OUR BABY - 8

4.6K 554 146
                                    

OUR BABY - 8

jongin langsung berjalan menuju ke arah UGD yang jongin pikir adalah ruang pertama yang dikunjungi seseorang saat terjadi kecelakaan. penanganan pertama memang ada di UGD. jongin tidak benci rumah sakit, tapi membayangkan sehun berbaring disalah satu ranjang di rumah sakit membuat jongin mau tidak mau merasakan kekhawatiran yang menekan.

jongin sempat bertanya pada seorang suster yang keluar dari ruang UGD dan ternyata benar ada pasien bernama oh sehun yang sedang di tangani di dalam sana dan jongin diminta untuk mengurus administrasi terlebih dahulu. setelah administrasi selesai jongin kembali berdiri di depan ruang UGD dan menunggu.

30 menit jongin menunggu hingga seorang pria keluar dari dalam ruang UGD dengan langkah tegap dan jongin langsung mendekat, melihat dari atas ke bawah penampilan pria yang berdiri di depannya. kemeja di gulung, tangan kanan yang dibalut dengan perban, celana di bagian lutut yang sedikit koyak dan terakhir plester luka yang menempel di dahi juga beberapa luka kecil dengan darah mengering di pipi, selain itu semua, sehun terlihat baik-baik saja.

sehun kaget saat dirinya melihat jongin berdiri didepannya. memandangnya dari atas ke bawah membuat sehun sedikit tidak nyaman karena mereka sedang ada di rumah sakit dan jongin melihatnya dengan intens, ditambah dengan keadaan sehun yang berantakan membuat sehun semakin salah tingkah.

"syukurlah kamu tidak apa" ucap jongin lirih dan nyaris terjatuh karena tiba-tiba tubuhnya merasa lemas. sehun mendekat dan menopang berat tubuh jongin menggunakan tangan kirinya yang baik-baik saja.

"kamu kenapa? baik-baik saja? kita perlu memeriksakanmu juga?" tanya sehun dengan dahi mengerut tanda bahwa dirinya sedang super serius.

"ti-tidak aku tidak apa-apa" jongin sedikit mendorong tubuh sehun saat dirinya sudah yakin bisa berdiri sendiri.

"kita periksa saja, kamu sepertinya tidak baik-baik saja"

"tidak terima kasih aku baik-baik saja" ucap jongin membuat sehun menghela nafas dan menggeleng pelan, jongin dan sifat keras kepalanya.

"kamu menyetir sendiri? biarkan aku mengantarmu pulang"

"tapi tanganmu?"

"jarak dari sini ke rumahmu hanya dekat, tidak perlu khawatir"

"Biarkan aku saja Yang menyetir sendiri"

"Sudah jangan keras kepala" sehun mengambil alih kunci mobil milik jongin

Sehun segera berjalan didepan jongin. Hingga jongin menyusul dan berjalan di samping sehun. keduanya hanya diam dengan pikiran masing-masing yang sulit untuk mereka jelaskan.

"Emmm kamu benar-benar baik-baik saja?" Tanya jongin sambil melirik sehun

"Ya, tentu saja"

"Tidak pusing?"

"Tidak"

"Kamu yakin baik-baik saja? Tidak ingin disini lebih lama? Untuk observasi mungkin?"

"Aku baik-baik saja, hanya luka lecet saja. Mereka Yang terlalu membesar-besarkan masalah" ucap sehun sambil membuka pintu di samping kemudi untuk jongin

"Aku tanya sekali lagi. Kamu baik-baik saja? Kita bisa pesan taksi atau biarkan saja aku Yang mengemudi" tanya jongin Yang membuat sehun menggeleng sebelum mendorong kepala jongin hingga mau tidak mau jongin duduk juga dikursi samping kemudi.

Sehun masuk kemudian dan langsung menjalan mobil jongin dengan satu tangan dan terlihat sangat terampil. Jongin duduk dengan nyaman sambil sesekali melirik sehun. sedikit khawatir juga dengan keadaan sehun yang harus menyetir pasca kecelakaan yang membuatnya harus sampai di rumah sakit.

perjalanan yang sangat lama dan sunyi itu akhirnya berakhir juga di basement apartement jongin. sehun bahkan bisa memarkirkan mobil jongin dengan rapi meski hanya dengan 1 tangan saja. jongin turun kemudian sehun mengikutinya. keduanya berhadapan dan sehun menyerahkan kunci pada pemiliknya kembali.

"aku pulang ya, kamu masuklah" ucap sehun sebelum berbalik

niat sehun untuk pulang terhenti saat jongin menggenggam tangan kiri sehun, sedikit menariknya hingga sehun berjalan mengekori jongin. keduanya berjalan memasuki lift yang ada di basement dengan kedua tangan bertaut, entah apa arti semua ini tapi ini semua terasa sangat benar. sampai di unit jongin, jongin segera membuka kunci dan keduanya masuk.

"jongin kenapa?" tanya sehun saat keduanya sudah ada di ruang tengah tempat jongin tinggal

"aku tidak bisa membiarkan kamu pulang. hanya itu." jawab jongin dengan nada gelisah yang membuat sehun tersenyum

"kamu menghawatirkan aku juga?" tanya sehun sambil berjalan semakin dekat hingga dirinya bisa leluasa memeluk pinggang ramping jongin

"ya, karena bagaimanapun kita saling mengenal" jongin memalingkan wajanya karena merasa sehun sedang menatapnya dengan intens

"benarkah? bukan karena sebenarnya kita sudah lebih dari saling mengenal?"

"berhenti bicara yang aneh-aneh dan pergi mandi. aku akan siapkan makan malam" jongin mendorong dada sehun

"lalu aku akan pakai apa?"

"bajuku, nanti aku pilihkan. tapi jangan minta yang sama seperti yang kamu punya dirumah karena disini tidak ada pakaian dengan merk mahal"

"aku rela pakai apapun yang penting kamu yang siapkan"

"berhenti bicara bohong dan mandi sekarang juga"

"tidak bisakah kamu berhenti gengsi dan memelukku juga?" sehun merentangkan kedua tangannya dan berharap jongin masuk ke pelukannya tapi yang ada jongin malah mendorongnya menjauh

"mandi , aku akan siapkan baju untukmu dan makan malam. cepat-cepat"

Sehun tersenyum dan membiarkan dirinya terdorong hingga masuk ke dalam kamar mandi di dalam kamar jongin. Saat sehun keluar dari kamar mandi sehun sudah menemukan piyama berwarna hitam diatas kasur jongin.

Sehun keluar setelah memakai piyama Yang jongin siapkan. Sehun putuskan untuk keluar dari kamar sambil merapikan rambutnya Yang sedikit basah. Rumah jongin sangat rapi dan sehun suka. Ini kedua kalinya sehun kesini dan masih saja membuat sehun kagum.

Sehun melangkahkan kakinya menuju kearah dapur dan melihat jongin berdiri di depan konter dapur miliknya entah sedang melakukan apa. Sehun memeluk jongin dari belakang dan mengagetkan jongin.

"Terima kasih, terima kasih kamu datang disaat aku membutuhkan seseorang" bisik sehun Yang membuat jongin diam tak berkutik.

"Terima kasih karena kamu khawatir padaku" bisik sehun lagi sambil memeluk jongin lebih erat.

"Kamu.... membuat mi kita mengembang" gerutu jongin sambil menunjuk ramen Yang sedang dimasaknya

Sehun melepas pelukannya dan tertawa setelahnya. Bagaimana mungkin jongin merusak suasana romantis mereka karena sebuah mi? Sehun menggelengkan kepalanya sambil tertawa. jongin memang ajaib. rugi chanyeol melewatkan pria semenarik jongin dan memilih untuk bersama dengan kyungsoo.

"Sudah berhenti tertawa, kita makan ramen saja karena aku sedang malas memasak"

"Aku bisa makan apapun jadi it's OK"

Keduanya makan dari panci Yang sama. dengan sesekali bercanda, lebih tepatnya sehun Yang menggoda jongin, membuatnya kesal dan berakhir dengan memukuli sehun. Tidak ada Yang istimewa jika dilihat begitu saja. Makan ramen dari panci, disebuah ruang makan sederhana tapi bukan itu Yang sehun rasakan.

Sehun merasa lebih dekat dengan jongin. Makan masakan jongin dan menghabiskan waktu bersama dengan jongin membuatnya bahagia. Hal sederhana Yang membuat sehun bahagia. Hanya karena kehadiran jongin, sehun merasa sangat bahagia dan kehilangan wajah dinginnya juga sifat irit bicaranya.

Tbc

Update maleeeem wkwkwkwk 🤣🤣🤣🤣

Kangen ye, berapa hari aing engga up cubak?

OUR BABY? (END) Where stories live. Discover now