"Ya Allah? Kenapa nasib gue gini banget? Gue nggak mau nikah sama dia. Gue tuh cuma cinta sama Raka!"

Samar-samar Kanaya mendengar suara laki-laki dari lantai bawah. Ia yakin acaranya sudah dimulai.

"Saudara Muhammad Ridwan Abraham, saya nikah dan kawinkan engkau dengan putri saya Kanaya Diandra dengan mas kawin seperangkat alat salat dibayar tunai!"

Kanaya memejamkan kedua matanya bersamaan dengan air matanya yang menetes. Allah, tidak adakah keajaiban untuk membatalkan pernikahan ini?

"Saya terima nikahnya Kanaya Diandra dengan maskawin tersebut dibayar tunai!"

"Bagaimana para saksi, sah?"

"Sah!"

Pupus sudah harapannya untuk membatalkan pernikahan ini. Semuanya sudah terlambat, dan mau tidak mau ia harus menjalaninya. Selamat datang hari-hari tanpa kebahagiaan.

Kanaya memalingkan wajahnya begitu seseorang membuka kenop pintu kamarnya. Dari bau parfumnya Kanaya tau ini adalah seorang laki-laki. Tidak salah lagi, ini pasti Ridwan suaminya.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam.." Kanaya menjawab lirih. Bagaimanapun juga menjawab salam itu hukumnya wajib, jadi ia harus menjawabnya.

Ridwan mendekat, tak dapat dipungkiri jantungnya berdebar. Dari samping istrinya itu nampak cantik.

"Kanaya.." panggil Ridwan dengan nada khasnya.

"Ngapain sih Pak Ridwan pake lancar ucap akad? Salahin atau plesetin dikit kek namanya, biar ngak sah. Saya kan gak perlu repot-repot jadi istrinya Pak Ridwan." omel Kanaya.

Ridwan menghela napas berat. Tuh kan, belum apa-apa aja udah kena omel. Padahal Ridwan belum genap lima belas menit loh jadi suami Kanaya, udah kena semprot aja!

"Trus mau gimana? Apa mau di-replay?"

"Dikira moto GP bisa di-replay?" balas Kanaya sengit. Ia memalingkan wajahnya.

"Yasudah, terima aja. Lagipula udah terlanjur, kan?"

Kanaya tak menjawab, ia terus memalingkan wajahnya. Seakan tak sudi melihat wajah suaminya.

Ridwan memegang ubun-ubun Kanaya. Wanita itu nampak kaget dan menatap tajam Ridwan. Ia membuka mulutnya akan melayangkan protes.

"Saya hanya ingin membacakan doa untukmu."

Mendengar itu, Kanaya langsung diam dan membiarkan Ridwan membacakan doa untuknya.

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَمِنْ شَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ

Allaahumma innii as-aluka khayraha wa khayra maa jabaltahaa 'alaihi wa a'uudzu bika min syarrihaa wa min syarri maa jabaltahaa 'alaihi

"Ya Allah sesungguhnya aku memohon kebaikannya dan kebaikan apa yang Engkau ciptakan pada dirinya. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan apa yang Engkau ciptakan pada dirinya."

Sakinah [Sudah Diterbitkan]Where stories live. Discover now