PART 6

8.7K 662 73
                                    

Boun menggandeng tangan Prem dengan formal ketika memasuki restoran. Sang kepala restoran sendiri yang menyapa mereka dan mengantarkan mereka berdua ke meja yang sudah disiapkan.

Boun tampak akrab dengan kepala restoran itu, dan Prem melihat kepala restoran, seorang laki-laki Perancis dengan logat Perancis yang kental. Sesekali Boun berbicara dalam bahasa Perancis yang lancar dan tersenyum menanggapi perkataan kepala restoran itu. Dari informasi yang pernah aku dapatkan, ayah Boun adalah orang Thailand asli sedangkan ibunya adalah keturunan Perancis. Mungkin itu sebabnya Boun lancar berbahasa Perancis, meskipun itu bukan urusanku. Prem cepat-cepat mengalihkan pikirannya dari Boun.

Ketika kepala restoran itu pergi, Boun menarikkan kursi untuk Prem dan duduk didepan Prem,

"Restoran ini milik ibuku." Boun menatap kepergian kepala restoran itu, "Mean adalah asisten ibuku sejak lama, dia mencintai restoran ini seperti mencintai hidupnya."

Prem terdiam menatap Boun. Orangtua Boun juga telah meninggal, itu yang aku tahu, tetapi entah kenapa, informasi tentang orang tua Boun itu tersimpan rapat, jauh sekali hingga tidak ada seorang pun yang bisa menggalinya.

Seorang pelayan datang dan Boun memesan lagi dalam bahasa Perancis yang fasih. Ketika hidangan pembuka datang, Prem terpesona dengan tampilannya. Boun menjelaskan bahwa makanan itu adalah L'imperial de saumon marine yang ternyata adalah filet salmon asap. Ditemani dengan Crème, potongan jeruk citrus, dan roti Baggue. Penyajiannya begitu indah, seperti hamparan padang pasir di atas piring lengkap dengan suasana eksotisnya.

Prem menyuap untuk pertama kalinya dan mendesah, merasakan crème itu meleleh di mulutnya dan menciptakan cita rasa yang bercampur baur antara rasa manis dan kelembutan yang nikmat.

Tak disadarinya bahwa Boun menatap ekspresinya itu dengan tatapan kelaparan. Suasana hati Boun luar biasa buruknya, hasratnya yang tidak terlampiaskan membuatnya frustasi luar biasa. Aku amat sangat ingin meledak di dalam tubuhnya.

Boun memesan anggur Chardonnay sebagai teman makan mereka, sambil berharap malam ini Prem sedikit mabuk sehingga mengendorkan pertahanannya. Tetapi pikiran bercinta dengan Prem dalam kondisi laki-laki itu mabuk sama sekali tidak menyenangkannya. Aku ingin laki-laki ini sukarela, melingkarkan pahanya ditubuhku, ketika kami bersatu. Saat itu akan datang pada akhirnya, kalau aku mau bersabar dan menundukkan laki-laki keras ini pelan-pelan.

Hidangan utama datang, yakni Parmentier de Canard et Son Bouquet de Verdure, hidangan daging bebek yang dipanggang hingga cokelat muda dan berminyak bersama dengan kentang lembut yang dihancurkan, dan disajikan bersama semangkuk salad. Rasanya luar biasa lezat dengan bumbu-bumbu yang tidak biasa dan khas, membuat Prem terpesona akan cita rasa masakan khas Perancis itu. Pantas saja restoran ini diberikan lima bintang.

"Kau menyukainya?" dalam cahaya lampu yang temaram, Boun tampak lebih lembut. Garis kejam dibibirnya tampak memudar dan itu membuatnya tampak lebih santai.

Aku ingin membantah, tetapi aku juga tidak ingin merusak suasana indah ini. Terkurung selama berminggu-minggu di dalam kamar terkutuk itu dan sekarang entah kenapa Boun berbaik hati membawaku keluar -meskipun dengan pengawalan ketat- Prem sempat melirik ke arah para pengawal Boun yang berdiri seperti biasa di akses pintu keluar.

Prem menganggukkan kepalanya. Dia memang sangat menikmati semua ini, bukan hanya makanan -meskipun makanan dirumah Boun tidak kalah nikmatnya- tetapi bisa makan dengan pemandangan bebas, bukan pintu kamar dan ruangan yang selalu terkunci sangat menyenangkan.

"Bagus." Boun bergumam puas, lalu memanggil pelayan untuk menghidangkan hidangan penutup, dan kopi. "Aku ingin gencatan senjata."

Prem mengalihkan pandangan tertariknya pada hidangan penutup yang baru datang itu. Itu adalah crème brulee, hidangan cantik dari krim yang dibakar di permukaan atasnya sehingga membentuk lapisan caramel renyah tapi lembut di bagian bawahnya.

SLEEP WITH THE DEVIL (BOUNPREM VER)Where stories live. Discover now