk beras yang dikumpulkan ke dalam karung, jika dijumlahkan, mungkin ada sekitar ratusan ton yang tertumpuk di dalam gudang tersebut.

 Sebelumnya Ryan beserta yang lainnya tidak sengaja menemukan tempat itu ketika mencari rute lain karena rute yang mereka pilih terlalu bahaya untuk dilewati dan terdapat banyak zombi yang menghadang, terlalu beresiko meskipun dengan membawa kendaraan yang telah dimodifikasi.


"Bangun, kita telah sampai." ujar Agus, melihat semua orang telah terlelap masing-masing menuju alam mimpi kali ini.

"Van." menggoyang-goyangkan pundak Stevani.

"Hoammm, kita dimana?" 

"Kita udah sampai."

"Oh"

"Pandu, Zafran, kita udah sampai." tambahnya sembari membalikkan badan ke belakang untuk melihat keadaan mereka berdua.

"Iya, aku udah bangun kok." mengucek-ucek kedua matanya, Zafran tidak benar-benar dapat tertidur dengan pulas sedari tadi.

I'm Coming [END]Where stories live. Discover now