Part 19

2K 90 0
                                    

Alex's Pov

Seorang wanita berdiri didepanku, ia mengenakan gaun putih selutut yang sangat indah. Rambut pirangnya menambah kecantikan yang ia miliki. Ia tersenyum padaku, tapi senyuman itu bukanlah senyuman senang. Ketika tersenyum air matanya mengalir.

"Alex..apa yang kau lakukan padaku??" Ujarnya memperlihatkan tangannya yang terdapat luka sayatan dan darah terus keluar dari tangannya. Aku seharusnya menolong dia, menghentikan darah dari pergelangan tangannya untuk berhenti tapi kakiku kaku tidak bisa digerakan dan aku hanya bisa menatapnya dalam rasa bersalah.

Aku terbangun dari mimpiku yang berkali-kali mendatangiku setiap malam dengan keringat yang berkucuran di dahiku. Mimpi buruk yang membuatku terbangun saat tengah malam.

Aku menoleh ke sampingku, Elena tertidur dengan tenang. Memandangi wajah tidur Elena membuatku sedikit melupakan mimpi yang baru saja mendatangi tidurku. Tapi, aku tidak dapat tertidur kembali setelah melihat wanita dalam mimpiku itu, sarah berlumuran darah. Aku sudah berkali-kali berusaha untuk menghindarinya, tapi wanita itu selalu datang dalam mimpi yang membuatku khawatir apa yang terjadi dengannya.

Aku beranjak dari kasur, melangkah menuruni tangga menuju ruang tengah. Di sini aku berdiri menghadap kaca besar yang memperlihatkan gelapnya kota di pukul 3 dini hari seperti hidupku.

Aku merasakan tangan yang hangat melingkar di pinggangku dan tubuhnya yang bersandar pada punggungku. Tanpa perlu berbalik aku mengetahui siapa pemilik tangan ini. Apa aku membangunkannya?.

"Aku pikir kau meninggalkanku" ucap Elena yang terdengar sangat menyakitkan untukku. Aku ingin bersamanya. Aku tau itu aku ingin selalu bersamanya tapi aku tidak yakin apa aku bisa tidak meninggalkannya. Tanganku bergerak menyentuh tangannya, menurunkan dan berbalik menghadapnya.

"Mengapa kau berpikir seperti itu?" Aku menyentuh pipinya. Suhu tubuhnya hangat di bandingkan dengan tanganku yang dingin.

"Entahlah, aku hanya takut kau akan meninggalkanku" ujar Elena mendekap tubuhku, aku membalas pelukannya. Bagaimana tidak, dia terlihat sangat membutuhkan pelukan dan begitu juga aku. Aku memerlukan pelukannya saat ini.

"Apa kau bermimpi buruk?" Elena mengangkat kepalanya untuk menatapku. "Mm..ya" ucapku menjawabnya. "Kau ingin menceritakannya padaku?" Dia kembali bertanya. "Tidak.." jawabku dengan jujur, tapi aku rasa aku telah membuatnya kecewa melihat ekspresi wajahnya. Aku tidak ingin dia memikirkan mimpi burukku. Aku harap itu hanya sebuah mimpi buruk.

"Kita tidur kembali, maaf aku membangunkanmu" ucapku mengecup keningnya singkat lalu meraih tangannya untuk berjalan bersama kembali ke kamar.

Elena telah membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan aku terduduk menyiapkan selimut.

"Alex" Elena memanggilku, begitu aku menoleh padanya, dia merenggangkan tangannya membiarkanku memeluknya. Aku tersenyum padanya. Entah apa yang dia lakukan padaku, tapi aku segera berbaring dan meraih dirinya mendekat padaku.

"Saat kau sedang memikirkan sesuatu wajahnya terlihat jelas mengekspresikannya" ujar Elena yang berada dalam dekapanku. "Apa sulit untuk tidur kembali?" Ia bertanya dan kini menatapku. Ketika aku bermimpi buruk, aku tidak dapat tidur kembali, aku akan keluar mencari udara segar dan berlari atau masuk ke dalam ruang gymku dan berolahraga.

"Kau ingin aku bernyanyi lullaby?" Ujarnya lagi membuatku terkekeh. Dia sungguh sesuatu yang tak akan pernah aku temukan lagi. Tak ada yang sama dengannya. Aku hanya menganggukan kepalaku dan meraihnya untuk dipeluk semakin erat.

There You AreWhere stories live. Discover now