* 열한 번째 *

195 27 0
                                        

"No one trusted you like i doOh, what do i do nowthat your gone?I miss youOnly longing grows with me"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"No one trusted you like i do
Oh, what do i do now
that your gone?
I miss you
Only longing grows with me"
...

🎶Nayeon - Only Longing Grows





Agustus, 2009



Hitam, hanya itu pandangan Jian waktu membuka matanya yang terasa berat.

Tidak ada warna lain, semuanya gelap.
Jantungnya berdetak kencang, Ia menerjapkan matanya berulang kali
Tapi tetap sama, hitam.
Hanya itu warna yang ia lihat.

"Jihyun?"

Alisnya bertautan, bingung.

Ia dapat mendengar suara, namun pandangan nya tetap gelap
Ia tidak mengerti.

"Jihyun?"

Sekali lagi ia bingung, siapa jihyun?
Kenapa suara seorang wanita tua terus memanggil nama Jihyun.

Jian tersentak tatkala seseorang yang tiba-tiba memeluk nya dari samping
Yang ia pikirkan itu adalah ibunya.

"Ibu?"

Wanita itu menangis, dadanya naik turun mengatur nafas yang tersenggal, Jian bisa merasakannya.

"Ibu, kenapa semua gelap? mataku tidak bisa melihat apa-apa"

Wanita itu kembali menangis, namun kali ini ia mengeluarkan suaranya, Tangisan hebat yang sempat membuat jian terkejut
Itu bukan suara ibunya. Ia tahu betul bagaimana suara ibunya, tapi ini bukan, ia tidak mengenal suara ini.

"Jihyun"
Wanita tua itu memanggil dengan nada lirih, berniat kembali merengkuh Jian.

Jian tersentak, segera menjauh dari bangsalnya, Ia terlalu takut.

"Siapa Kau? dimana Ayah dan Ibuku?" Sergah Jian sedikit berteriak.

"Aku... Nenekmu, ibu dari ayahmu" Ucap wanita tua itu sedikit gemetar.

Jian bingung, Nenek? Ia bahkan tidak tahu wajah Neneknya seperti apa,
Karena orang tuanya tidak pernah mengenalkannya pada Nenek ataupun kakek.

Jadi Jian sangat takut sekarang,

"Jihyun" Wanita tua itu meraih lengan jian

"Namaku bukan Jihyun!" Jian memekik kencang sambil menghempasakan kaitan lengannya.

Tak berselang lama kepalanya terasa sakit, Jian merintih. Rasanya sangat sakit sampai ia terjatuh ke lantai, memegangi kepalanya yang berdenyut hebat. Namun pandangannya masih hitam, Ia takut. Lalu memori kecelakaan 2 bulan yang lalu terlintas membuat dadanya begitu sesak
Semua badannya terasa sakit, ia terduduk.

"Ayah, Ibu" Jian merintih dan sesaat itu badannya terjatuh ke lantai, dan tiba-tiba jian merasa semuanya terasa senyap.

___________



Desember, 2015





"biar bibi bantu"

Bibi Kim menaruh tangannya di depan wajah jian berniat menyuapi makan, namun Jian malah menolehkan kepalanya tidak mau.

"Kalau tidak makan, Nona bisa sakit"

Jian tetap diam, tidak mengubris perkataan bibi Kim.

Ia merasa kosong, hidupnya sudah hancur sekarang, tidak ada lagi niatan hidup
Semua miliknya telah di renggut, Ayah ibu bahkan pengelihatan nya.

Tidak ada lagi Jian yang ceria, sudah tujuh tahun berlalu, namun memori akan kecelakaan itu masih terngiang jelas di pikirannya.

Sekarang ia sudah besar, sudah memasuki sekolah menengah pertama, Tapi penglihatannya belum juga membaik tetap buram, gelap. Kata dokter mungkin ia bisa melihat lagi dengan donor mata namun sayangnya hingga kini belum ada yang mau mendonorkan mata untuknya.

Jian tidak punya tujuan hidup lagi, kalau bukan karena bibi Kim yang selalu di samping nya, Mungkin sekarang ia sudah menyusul orang tuanya.

Dan tentang namanya, Neneknya sangat membenci ibunya karena ia merenggut anak satu-satunya yang berharga, Dan oleh sebab itu sang nenek memberi nama baru yaitu Jihyun,

kang Jihyun.

Nama Jian adalah pemberian ibunya yang sangat tidak di setujui oleh neneknya, Maka dari itu sang nenek memutuskan mengganti nama Jian menjadi Jihyun. Namun hingga saat ini ia belum terbiasa dengan nama itu, Terlebih sekarang Jian membenci neneknya, sangat benci.

Jian mengetahui itu karena ia tak sengaja mendengar sang nenek berkata bahwa ayah dan ibunya tidak pernah menikah, Ia sempat terkejut mengetahui hal tersebut, dan yang membuat Jian lebih terkejut lagi kala ia mendengar sang nenek menyebut dirinya adalah anak haram yang tidak di inginkan di dunia ini.

Hingga sore ini Jian belum makan membuat bibi Kim merasa khawatir, memang bukan hal baru jian selalu murung dan tidak mau makan tapi kali ini berbeda. Musim dingin ini, Jian sangat merindukan orang tuanya, kalau saja dahulu ia tidak pergi ke taman hiburan. Tentu keluarganya akan baik-baik saja, namun saat ini jian tau tidak ada gunanya menyalahkan takdir.

"Nona, diluar turun salju" Ucap bibi Kim membuyarkan lamunannya.

Jian tetap diam, ia bahkan tidak bisa melihat salju sekarang, dirinya pun tambah murung.

"Nona tahu tidak? Katanya saat salju pertama turun lalu kita meminta permohonan, permintaan kita akan langsung terwujud" Ucap bibi Kim seraya mengelus rambut Jian pelan.

"Benarkah?" Tanya Jian ragu-ragu,

Bibi Kim mengangguk "Iya, mau coba?"

Jian terdiam, ia tahu walaupun ia membuat permohonan untuk orang tuanya bisa kembali, apa Tuhan akan langsung mengabulkannya? Tentu saja tidak. Jadi ia tahu permohonan nya akan sia-sia.

Tapi dari lubuk hatinya ia menyelipkan sebuah permohonan, Permohonan yang mungkin terdengar sederhana, ia ingin bahagia.

Hanya satu kata itu, Jian hanya ingin bahagia, walaupun hanya sebentar,
ia sangat ingin merasakan itu. Dan semoga itu bisa terwujud.

Bibi Kim selalu berkata bahwa hidup tidak ada yang sia-sia. Hidup adalah anugerah, dan kenikmatan yang harus selalu di syukuri. Hidup memang bukan hanya tentang kebahagiaan saja,

Tapi hidup Jian selalu penuh dengan kesedihan, sudah lama tidak ada kata bahagia dalam hidupnya,
Jadi boleh saja kan, Jian meminta permohonan seperti itu pada Tuhan..


______________





Met malem minggu gaess
Jangan lupa
Vote
&
Comment
Oke
Oke
Sip
:D

A Perfect Match ;Jaemin [✔]Where stories live. Discover now