DUA

23 6 5
                                    

Sebenarnya bingung mau nulis apaan. Takutnya kalian gak suka..
😣😣😣

Pagi ini Lucy, Jonathan, Sean, beserta kedua orangtua mereka, sudah berada di bandara Internasional Soe-Hatta.

"Mom sama Dad berangkat yah. Kalian bertiga hati-hati. Abang dan kakak  jaga adik kalian baik-baik." Pesan Mommy kepada mereka.

"Ya Mom. Hati-hati. Titipkan salam kami pada Pho." Ujar Jonathan. Setelah mereka berpamitan, Sofyan dan Ana masuk ke dalam bandara.

"Bang? I'm hungry now." Terdengar suara lemah milik Lucy kepada Jonathan.

"Me too!" Ujar Sean tak kalah.

Sekarang mereka kelaparan dikarenakan jam tiga subuh tadi mereka sudah harus berangkat ke bandara dikarenakan orangtua mereka memilih fligth pagi.

"Alah. Sok keliatan lemes lo kak. Gak makan berhari-hari juga strong." Sindir Lucy pada Sean. Sean sendiri hanya menampilkan cengirannya.

"Masih mau ribut? Ayo kita cari makan." Tegas Jonathan untuk menyudahi perbincangan kedua adiknya.

Mereka akhirnya menuju parkiran dan pergi dari bandara menuju caffe atau restoran terdekat. Mengapa mereka tidak makan saja di bandara? Karena Jonathan bosan dengan suasana bandara. Dan akhirnya mengajak kedua adiknya pergi mencari makan diluar.

••••○○○○●●●●○○○○●●●●○○○○••••

Lucy yang sedang duduk bersama Jonathan di ruang keluarga sambil menonton acara di televisi, dikagetkan dengan deringan nada dari iphone miliknya.

"What?" Tanya Lucy tanpa basa-basi.

"Lo dimana? Di rumah kan pasti? Gua sama Obeth otw rumah lo ni bawain chessee cake kesukaan lo. Tunggu ya. Okay bye." Sang penelpon memutuskan panggilannya, Lucy pun hanya bisa menghela napas dengan kelakuan sahabatnya yang satu ini.

Dia adalah Juenna Claudy. Sahabat terbaik Lucy sejak mereka SMP dulu. Clau adalah siswi pindahan kelas VIII  di sekolahan Lucy, hingga SMA pun mereka satu sekolahan. Entah bagaimana pengenalan pertama mereka, yang jelas mereka menjadi sangat akrab dan sudah seperti saudari kandung. Bahkan banyak yang bilang Lucy dan Clau itu kembar karena saking akrabnya. Dan Clau mengetahui semua tentang Lucy.

Firminus Robertho. Obeth adalah sahabat terdekat Lucy sejak mereka kelas 1 SMP. Lucy selalu menceritakan keluh kesahnya kepada Obeth. Bagi Lucy, Obeth adalah pendengar dan penasihat baik yang akan selalu ada setiap Lucy membutuhkan. Meskipun sejak SMA mereka terpisah sekolah, Obeth akan tetap selalu ada dan mengabari Lucy.

"Shalom!" Clau dan Robertho yang sudah datang di rumah Lucy, mengucapkan salam dan langsung masuk ke dalam. Mereka sudah terbiasa sejak dulu selalu masuk tanpa tuan rumah suruh. Mungkin karena saking akrabnya.

"Lantai dua, yuk!" Clau yang mendengar suara Lucy dilantai dua mengajak Obeth untuk bergegas ke atas.

"Eh. Ada Kak Sean. Hai kak. Apa kabarnya? Luar binasa kan pasti? Oke. Incess ke atas dulu. Bye." Ujar Clau setelah bertemu dengan Sean di tangga dekat dengan ruang makan.

Obeth dan Sean yang mendengar itu hanya bisa menggelengkan kepala mereka. Clau sendiri saja sudah begitu, apalagi kalau sudah berdua dengan Lucy? Hancur sudah.

"Gua ke atas ya, kak." Pamit Obeth pada Sean dan menyusul Clau.

Sean yang sedang fokus dengan gamenya hanya menganggukan kepala tanpa menoleh pada Obeth. Ya, sejak pulang dari bandara , Sean langsung menuju ruang makan untuk bermain game online karena di situ wi-finya terhubung sangat kuat.

"Eh! Ada Bang Jho."  Ucap Clau ketika sudah sampai di lantai dua dan berjalan mendekati Lucy dan Jonathan.

Obeth yang saat itu juga baru sampai kaget dengan kehadiran Jonathan yang jarang balik ke rumah. "Kapan datengnya,  bang?"  Tanya Obeth dan langsung menyalimi Jonathan.

Clau yang baru duduk disebelah Lucy langsung menatap malas pada Obeth lantaran baru saja ia ingin menanyakan hal itu kepada Jonathan, malah Obeth yang duluan.

"Kemaren. Kalian ngapain ke sini? Mau ngerecokin rumah ini lagi?"  Tanya Jonathan dan tersenyum ketika melihat wajah kesal Clau.

"Ga! Mending ngerecokin Lucy daripada ngerecokin nih rumah. Ya kan, Lu?"  Canda Clau.

Lucy hanya menatapnya datar lalu kembali menonton acara di televisi.

"Kalian bertiga di sini aja. Abang mau istirahat dulu. Capek dari kemaren kurang istirahat." Pamit Jonathan dan bangkit berjalan menuju kamarnya.

"Cake gua mana? Gua laper." Lucy membuka suara dan menatap kedua sahabatnya.

"Tadi aja lu cuek. Sekarang nanya cake. Nih!" Protes Clau dan langsung menyodorkan box  kue kepada Lucy.

Obeth yang melihat itu hanya tersenyum dengan kedua sahabatnya. Mereka tidak pernah berubah dari SMP.

"Thanks. Bentar. Gue ke bawah dulu mau pisahin buat abang sama kakak gue." Ucap Lucy dan turun ke bawah meninggalkan Clau dan Obeth di atas.

Clau dan Obeth saling pandang. Dalam pandangan tersebut ada arti tersembunyi. Mereka tersenyum simpul karena perubahan Lucy cukup baik sekarang. Ia sudah mau kembali tersenyum dan sedikit cerewet. Setidaknya, mereka harus kembali membuat Lucy yang dulu hadir kembali.

"Kita pasti bisa kan , Beth?"  Tanya Clau dengan wajah cantiknya yang sendu.

"Tentu. Lucy adalah bagian kita. Dan kita akan bantu dia lupakan semuanya dan kembali seperti dulu" Jawab Obeth dengan senyumnya yang manis dan menampilkan lesung pipitnya.

Part duanya segini aja dulu yah. Soalnya bingung mau nulis apaan lagi.
Jangan lupa votenya gais.
Kritik dan saran dari kalian juga aku harapkan.
Ilovyu ❤

ALIUMTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon