Alex turun dari mobil, Ia kini berdiri di sampingku. Aku menoleh kepadanya untuk melihat bagaimana ekspresi wajah yang dikeluarkan oleh Alex.

"Selamat datang di tempat favoritku" ucapku mempersilahkan Alex yang terkekeh. Aku ikut tersenyum, kami pun berjalan memasuki hutan menuju bukit. Alex mengulurkan tangannya yang langsung aku terima. Tempat ini untukku memulai segalanya, dari tempat ini Alex semakin lama semakin terbuka denganku.

Kami berdiri berdampingan memandangi pemandangan di depan kami. Beberapa kali aku memperhatikan wajah tampan dari Alex. Aku merasakan sesuatu berubah darinya, sesuatu yang baik. Auranya berbeda dari sebelumnya, aku penasaran apa yang dia lakukan selama 6 bulan terakhir ini.

"Bagaimana tempat kerja barumu?" Alex mengeluarkan suaranya. Suara yang menenangkan.

"Emm..sejauh ini aku merasa nyaman dan rekan kerjaku membantuku dalam pekerjaan" ucapku. Alex menganggukan kepalanya.

"Bagaimana denganmu?" Aku bertanya padanya. Pertanyaanku tertuju pada 'Bagaimana keadaanmu ketika berpisah denganku? Apa kau baik-baik saja? Apa kau merindukanku?'.

"Aku? Well, banyak pergantian karyawan dan aku harus beradaptasi dengan mereka terlebih sekretarisku" ucap Alex menjawab pertanyaanku. "Sekretaris barumu? Bagaimana dengannya?"

"Dia mengingatkanku dengan seseorang, walau dia tidak sehebat orang itu, tapi pekerjaannya jauh lebih baik. Dia sopan dan ramah, tentunya berbeda dengan sekretarisku yang sebelumnya" ujarnya. Aku terkekeh dengan kalimat terakhirnya.

"Kau bilang kau teringat dengan seseorang melihat sekretarismu, siapa dia?" Aku kembali bertanya, Alex mengalihkan pandangannya dariku. Ia kembali melihat ke depan, kemudian menarik napasnya sebelum berkata, "Seseorang yang aku rindukan, tidak pernah pergi dari pikiranku dan hatiku. Seseorang yang aku cintai" ujarnya menatapku dengan dalam. Tatapanya membuatku bernostalgia pada kenangan kami bersama.

"Aku mungkin telat mengatakan ini, tapi aku ingin mengatakannya padamu, Aku ingin kau tahu kalau aku mencintaimu" ucap Alex membuatku tersentak. Apa yang baru dikatakannya?. Dia benar mengatakan kalimat tersebut?.

"Apa aku terlambat membalasnya? Aku tahu seharusnya aku membalasmu langsung dan memintamu untuk tetap tinggal bersamaku.." ucap Alex lagi. Semakin yakin dia telah berubah, ke dalam sesuatu yang lebih baik.

"Boleh aku memelukmu?" Ucapku padanya. Ia tersenyum, kemudian meraihku masuk ke dalam pelukannya.

"Kau tidak terlambat, aku mengerti kau telah berusaha menahan selama ini. Kau telah melakukan yang terbaik, Alex" Ucapku memeluknya erat, menyandarkan kepalaku pada dadanya. Detak jantungnya terdengar begitu menenangkan.

"I love you" bisiknya lembut pada telingaku. Aku merenggangkan pelukannya dan menatapnya.

"Bisa kau mengatakannya lagi?" Ujarku.

"I love you, I love you, I love you, Elena" ucap Alex dengan lemah lembut membuat lututku lemas kegirangan.

"I love you, Alex" ujarku tersenyum lebar. Alex tersenyum membalasku. Ia memajukan kepalanya semakin dekat denganku. Kami saling memiringkan kepala mengikuti irama pada bibir kami yang bersentuhan.

Tanganku meraba dadanya dan terus naik hingga melingkar di lehernya. Alex meraih pinggangku semakin dekat padanya. Kehangatan begitu terasa di antara kami. Ciuman ini berbeda dari sebelumnya tidak ada nafsu di dalam melainkan yang aku rasakan adalah kasih sayang.

Pertemuan kami kembali membawa cerita baru dalam kehidupanku dan juga Alex. Kami seperti memulainya dari awal, apa yang kami lakukan penuh dengan perasaan yang begitu lembut. Waktu kami saling menunggu tidak terbuang sia-sia. Kami menemukan orang yang tepat. Aku akan selalu ada bersamanya dalam keadaan, aku tidak akan meninggalkannya lagi. Aku berjanji akan tetap di sampingnya apapun yang terjadi. Karena Aku yakin, kau dan aku akan selalu bertemu kembali.

Elena's Pov End.

Flashback 3 months ago.

Alex masuk ke dalam toko bunga, Ia memilih beberapa bunga yang memiliki warna indah. Setelahnya ia pergi menghampiri kasir. Di sana ia bertemu dengan Ibu Elena.

"Kau mengirimnya bunga lagi hari ini?" Ujar Ibu Elena. Alex tersenyum malu dan menganggukan kepalanya. Setelah rangkaian bunganya selesai, Ia segera pergi untuk mengirim bunga pada kantor baru Elena. Begitu ingin keluar, dirinya melihat Elena yang berjalan masuk ke dalam toko bunga.

"Dia pulang cepat hari ini, aku lupa memberitahumu" ucap Ibu Elena. "Maafkan aku, apa ada tempat persembunyian?" Tanya Alex. Ibu Elena pun dengan cepat menunjukan jalan lewat pintu belakang. Sebelum itu, Alex memberikan bunganya pada Ibu Elena.

"Aku takut bunga ini tak sampai di tangannya, Boleh aku minta tolong berikan ini padanya?"

"Tentu saja, aku mendukung kalian berdua, aku akan melakukan apapun untuk membuat kalian bersatu kembali. Semangat, Son" ucap Ibu Elena menepuk bahu Alex, kemudian mengambil bunga tersebut.

"Mama..toko bunganya belum tutup? Aku ingin pulang bersama dan makan malam bersama" ucap Elena merangkul lengan ibunya.

"Oh? Ibu sedang merangkai bunga? Untuk siapa?" Elena kembali bertanya melihat bunga yang ada di tangan Ibunya. "Untukmu," ucap Ibu Elena memberikan bunganya.

"Untukku? Ibu membuatkannya untukku?"

"Seseorang memintaku membuatkannya untukmu"

"Seseorang? Siapa?"

"Dia merasa sangat bersalah dan ingin kau memaafkannya"

Perkataan Ibu Elena membuatnya terheran. Elena melihat ke arah Ibunya datang tadi. Alex yang bersembunyi di sana berusaha untuk tidak terlihat.

Hari ini...

"Aku sudah berada di jalan, kau benar datang bersamanya?" Alex berkata sambil menyetir dalam telfonnya.

"Tentu saja aku akan mengajaknya, Aku akan membantu saudara dan teman terbaikku. Tapi, apa yang membuatmu memutuskan untuk bertemu dengannya seperti ini? Meminta bertemu dengannya langsung lebih baik bukan?" Ujar Ryan.

"Aku tak yakin dia akan setuju untuk keluar bersamaku. Tapi, aku merasa ini waktu yang tepat, berbicara dengannya lagi membuatku tersadar jika aku tidak akan bisa melepaskan dia. Dialah orangnya yang selama ini aku tunggu-tunggu..."

"Okay okay, tidak perlu di lanjutkan kau membuatku iri. Tenang saja, aku akan memberikan kalian berdua waktu yang lama"

"Terima kasih, Ryan"

"Hmmm..semangat untuk kalian berdua, sebagai hadiahnya tolong carikan aku calon istri sebelum ayahku menjodohkanku dengan pilihannya yang tak pernah cocok denganku"

"Aku akan janji dengan itu, okay, cepat jalan sekarang, aku sudah mau sampai"

Alex menunggu di dalam mobilnya, melihat Elena yang turun dari mobil Ryan. Senyuman rasa senangnya menunggu waktu bertemu dengan Elena muncul.

Setelah Ryan pergi dan Elena masuk ke dalam restaurant, Ia terdiam untuk beberapa saat. Mempersiapkan dirinya.

Begitu pertanyaan Elena muncul,
'Kau memiliki banyak waktu' saat itu ia memastikan bahwa hari ini adalah untuknya dan Elena bersama dan akan terus bersama.

——————— End ———————

Thank you guys udah baca ceritaku. Jangan lupa untuk vote dan komennya ya 🥰❤️

There You AreWhere stories live. Discover now