📻 Prahara Tukeran Studio (1) 📻

8.1K 942 269
                                    


📻📻📻

CM Station, 08.00 WIB

Pagi itu di sebuah gedung stasiun radio bernama CM Station, terlihat banyak karyawan yang baru berdatangan ke kantor untuk memulai aktivitas mereka masing-masing.

Tidak terkecuali dengan Irene. Program Director senior di CM Station yang selalu on time. Tidak ada kata telat dalam kamus hidupnya. Kebayang kan lo kalo kerja sama dia gimana rasanya?

"Pagi Mbak Irene."

"Pagi."

Judes, dingin, tapi cantiknya bagai bidadari. Itulah kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan perempuan yang biasa disapa "Mbak Irene" ini.

Mbak Irene berjalan menuju ke ruangannya sambil membawa beberapa berkas dan tablet dengan kedua tangannya. Sungguh multitalent sekali Mbak Irene ini.

"Pagi semuanya."

"Pagi, Mbak Irene."

Semua anggota Tim A langsung berdiri melihat Mbak Irene yang berjalan ke arah mereka. Seulgi yang lagi asyik dandan bahkan sampai harus berhenti dan berakhir dengan pakai lipstick separuh bibir doang.

"Kita rapat ya, sepuluh menit lagi di ruangan gue. Jangan telat."

"Iya, Mbak."

Blam.

Pintu ruangan Mbak Irene ditutup. Semua orang langsung kembali duduk di kursi masing-masing. Seulgi buru-buru memakai lipstick-nya lagi.

Nggak lucu dong masa pakai lipstick separuh bibir doang.

"Kita mau rapat apaan ya, Mbak?" tanya si bontot — Yeri yang tiba-tiba udah berdiri di sebelah Seulgi.

Seulgi sendiri malah lanjut mengukir alisnya. Bodo amat sama rapat dadakan, yang terpenting penampilannya harus on fleek.

"Nggak tau. Mau evaluasi program siaran kali,  Mbak Irene kan suka gitu kalo ngadain rapat dadakan."

"Duh, kalau evaluasi gimana ya Mbak? takut nih."

"Takut kenapa sih, Dek? rating program siaran kita minggu ini bagus kok, ya kan Mas Dyo?"

Mas Dyo yang lagi fokus dengan layar komputernya cuma ngangguk. Seulgi menoleh ke kanan - kiri mencari si tiang listrik yang daritadi nggak kelihatan.

"Dek, Mas Chan belum dateng?"

"Nggak tau Mbak, Yeri belum lihat."

"Kebiasaan deh tuh orang, kalo ada rapat dadakan gini malah ngilang. Ntar giliran kena semprot Mbak Irene aja, badmoodnya sampe tujuh hari tujuh malem."

"Palingan juga lagi ngopi di Moonbucks."

"Sekali-kali beliin buat kita juga kek."

Yeri mengangguk setuju. Kopi gratis di pagi hari, siapa juga yang nggak mau?

"Hun, bangun elah! Molor aja lo kerjaannya."

Seulgi menggeser kursi Sehun di sebelahnya. Capek banget punya partner kerja tukang molor begini.

"Bangun nggak lo? gue guyur air nih!"

"Apaan sih Gi, berisik banget lo."

Sehun yang lagi menikmati tidur paginya pun terpaksa melek karena tabokan dari Seulgi. Dia melakukan peregangan otot-ototnya dan tanpa permisi langsung meneguk air dari botol berwarna kuning di atas meja.

"Heh, itu minuman gue Hun!"

"Ya udah sih bagi, pelit amat."

"Ya lo ngapain minum pakai mulut lo langsung?? pakai sedotan kek!"

RADIO ROMANCE (REBORN)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora