4

27 2 0
                                    

" Ini barang yang Lo minta!" Ujarnya dan menyerahkan barang yang berbungkus kotak lumayan besar bewarna coklat.

"Nih" rekannya itu melempar koper besar yang di yakininya berisi uang ke hadapannya.

"Oke,gue cabut" orang itu berdiri dari duduknya diikuti dengan rekannya.

"Jodi! Jangan kasih tau siapa-siapa" ujar rekannya dan di angguki oleh Jodi.

Jodi berjalan menuju pintu keluar,namun tanpa di sangka Jodi mengeluarkan pistol dari sakunya dan langsung membidik-kan nya ke jantung rekannya itu.

"Ambil barang itu lagi!"perintahnya kepada anak buahnya.

Jodi memanglah seperti itu,dia sangat licik tetapi juga beringgas.
Jodi adalah musuh bebuyutan pak Sanjaya, dia adalah buronannya para polisi,sudah banyak kejahatan yang dia lakukan,mulai dari membunuh hingga menjual narkotika segala jenis.

Jodi memasuki mobil Jeep nya dan menyuruh anak buahnya mengantarkannya ke hotel tempatnya menginap selama di China.

Jodi ke China bukan untuk lari dari masalahnya yang ada di Indonesia,melainkan untuk berdagang barang haram yang di raciknya di pabrik miliknya sendiri, rata-rata pembelinya yang ada di China jugalah sama sepertinya sama-sama orang Indonesia.

"Bunuh si Rian,dia mata-mata keluarga Sanjaya!" Perintahnya kepada seseorang yang di hubunginya.

Setelah mengatakan itu Jodi langsung mematikan sambungannya dan mengerahkan anak buahnya untuk menghilangkan jejaknya di tempat pembunuhan tadi.

*****

"Anjing! Brengsek! Biadap! Gue ke sana sekarang!" Teriak Dani saat mendapat kabar dari adik dari mata-mata nya bahwa mata-matanya itu di bunuh oleh anak buah Jodi.

Dani memakai jaket hitamnya dan mengambil pisau berukuran sedang dan di masukkan ya ke dalam saku jaketnya dia juga mengambil pistol miliknya dan di selipkannya di antara celana miliknya. Dani menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa sehingga menimbulkan tanda tanya bagi orang-orang yang ada di sana.

"Bang Dani mau ke mana?" Pekik Ariska dan langsung membuat Dani menghentikan langkahnya. Dani berbalik dan menatap adik kesayangannya.

"Abang ada urusan" jawabnya

"Tapi kan ini udah mau magrib,gak bisa besok aja emang?" Tanya Ariska

"Gak bisa,Abang pergi dulu ya"

Ariska mengangguk lalu tersenyum tipis "Hati-hati,aku gak suka liat kalian luka"

Dani tersenyum dan berbalik melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.
Dani dengan cepat berlari menuju garasi mobil dan langsung mengendarai mobilnya menuju tempat yang akan dia datangi.

"Gue yakin ada yang gak beres" ujar Rama

"Ram,Ka,Mas! Kalian ikut gue! Radith sama Raffa temenin Ariska di rumah,gue sama yang lainnya mau ngikutin Dani" Jordan pun angkat bicara.

Ariska hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan abang-abangnya.
"Terserah,aku sendiri di rumah juga gak papa,hati-hati di jalan!aku ke dalam dulu" Ariska berjalan meninggalkan abang-abang nya yang menatapnya dengan rasa bersalah.

Ariska melangkahkan kaki nya menuju ruang tengah rumahnya tanpa mau mendengar ucapan lebih lanjut dari abang-abangnya.

Gadis itu mendudukkan dirinya di sofa lalu menyumbat telinganya dengan earphone miliknya seolah tak ingin mendengar suara dari sekitarnya kecuali suara yang di keluarkan oleh earphone miliknya.

"Ka!siapin mobil! Radith, Raffa! Jaga Ariska!" Ucap Jordan.

Radith dan Raffa mengangguk patuh akan ucapan dari Abang tertuanya.
Jordan dan yang lainnya keluar dari kediaman Sanjaya dan saat itu jugalah Radith dan Raffa mencari keberadaan Ariska.

BERANTASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang