- three : meet you

10.7K 1.4K 20
                                    


Well, actually i mad.
but, i can't do anything.

“Jeno, daddy tanya sekali lagi. Kamu mau ikut apa enggak?”

Jeno berdecak sebal, pagi-pagi dia harus merelakan tidur panjangnya terpotong karena Jaehyun memintanya mengantar ke bandara karena semua maid juga supir dirumah ini Jaehyun liburkan karena menjelang natal.

“Arjeno Jung.”

“Gak, Jeno gak mau ikut.”

Jaehyun menghela nafas. “Okay, kalo kamu mau nyusul telepon uncle Doyoung.” katanya.

Jeno mengangguk lagi. “Ya.”

“Kalo gitu, daddy pergi. Serius kamu enggak mau ikut daddy?”

Anak itu kesal, Jeno menggeleng sambil menahan emosinya. “Itu urusan daddy, ngapain Jeno harus ikut?” ketus anak itu.

Maybe you need some vacation?

No. I will use mom villa's for my vacation. That's enough for me.” jawab Jeno dingin dan membuat Jaehyun terdiam.

Up to you, daddy pamit. Take care of your health.” Jaehyun menarik kopernya masuk ke dalam sana.

Dalam hati Jeno mengumpat kesal, dia nggak suka sendiri terlebih ketika ada hari spesial yang harusnya dia rayakan bersama keluarganya.

Jeno cuman tinggal berdua sama Jaehyun, kalau salah satu dari mereka nggak ada otomatis salah satunya sendiri. Dan itu selalu tertuju kepada Jeno.

Ditinggal, memiliki asisten pribadi yang sebenarnya tidak Jeno perlukan. Dia cuman butuh perhatian dari Jaehyun, tapi dia tahu Jaehyun bukan pribadi yang mudah peka terhadap sekitar.

“Ck. Still same, go, go and go.

Jeno berbalik, berniat kembali masuk ke dalam mobilnya kemudian pulang dan melanjutkan tidurnya yang sempat terpotong.

Membelah jalan raya Seoul yang terlihat dihiasi oleh es putih bersih, mengendarakan mobil dengan kecepatan maksimal sambil bergumam kecil.

Tapi tiba-tiba mobilnya menepi, tadi Jeno lihat ada seorang gadis yang kesusahan memperbaiki sepedanya. Makanya Jeno berniat membantu.

“Selamat pagi, sepedamu kenapa?” sapa Jeno ramah dan ikut berjongkok di samping gadis itu.

Gadis itu tercekat. “Hm.. Rantainya lepas dan susah banget pasangnya lagi.” jawab gadis itu.

Jeno mengangguk kecil. “Mau aku bantu? Aku bisa kok.”

“Ser-seriously?”

“Yes, and you don't worry about that, i can improves your bicycle.” kata Jeno yakin.

Um? Okay, i trust you and thank you for helping me.

Jeno tersenyum tipis, tangan nya mulai memasangkan rantai sepeda itu dengan hati-hati agar tidak terlalu mengotori tangan nya.

the siblings Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang