Part 13

2.5K 102 0
                                    

Aku terbangun di pagi hari. Segera turun ke lantai bawah menuju dapur untuk minum. Tenggorokanku terasa benar-benar kering setelah semalam. Aku mengenakan kaos putih milik Alex, kaos yang ia kenakan kemarin karena aku tidak menemukan dimana dress yang aku kenakan semalam dan aku bersyukur tidak menemukannya, aku tidak suka mengenakan pakaian ketat milik Natalie itu.

Aku mengambil air minum dari dalam kulkas dan meminum air dalam botol itu. Aku berbalik dan hampir saja mengeluarkan kembali air dalam mulutku saat melihat Alex yang berjalan ke arahku tanpa mengenakan pakaian atasnya. Ya tentu, kaosnya aku pakai.

"Reaksimu seperti tidak pernah melihatnya saja" ucap Alex berjalan menghampiriku dan mengambil botol ditanganku. Ia meminum air dari botol itu kemudian menatapku. "Apa yang ingin kau lakukan hari ini?" Alex bertanya padaku.

"Umm..aku harus mengambil mobilku..membersihkan tubuhku dan mengganti pakaianku, kembali ke apartmenku" ucapku. Alex melangkah semakin dekat dan aku mundur sebagai reaksi cepat, pinggangku mengenai meja dapur.

"Itu yang kau inginkan?" Alex mencondongkan tubuhnya. Tangannya mengurungku, ia meletakkan kedua tangannya diujung meja.

"Aku bisa meminta seseorang untuk mengambil mobilmu..kau bisa mandi disini, dan jika kau ingat aku pernah mengatakan aku memiliki pakaian wanita, pakaian ibuku. Tapi kau juga bisa mengenakan pakaianku." Ujarnya dengan senyum miring diakhir kalimatnya, ia melihat ke tubuhku. Mengindainya, seperti alat pemindai.

"Okay.." ucapku. Aku juga merasa belum ingin pergi keluar. Aku terlalu nyaman berada didalam rumah. "Okay?" Alex menatap wajahku sekarang. "Yeah, aku suka rumahmu, aku bisa menonton dari televisi besarmu itu dan aku melihat kau memiliki beberapa buku, aku bisa membacanya.."

"Kau hanya menyukai rumahku?" Alex menatapku dengan dahinyang dikerutkan. "Entahlah" Aku tersenyum mengejeknya. "Aku akan mandi" ujarku mendorong Alex untuk memberiku jalan. "Ayo" ucap Alex melangkah disampingku.

"Apa?" Aku menoleh kepadanya. Dia bilang ayo? Aku berharap apa yang aku pikirkan bukan yang dia maksudkan. "Aku juga ingin mandi" ucap Alex. "Oh! No.." ujarku menghadap Alex. "Yes" ucap Alex melangkah maju mendekat padaku.

"No" Aku melangkahkan kaki menuju lantai atas, lebih cepat. Aku melihat Alex tidak mengikutiku, membuatku bernafas lega. Aku butuh menjernihkan pikiranku, aku butuh waktu sendiri dan memikirkan apa yang sedang terjadi antara aku dan Alex.

...

Aku turun ke lantai bawah setelah selesai memakai pakaianku, pakaian ibu Alex, floral dress yang nyaman berwarna biru gelap dan cardigan berwarna krem.

Aku menemukan Alex yang berada didapur, ia mengenakan kaos tanpa lengan, memperlihatkan otot-otot dilengannya dan sweatpants abu-abu. Aku berjalan menghampirinya didapur yang sedang membuat sarapan.

Aku berdiri di depan meja dapur, bersebrangan dengannya. Ia mengangkat kepala untuk menatap wajahku lalu turun melihat baju yang aku kenakan. "Kau mengenakan pakaianmu sendiri?" Alex terkekeh setelah mengatakannya. "Aku tidak tau jika kau ternyata memiliki style yang sama dengan ibuku" ujarnya melanjutkan apa yang sedang ia lakukan lalu tertawa.

Aku tau dia sedang mengejekku, tapi aku tidak bisa kesal melihatnya tersenyum bahkan tertawa. Aku tidak pernah melihatnya seperti itu. Aku mungkin sangat beruntung dapat melihat dan mendengar tawa Alex.

"Kau baru saja mengejek dua orang dalam satu kalimat" ucapku melemparinya sayuran yang berada diatas meja dapur. "Aku tidak mengejek" ujarnya.

"Ya, terserah. Apa yang kau buat? Kau memerlukan bantuanku?" Ujarku mengganti topik. "Aku hampir selesai, kau tunggu atau kau bisa menyalakan televisi dan menungguku, aku akan membawa makanan ke ruang tamu" ujar Alex memasukan sayuran yang telah ia potong kedalam panci berisi air dan saus buatannya.

There You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang