К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
"The happiest person Was me Because you were always on my side" ...
🎶Nam WooHyun - When fall Come
Jihyun POV
Jantung ku berdegup kencang, aku merasa sangat nyaman dan tenang. Entah apa yang hatiku rasakan saat ini tapi benar aku seperti telah menemukan sosok yang selama ini ku cari, Sosok yang selalu aku impi-impikan, dan tentu saja ini bukan mimpi..
Aku harap semua berjalan seperti apa yang aku inginkan walaupun aku tahu dunia ini terlalu enggan mewujudkan harapan ku yang terlalu tidak tahu diri ini,
Namun aku percaya takdir tidak seburuk itu, Takdir pasti akan merubah semua penderitaan ku dengan senyum. Kebahagian suatu hari nanti, dan aku mempercayainya.
___________
Hingga saat ini Jihyun tidak bisa tidur tenang, ia selalu memikirkan laki laki yang mengantarnya pulang tadi.
Yaa siapa lagi kalau bukan Jaemin, Pemilik suara berat nan teduh itu terus bergentayangan dalam pikiran Jihyun.
Walaupun gadis itu tidak tahu bagaimana rupanya tapi ia yakin Jaemin adalah orang yang tampan, dan baik. Ia tersenyum sendiri dengan pikirannya, Sedang asik mengimajinasi rupa Jaemin, tiba tiba suara pintu kamarnya terbuka.
"Nona ayo makan dulu, bibi sudah masak masakan kesukaan nona" Ajak seseorang wanita paruh baya
Ahh! Jihyun tahu suara siapa itu.
"Aku tidak lapar bi" Jawab gadis itu singkat
Gadis itu memang tidak terlalu lapar saat ini, lagipula ia sangat tidak ingin bertemu dengan Neneknya, maka dari itu Jihyun lebih memilih mengurung dirinya dikamar.
"Tapi kalau nona tidak makan nanti jatuh sakit, Bibi tidak mau hal kemarin terjadi lagi"
Bibi kim bersikeras mengajak jihyun makan, ia tidak mau kalau gadis itu sakit seperti bulan kemarin yang mengharuskan jihyun dirawat di rumah sakit selama 2 minggu karena gadis itu bersikeras tidak mau makan.
Ia tahu gadis yang sedari tadi melamun itu memiliki banyak penderitaan, Ia hanya ingin gadis itu sehat dan memiliki semangat seperti gadis-gadis lainnya.
Kim Taeyeon sudah mengurus jihyun dari kecil, ia sangat menyayangi Jihyun seperti anakanya sendiri. Bahkan ia sangat menyayangi Jihyun daripada dirinya sendiri.
"Baiklah aku akan makan, aku tidak ingin bibi khawatir karena ku" Pasrah Jihyun
mendengar hal itu Bibi Kim bernafas lega, ia langsung mengelus rambut jihyun.
"Gadis Pintar" Ucapnya dengan senyum yang belum luntur,
"Tapi aku ingin bibi yang menyuapiku ya?" Pinta Jihyun
"Baiklah, ayo kita makan!" Seru bibi Kim dengan nada seperti anak kecil yang bersemangat, dan mengajak Jihyun keluar kamar.
Jihyun terkekeh mendengar suara bibi Kim yang sangat lucu,
Ia bersyukur masih mempunyai seseorang yang menyanginya,
senyum Jihyun semakin merekah, Tuhan masih baik padanya, dengan menghadirkan bibi Kim di hidupnya.
Dengan kebahagian sederhana ini Jihyun berharap ia akan terus bahagia dengan hidup yang di jalaninya.
_____________
"Hai"
Itu suara yang sangat jihyun hapal,
Gadis itu seketika tersenyum mendengar suara sapaan itu.
"Kenapa disini?? Bukannya di kantin" Tanya jaemin
ini memang jam istirahat, Namun Jihyun sengaja ke perpustakaan. Ia sangat tidak mau ke kantin, karena di kantin pasti akan ramai dan Jihyun takut akan menjadi sasaran untuknya di buli.
"Aku suka disini, tenang dan aman" Jawab Jihyun dengan senyum malu yang belum hilang.
"Sebenarnya aku kurang suka tempat ini, tapi mulai sekarang sepertinya aku menyukai tempat ini"
"lohh Kenapa??" Tanya gadis itu penasaran,
"Karena disini aku bisa bertemu denganmu heh" Ucap Jaemin sembari tertawa pelan.
Seketika pipi Jihyun memerah , Ya Tuhan detak jantung gadis itu bertambah cepat, bagaimana ini?
"Kau cantik"
Sontak Jihyun terkejut ia langsung mendongakan kepala nya yang sedari tadi mendunduk.
"Hah?" Seru Jihyun tidak percaya,
"Iya kau adalah perempuan tercantik kedua setelah ibuku"
Jaemin tersenyum lebar, tangannya kemudian mengusap kepala jihyun dengan lembut.
Jihyun hanya bisa terdiam kaku dengan apa yang jaemin katakan tadi dan yang dia lakukan sekarang.
Namun, semenit kemudian dada Jaemin terasa sesak, Ia merasa sangat sesak. Nafasnya memburu, Tapi ia tahan agar tidak terlalu terdengar Ia tidak ingin Jihyun mendengar sesak kan nafasnya.
Jaemin merasa ada sesuatu menetes ke tangannya, ternyata cairan berwarna merah jatuh dari hidungnya.
dengan sigap Jaemin mengelap tangan dan hidungnya, ia tidak ingin siapapun tahu.
Pikirannya kacau, ia hanya ingin lari menjauh dari Jihyun, senyuman dari wajah gadis itu perlahan memudar, di ganti dengan tatapan khawatir. Tangan gadis itu bahkan meraba-raba meja baca, Untuk menemukan sosok Jaemin.
Jaemin menggeleng pelan, dadanya semakin terasa sesak sekarang. Ia harus minum obat, tapi kelasnya agak jauh dari perpustakaan.
"Maaf aku pergi dulu, aku akan menemui mu lagi nanti" Ucap Jaemin dengan suara serak.
Jihyun khawatir, Dan gadis itu tahu, Jaemin pasti sedang tidak baik baik saja sekarang.
"Jaemin!" Seru Jihyun seraya menggebrak meja.
Dengan langkah cepat dan nafas terengah-engah Jaemin berlari meninggalkan Jihyun di perpustakaan.
Rasanya dia ingin mengutuk dirinya, Moment nya sangat tidak pas. Jaemin jengkel.
kenapa dia harus kambuh sekarang?
"Arkhhhh" Erang Jaemin kesakitan.
Ia tidak ingin mati sekarang, Tidak- Jaemin sudah bersusah payah untuk Melawan semuanya.
satu harapannya belum terwujud, Harapan kecil yang ia panjatkan bertahun tahun yang lalu.
Ia ingin harapan itu tercapai, Sebelum hidupnya berakhir sampai titik batas terakhir.
__________
I'm comeback Hehehe setelah beberapa minggu gk update Maafkan akuh (╯︵╰,) Karena kemarin-kemarin ide mampet :') Jadi baru update wkwk