🌱4. Keajaiban

53.6K 3.3K 106
                                    

-OPEN PO-
(Bisa pesan dan peluk bukunya)

Cek IG @Sherinauci
Dan @queenfha publisher



Vana tidak sepenuhnya tidur. Ia dapat mendengar semua suara yang ada di kelasnya termasuk suara Shila tadi. Jujur saja, ia ingin mengatakan kalau dirinya juga sayang pada Shila. Tak ada sedikit pun rasa benci dalam hatinya untuk Shila. Namun, ketidaksukaan anggota keluarganya membuatnya mau tidak mau menjauhi Shila. Hal ini ia lakukan demi Shila. Ia tidak mau Shila disalahkan atas kesalahannya. Ia juga tidak mau disalahkan jika suatu hari nanti Shila membuat kesalahan dan dirinya-lah yang akan disalahkan.

Guru seni budaya masuk. Ia bangkit dari posisi semula menjadi duduk tegak. Pandangannya kini tertuju pada sebuah pulpen unicorn berwarna putih pink. Tanpa sadar, sudut bibirnya terangkat. Kecil, kecil sekali hanya orang yang ada di dekatnya baru sadar kalau itu sebuah senyuman. Tangannya mengambil paper note yang tertempel di pulpen tersebut.

Selamat pagi Van:) hari ini ulangan SBK semoga dapat nilai sempurna. Semangat!!

-Shila Cantik

Saat dirinya selesai membaca tulisan Shila. Shila menoleh menatapnya sambil melempar senyum. Ia muak, membuang muka kemudian meremas paper note itu dan membuangnya di laci meja berserta pulpennya. Biarkan, biarkan Shila sedih toh kesedihan Shila tak sebanding dengan apa yang ia rasakan.

"Hari ini ulangan seni budaya. Simpan buku kalian di dalam tas, ingat! Yang ada di meja hanya ada alat tulis. Jika kalian ketahuan mencontek maka kalian tidak akan bisa mengikuti ulangan selama 2 bab kedepan. Mengerti?" ujar Bu Kinan panjang lebar.

"Mengerti Bu," jawab murid kompak.

"Ibu yakin kalian tidak akan mencontek. Kalian itu berada di kelas unggulan. Pertahankan posisi kalian, jangan sampai karena mencontek, kalian dikeluarkan dari kelas ini."

OoO

Setelah ulangan seni budaya berakhir. Bu Kinan langsung mengoreksi semua jawabannya. Jantung Shila berdegup kencang, menunggu namanya dipanggil oleh Bu Kinan untuk mengambil nilainya. Ia berdoa dalam hati, semoga nilainya kali ini meningkat.

"Devana Bhatia Cowdree?" panggil Bu Kinan.

Shila menoleh ke belakang. Melihat Vana yang bangkit dari kursi dan menghampiri Bu Kinan. Vana menatap acuh ke arahnya tak lama menatap, dia langsung mengalihkan pandangannya ke arah Bu Kinan duduk.

"Selamat Vana, nilaimu sempurna. Jawabanmu lengkap dan jelas, meski essay kamu bisa mengisinya dengan tepat." Puji Bu Kinan sambil menyerahkan kertas bertuliskan 100 bertinta hitam.

"Terima kasih Bu," balasnya tak semangat.

"Kamu tidak senang?" tanya Bu Kinan penasaran.

"Senang," jawab Vana singkat lantas pergi dan kembali ke tempat duduknya.

"Desshila Bhatia Cowdree!" Panggil Bu Kinan kembali.

Shila bangkit dari duduknya. Mengambil kertas yang di sodorkan Bu Kinan. Ia menghela nafasnya, pelajaran Seni Budaya selalu saja menjadi bumerangnya. Entah kenapa dari dulu hingga sekarang dirinya tidak mau bersahabat dengan pelajaran Seni Budaya. Ah, sangat membosankan menurutnya.

Setelah Bu Kinan telah selesai membagikan hasil ulangan harian hari ini. Bel istirahat berbunyi nyaring, memekakan telinga.

"Vana!" panggil Shila seraya berjalan menghampiri Vana, membawa sekotak bekal yang telah disiapkan tadi pagi.

Vana & Shila [SUDAH TERBIT & KARYAKARSA]Where stories live. Discover now