🌱10. Janji Vana

46.6K 2.9K 348
                                    

-OPEN PO-
(Bisa pesan dan peluk bukunya)

Cek IG @Sherinauci
Dan @queenfha publisher


"I-itu—"

Ckiiit

Tiba saja mobil angkot berhenti mendadak. Vana melihat ke arah depan dan ternyata sebuah lamborghini berwarna hitam berhenti tepat di depan mobil angkot. Itu mobil seorang Davier Bhatia.

Vana beringsut mundur, menyembunyikan tubuhnya di balik tubuh wanita paruh baya. Ia mengigit bibir bawahnya kencang hingga setetes darah terbentuk di bibirnya.

Supir angkot itu mengarahkan pandangannya ke segala penjuru. Seluruh area jalanan sudah tertutup dengan banyaknya mobil. Oh, astaga dirinya seakan buronan di sini.

Vana kebingungan sekarang, entah apa yang harus ia lakukan saat detik-detik tertangkapnya. Apa ia pura-pura pingsan saja agar Davier menunda hukumannya atau ia kabur saja dan tertangkap dengan gaya tak elegan? Atau ia bunuh diri di sini?

"Keluar atau saya akan menggeretmu!"

Sial. Itu suara Davier. Ia diam, mengulangi ancaman Davier di dalam hatinya.

"Vana? Keluarlah, saya hitung sampai lima kalau tidak keluar juga saya akan membakar angkot ini," ancam Davier dengan dingin.

"Satu."

"Dua."

"Ayo Neng keluar aja, nanti mobil saya beneran dibakar," titah Supir angkot memelas.

Vana menelan saliva kasarnya. Tidak ada pilihan lain, ia harus menyerah kali ini.

"Tunggu Dek, biar saya ngomong dulu," ucap salah satu penumpang tadi hendak keluar dari angkot. Melihat itu, Davier terkekeh pelan. Adiknya hanya bisa membuang-buang waktunya.

"Tolong anda jangan menculik dia atau saya laporkan anda ke kantor polisi," ancam penumpang itu.

Davier kembali terkekeh seram. "Vana keluarlah jangan sampai saya kehilangan kesabaran saya!" tekan Davier marah.

"Apa maumu! Dasar pedofil!" sahut seorang wanita remaja, kira-kira umurnya 19 tahunan. Keluar dari mobil angkot. "Dia masih kecil!"

Davier sama sekali tak menghiraukan kalimat-kalimat tidak jelas yang dilontarkan oleh mereka. Konyol sekali, pikir Davier setelah mendengar mereka tiba-tiba berkoar seolah-olah mereka tahu semuanya.

"Vana keluar! Apa Kakak harus bersikap kasar dulu baru kau menurut padaku?"

Terlihat para bodyguard yang ingin menghampiri Davier namun segera mungkin Davier mengkode mereka agar tidak usah ikut campur.

"Kakak?" beo wanita itu.

"Maaf," cicit Vana yang baru keluar dari mobil. Gadis itu bersimpuh dan memeluk kaki Davier. "aku mohon, biarkan mereka pergi. Jangan buat keributan di sini."

"Beri jalan! Setelah itu kalian pergi! Saya sudah tidak memerlukan kalian!" perintah Davier, tak lama para bodyguard memberikan jalan untuk mobil angkot itu lewat.

Vana & Shila [SUDAH TERBIT & KARYAKARSA]Where stories live. Discover now