•••


"Gimana kejadian sih, Al. Untung gak parah." ujar Rangga cemas seraya meneliti perban yang masih melekat dikepala manis gadis itu.

"Gue gak papa, cuma kebentur dikit doang." kata Alle tertawa kecil. Alle hanya akan memperlihatkan tawa serta senyumnya kepada orang yang ia anggap baik dan teman, selebihnya tidak. Namun, apakah Rangga termasuk teman? Entahlah, gadis itu malah berharap lebih.

"Kebentur apanya sampe kepala mau bolong?" kata Rangga ngawur, membuat Alle langsung menggeplak lengan laki-laki itu.

"Bunda liat, Alle kasar." adu Rangga pada Alisha dengan wajah sok menderitanya.

Rangga memang sangat dekat dengan Alle maupun Alisha, karna keluarga mereka juga sangat dekat. Terlebih Alle dan Rangga adalah sahabat dari kecil. Orang tua Rangga tinggal di Jerman, sedangkan Rangga tinggal disini bersama Omnya.

Jadi tidak heran kalau Rangga juga ikut memanggil Alisha dengan sebutan bunda. Bukan Rangga saja, siapapun temannya Alle pasti Alisha akan menyuruhnya memanggil bunda, supaya lebih akrab.

"Eh, malah ngadu nih anak." sungut Alle melotot sekilas, membuat tawa Rangga pecah.

"Alle emang gitu, kaya kamu gak tau aja." kekeh Alisha meletakan dua buah cangkir teh hangat buatannya.

"Iya ya, bun." Rangga ikut-ikutan mencibir.

Alle memasang wajah cemberutnya. Ia merasa dikeroyok dua orang yang ia sayang saat ini.

"Uuuu.. Mukanya gitu banget sih, Al." kekeh Rangga mengacak rambut gadis itu.

"Rangga ih, berantakan kan." omel Alle menepuk keras pundak laki-laki itu.

"Berantakan dikit doang, tetep cantik kok." kata Rangga mengedipkan matanya sebelah, menggoda Alle.

"Apaan sih!" ujar Alle kesal, menampol pipi Rangga.

"Bunda dikacangin, yaudahlah bunda mau ke kamar aja." seru Alisha bersiap beranjak.

"E-eh, bunda apa-apan sih." kata Alle setengah malu.

"Ciee bunda cemburu." goda Rangga kemudian terbahak.

"Cowok gila!" komentar Alle menggeleng-gelengkan kepalanya heran.

"Bunda becanda, ayo minum tehnya nanti keburu dingin. Bunda mau sholat dulu." ujar Alisha tersenyum.

"Siap bun!" seru Rangga meminum teh buatan Alisha.

"Alle nanti jangan lupa, sholat." ingat Alisha sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar.

"Noh dengerin, sholat. Atau mau gue salatin?" kata Rangga memasang wajah anehnya.

"Gue gak kaya lo, ya! Salat setahun sekali." cibir Alle setengah menyindir.

"Dih, sok tau! Gue salat setiap hari ya." ujar Rangga nampak sungguh-sungguh.

Alle malah menggeleng. "Gak percaya, lo kan kerjannya cuma kelayapan doang."

"Wah, minta dilakban nih mulut." kata Rangga setengah kesal. Meraih gadis itu supaya bisa ia kasih pelajaran. Namun, dering ponselnya membuat Rangga terpaksa harus memeriksanya.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now