10

14 2 0
                                    

Jordan menghentikan mobil yang di kendarainya beberapa meter dari mobilnya yang di bawa kabur oleh orang tadi.
Jordan menggeram saat melihat adiknya di tarik paksa keluar dari mobil oleh orang berbaju hitam yang ada di sana.

Emosinya sudah di ubub-ubun,dia keluar dari mobil itu dan langsung berlari menuju gudang lama tempat orang itu menarik adiknya. Jordan terdiam di ambang pintu,mengintip kedalam gudang, ada banyak sekali orang berbaju hitam disana.

Dia kembali menggeram saat melihat adiknya di dudukkan di sofa usang,kedua tangan dan kakinya diikat dengan tali. Bukan hal itu yang membuat Jordan menggeram,melainkan saat melihat rambut adiknya yang lusuh di tarik kebelakang oleh orang keji itu.

Jordan menoleh kebelakang,saat itu juga dia mendapatkan orang berbaju hitam menyeringai di depannya.

"Punya nyali Lo kesini?" Tanya orang itu.

"Banyak bacot anjing!"

BUGH!

Jordan meninju wajah orang itu.

Orang itu melawan,dia kembali menyerang Jordan,orang itu mencoba meninju perut Jordan tapi dengan santai Jordan menahan tangannya,di putarnya tangan orang itu hingga si empunya menjerit.

"AKHHHH ANJING! WOI ADA PENYUSUP!" Teriaknya.

Jordan mengeraskan rahangnya,di putarnya badan orang itu lalu di bantingnya ke tempat tong-tong kosong yang ada di sana.
Orang itu meringgis,Jordan mengedarkan pandangannya menatap orang-orang yang sudah mengelilinginya.

Jordan mengepalkan kedua tangannya bersiap untuk memberikan bogeman-bogeman pada orang yang berani menculik adik kesayangannya.

"MAJU KALIAN BANGSAT!" Teriak Jordan dan saat itu jugalah orang-orang berbaju hitam maju menyerbu Jordan yang hanya seorang diri.

Jordan menunjang perut orang yang ada di depannya,menyikut orang yang ada di belakangnya,dan menarik tangan orang yang ada di sampingnya lalu di pelintirnya.

Tanpa sadar orang yang ada di belakang Jordan mengeluarkan pisau dari sakunya.

"AKHH!" Jordan membalikkan badannya,menunjang dada orang yang menyayatkan pisau ke tubuh nya. Orang yang di tunjang Jordan terbatuk hingga mengeluarkan darah dari mulutnya.

Jordan menutupi wajahnya dengan kedua lengannya saat tiga orang di depannya memukulinya dengan kayu dan besi panjang. Jordan memilih untuk jongkok sehingga kayu dan besi itu tak mengenai tubuhnya lagi. Jordan meninju kaki orang yang mencoba memukulinya tadi lalu menendang tulang kering orang yang satunya lagi.

Ketiga lelaki itu meringgis, Jordan memegang hidungnya yang berdarah dan kakinya yang nyeri akibat sayatan dari orang-orang itu.

DOR! DOR! DOR!

Jordan menjerit saat lengannya dan punggungnya terkena tembakan.
Jordan terduduk saat lututnya di tendang dari belakang, saat Jordan ingin berdiri salah satu dari mereka menjambak rambut Jordan kemudian meninju wajah tampan lelaki itu hingga cairan kental bewarna merah kembali mengalir dari hidungnya.

Jordan menepis lelaki yang menjambak ya lalu berdiri sempoyongan. Jordan menunjang perut orang itu hingga orang itu terjatuh, saat ingin menghampiri tubuh orang yang barusan di tunjangnya, Jordan tersungkur kebelakang saat Dadanya di tunjang begitu kuatnya. Jordan terbatuk,cairan kental merah keluar dari mulutnya. Jordan meludah darah sambil memegangi dadanya.

Hingga..... Jordan kehilangan kesadaran saat kepala bagian belakangnya di hantam kayu panjang.

Orang-orang yang melihat Jordan tak sadarkan diri tertawa,mereka bertos ria merayakan kemenangan mereka karena berhasil membuat salah satu anak Pak Sanjaya tak berdaya seperti sekarang.

Mereka menarik kerah baju Jordan dan membawanya kedalam gudang,mereka sama sekali tak perduli dengan luka yang ada di tubuh Jordan saat bergesekan dengan kasarnya lantai gudang itu.

Ariska menoleh kearah segerombolan orang yang baru memasuki gudang,ujung bibirnya yang berdarah mengatup rapat,air matanya mengalir begitu deras saat melihat keadaan abangnya yang di seret kasar seperti itu.

"Abang.... Hiks.... LEPASIN ABANG SAYA!" Teriaknya saat orang-orang itu mengikat tubuh abangnya sama seperti dirinya, mereka menempatkan Jordan beberapa meter di depan Ariska,mereka sengaja menempatkan Jordan berhadapan dengan Ariska.

Ariska menangis pilu,ia menatap pria yang ada di depannya dengan tatapan memohon. Namun bukannya mendapat belas kasihan,Ariska malah di tampar oleh pria berbaju hitam itu hingga darah yang awalnya mengering di ujung bibirnya kembali mengalir.

Ariska memejamkan matanya menahan sakit yang di rasakannya,air matanya semakin mengalir,di menundukkan wajahnya enggan menatap pria tak punya hati itu.
Sedetik kemudian dia menaikkan pandangannya.

"Anda! Pasti akan hancur di tangan ayah saya!" Ujarnya pelan namun ada penekanan di setiap katanya.

Pria itu kembali menampar Ariska,menatap gadis itu nyalang,di cengkeramnya dagu gadis itu di paksanya menatap matanya.

"Sebelum gue habis di tangan bokap lo! Gue diluan yang bakal ngabisin dia!" Ujarnya dingin.

Ariska takut,tapi dia berusaha tidak menunjukkan wajah takutnya kepada orang yang ada di depannya ini. Ariska tersenyum remeh lalu tertawa hambar,sehingga tawaannya itu menggema di gudang bekas tempatnya dan abangnya di sekap.

"Hahaha... Sepertinya anda tidak akan bisa mengalahkan ayah saya,anda tau kenapa? Karena ayah saya tidak akan bisa mengampuni orang yang berani menyiksa anaknya!" Ujarnya.

Pipinya kembali memanas, sudah berulang kali pria itu menampar pipi Ariska,namun Ariska kembali tertawa seolah perbuatan pria itu adalah lelucon baginya.

"Kita lihat saja! Ayah saya bakal datang buat ngebabasin saya dan menghancurkan anda!" Ujarnya lagi.

"BANYAK BACOT LO ANJING! BANYAK BACOT!" Pria itu berulang kali menampar pipi Ariska hingga gadis itu lemas,pipinya tak hanya memerah tetapi sudah berubah menjadi keunguan tanda kalau pipinya itu sudah banyak terkena tamparan.

"Sekali lagi Lo bilang kaya tadi, Lo bakalan nyesal!" Pria itu menunjuk wajah Ariska dengan raut murka.

Ariska terdiam,mengumpulkan kekuatannya untuk membalas ucapan pria itu, untuk apa dia diam? Kalau dia diam saja di perlakukan keji lebih baik dia melawan bukan? Apapu Perbuatannya tetap akan di perlakukan keji oleh orang-orang berbaju hitam itu kan?.

"TAPI ITU KENYATAANNYA! ANDA BAKALAN HANCUR DI TANGAN AYAH SAYA! AKHHHH!" Ariska menjerit saat rambut hitamnya yang sudah lusuh di tarik kebelakang.

Pria itu menunjukkan seringaian yang menyeramkan, tangannya yang sudah terkepal sedari tadi memutih menahan amarah yang di pancing oleh gadis yang ada di depannya saat ini.

Hingga Ariska kehilangan kesadaran saat pria itu menampar pipinya dengan sekuat tenaganya. Pria itu bahkan tak perduli jika yang ada di depannya ini adalah seorang perempuan. Bukannya perempuan tidak boleh di sakiti? Tapi pria itu sama sekali tak perduli dengan hal itu, yang terpenting baginya sekarang adalah mengeluarkan emosinya dan menghancurkan keluar Sanjaya sesuai dengan perintah atasannya.

*****

"Udah ada kabar dari Jordan?" Tanya Rama pada Radith yang sedari tadi mencoba menghubungi abangnya.

"Belum bang,gak di angkat sama dia, gue juga udah ngubungin Ariska tapi gak ada jawaban juga" balas Radith.

Dani melihat arloji yang ada di lengannya. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam sore tetapi sama sekali tak ada kabar dari kedua saudaranya.

"Firasat gue gak enak ini" Arka mengusap wajahnya sendiri lalu beralih mengusap lehernya.

Raffa memijat batang hidungnya lalu beralih menatap Dani yang sudah terlihat frustasi.
"Kenapa gak cek aja sih keberadaan mereka?" Ujar Raffa sedikit kesal "Di lacak gitu,percuma si Dhimas polisi bidang Intel" sambungnya

"Kenapa? Buruan!" Bentak Raffa kearah Dhimas.

Dhimas mengangguk patuh lalu berlalri kearah ruangan kerjanya,melacak keberadaan saudaranya dengan alat yang di milikinya.

BERANTASWhere stories live. Discover now