🌻MBBIS🌻03

Mulai dari awal
                                    

"Sini, dengerin bunda. Kalau cowok itu kasar sama kita, bukan berarti dia benci. Mungkin ia lagi ngelampiasan sesuatu ke kita, karna kita udah ganggu dia." Alisha tiba-tiba berucap seperti itu.

"Bunda, kan Alle udah bilang. Alle gak dikasarin sama cowok," ujar Alle mencoba berbohong.

"Bundah hapal sifat kamu, kalau kamu tanya sesuatu pasti kamu udah alamin itu, atau gak kamu penasaran sama sesuatu." kata Alisha menatap Alle.

Bodohnya Alle saat ini, kenapa ia bisa melupakan satu fakta itu tentang dirinya.

"Bunda, udah ya. Alle capek, mau mandi." kata Alle tersenyum lebar.

Alisha tersenyum maklum. "Mungkin dia suka sama kamu," celetuk Alisha tiba-tiba.

Tanpa mengindahkan pernyataan sang ibu, Alle langsung berlari menuju tangga.

"Suka? Yang ada tuh cowok sialan makin benci sama Alle, bun." gerutu Alle dalam hatinya.

•••

Safira dan Mika benar-benar melakukan aksi labrak mereka. Mereka tidak perduli jika nantinya mereka yang akan kena banting selanjutnya.

Kini, jam awal pelajaran masih berlangsung. Dikarenakan mereka jamkos, maka kedua gadis itu lebih memilih menghampiri Arland dan kawan-kawannya yang kini tengah nongkrong dikantin.

"Heh tukang banting!" itu suara Safira yang melengking. Disana hanya ada, Panji, Arland, Varel dan Edo. Sedangkan yang lain memilih masuk kelas jam pertama ini.

"Lah, ada cecewe." Panji sudah terlebih dahulu bereaksi, ia mengedipkan mata genit kepada Safira dan Mikaila.

"Ini rongsokan panci diem deh! Gue mau labrak temen lo ini!" kata Safira menunjunjuk Arland yang kini tengah santai sambil merokok.

"Lah, mau labrak orang bilang-bilang." timbrung Edo tertawa.

Arland menatap Safira dan Mikaila sinis. "Oh, jadi temen galak lo itu ngadu?" kata Arland tertawa sinis.

Mikaila lantas melotot. "Dia gak ngadu apa-apa!" bantah Mika tak terima.

"Tau! Dasar tukang banting!" sambung Safira ngengas.

"Lah, santuy neng. Sini, gabung ama kita." ajak Panji dengan wajah sok gantengnya.

"Ogah!" ketus Safira langsung. "Dan lo, kalau jadi cowok bisa kan gak usah kasar sama cewek? Gak punya hati banget." rutuk Safira melipat tangan didada.

"Pergi!" tegas Arland saat ini tidak mau cari ribut.

"Heh! Kita belum selesai ngomong!"

"Gue bilang pe--"

"Sapii! Mika!!" teriakan Alle lantas menghentikan kedua gadis itu ingin melabrak lebih jauh.

Bukannya tegang, Panji malah ngakak nista kala Alle memanggil nama Safira dengan sebutan Sapi.

"Haha... Sapi? Sapi?" kata Panji tergelak bersama Edo.

"Sumpah, cantik-cantik kok Sapi?" sambung Edo tergelak bersama Panji.

"Lo berdua bolos? Masuk buruan." kata Alle menatap keduanya. Alle benar-benar tidak menyangka akan kenekatan kedua sahabatnya itu.

"Ihh, Alle mah. Bisa gak jangan manggil, Sapi?" cemberut Safira mendelik ke arah Alle.

"Safira? Sapi? Cocok sih." cerocos Panji masih berkabung tawa.

"Diem lo, panci rongsokan!" bentak Safira melotot.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang