Ting!

Rang, sekarang.

Rangga langsung memasukan ponselnya ke dalam saku celananya. Kemudian ia menatap Alle.

"Al, gue pulang ya. Dah malem." ujar Rangga tiba-tiba berdiri, membuat Alle dilanda kebingungan.

"Loh, kok buru-buru? Biasanya kan juga habis isya lo baru balik." kata Alle sedikit kecewa. Sangat terlihat dari tatapannya bahwa ia ingin Rangga disini menemaninya.

"Om sms, katanya mau jemput tante dibandara. Makanya gue harus ikut," ujar Rangga mengacak rambut Alle sekilas,

Alle pun nampak percaya. Ia langsung menganggukkan kepalanya paham. "Jadi nantinya lo gak bisa sering kelayapan dong karna ada tante Jeni." kekeh Alle mengingat Tante bawel itu.

"Gampang mah, sogok pake duit juga langsung dibolehin." canda Rangga tertawa.

"Eh?" ujar Alle nampak terkejut, kemudian terkekeh. Ia juga tau bahwa Rangga sedang bercanda.

"Gue balik, ya." pamit Rangga bersiap keluar dari rumah Alle, namun lengannya lantas dipegang.

"Gue boleh nanya?" kata Alle takut-takut.

Rangga lantas mengangguk. "Tanya aja kali, mau nanya apaan sih?" ujar Rangga duduk diatas motor ninjanya.

Alle nampak ragu, ia takut kalau asumsinya itu salah. "Gue liat lo waktu tawuran kemarin. Lo, terlibat ya?"

Rangga diam sebentar, kemudian mengeluarkan tawanya. "Ciee yang saking kangennya sama gue, jadi liat orang tawuran aja itu muka gue."

Wajah Alle memerah malu. Sumpah demi apapun ia sangat menyesel menanyakan hal itu. "Apaan sih, tapi jujur deh Rang, lo ikut gak sih?" tanya Alle menghentikan tawa pemuda itu.

"Enggak, Al. Gue tau mereka mau tawuran, tapi gue gak ikut." kata Rangga tersenyum.

Alle menghela nafas pelan. "Mungkin gue salah liat kali, ya. Syukur deh kalau lo gak ikutan." ujar Alle senang.

"Salah liat atau waktu itu lo lagi bayangin gue?" goda Rangga bersiul.

"Ngarep! Dih, balik sono." usir Alle sok garang.

Rangga lantas mencubit hidung Alle gemas. "Yaudah, gue balik ya. Jangan kangen."

"Dih, kepedean. Sana balik!"

"Haha, iya. Dadahh Alle." lambai Rangga bak anak kecil.

Tawa kecil gadis itu pecah seiring dengan suara mesin motor yang sudah melaju pergi.

•••


BRUM!!

BRUM!!

Ninja merah itu terlebih dahulu mencapai garis finish, membuat orang-orang yang berada disana bersorak heboh dan memekik senang.

Siapa pun akan tahu siapa pemenang kali ini. Seorang yang tak bisa tertandingi sejak dulu.

"Whoo!!! Arland menang! Ketua kita guys!" seru Panji bertos ria dengan kawanan yang lain.

"Whoo!!" sorak yang lainnya.

Alex, sekali lagi laki-laki itu harus menelan kekalahan untuk ke sekian kalinya. Ia tidak terima, tentu saja tidak.

"I'm winner." bisik Arland menepuk pundak Alex singkat. Namun, tidak ada yang menyangka bahwa Alex akan beraksi lebih.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now